Blind Date

49 2 0
                                    

Cast: Kang Daniel [Wanna One]
Genre: romance, school life

"Hey! Kau tau?" ucap Somi, teman sebangkuku.

"Apa?" balasku dengan wajah muram.

Kenapa? Karena aku dalam masa di mana wanita sangat kesakitan. Eum- kalian pasti mengerti apa maksud ku.

"Aku berkencan dengan pria yang aku temui di kencan buta," ucapnya dengan mata yang berbinar-binar.

Mata ku sedikit melebar, "hah? Secepat itu?" ucapku.

"Memangnya kenapa?"

"Astaga! Bangunlah Jeon Somi! Kau baru bertemu dengannya dua minggu yang lalu," jelasku.

Walaupun aku cenderung tak peduli dengan keadaan, tapi kalau masalah sahabatku ini, no no no. Aku tak mau sahabatku ini tersakiti oleh orang lain.

"Kau tau animasi Frozen? Bahkan Anna percaya pada Hans yang baru ia temui pagi tadi," ucap Somi.

Astaga Jeon Somi! "Tapi kau pasti ingat betul kalau Hans adalah lelaki yang tidak baik," sahutku.

Benar saja. Somi kini terdiam tak menjawab perkataanku.

"Ah sudahlah, terserah padamu kalau kau ingin terjebak pada cinta butamu itu. Setidaknya aku sudah mengingatkan," ucapku sambil berlalu menuju toilet.

"Kau mau kemana?" tanya Somi sebelum aku pergi.

"Toilet," jawabku singkat.

.

.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu. Tapi pamanku belum juga menjemput. Bahkan Somi sudah pulang bersama dengan kekasih barunya.

"Belum pulang?" tanya seseorang di samping kananku. Aku yakin ia baru saja datang.

Aku menoleh.

Astaga ... astaga!

Dia Kang Daniel seonsaengnim! Guru bahasa Inggris. Setauku dia masih berumur 22 tahun.

"Ah, annyeo-"

"Aih! Santai saja," ucapnya lalu menyuruhku untuk kembali duduk di bangku halte.

"Ah- baiklah," akhirnya aku kembali duduk di bangku halte.

"Kenapa belum pulang?" tanya Kang saem.

"Paman ku belum sampai,"

"Mau pulang bersama? Aku membawa sepeda hari ini," ajaknya.

"ah- tidak apa saem. Ku rasa pamanku sudah dekat," jawabku.

"Aih. Kau terlalu sering mengatakan 'ah',"

"Seonsaengnim juga sama! Kau sering mengatakan 'Aih'."

"Memperhatikanku?" tanyanya.

Pantas saja banyak teman sekelas ku yang menyukainya. Dia terlalu mengistimewakan wanita. Aku tahu itu bagus. Tapi kalau terlalu sering, itu akan berbahaya bagi kesehatan jantung.

Kalian harus tahu itu.

"Sudahlah, ayo ikut aku," ucapnya.

"Hng?" aku bingung sekarang.

"Ayo! Kita harus ambil sepedaku dulu," ucapnya lalu menarik tanganku menuju parkiran sekolah.

Paman maafkan aku karena tidak menunggumu sampai kau datang. Aku serius, maafkan aku. Hiks.

.

.

"Rumah mu disini?" tanya Kang saem.

ROOM 4Where stories live. Discover now