EVENT RUMAH_Rumah Lama

6 2 3
                                    

Screenwriter: Loveyou_self07 // Casts: Ong Seongwoo, Kang Daniel & Lily

***

Hanya ingin merasakan damai saat di rumah sepertinya hanya semu belaka bagi gadis yang tengah menutup kedua telinganya. Di balik pintu lusuh terdengar suara teriakan serta umpatan kotor dari kedua orang tuanya.

Entah berapa lama Lily duduk meringkuk dibelakang pintu itu. "Tolong, siapa saja. Keluarkan aku dari neraka ini," lirihnya bercampur dengan isak tangis penuh putus asa. Semenjak pandemi mulai meliputi daerahnya, diwajibkan untuk selalu di rumah.

Itu seakan mimpi buruk bagi Lily yang memiliki keluarga tidak harmonis. Dihitung dari sang ayah menjadi pengangguran serta ibunya yang tidak bekerja. "Tuhan, aku mohon. Kirimkan malaikat penyelamatku, tempat ini sungguh menyiksa." Dengan suara parau, dia memohon penuh pilu. Hingga rasa kantuk muncul.

***

Bukankah rumah, merupakan tempat untuk pulang? Kenapa aku tidak memiliki hal tersebut? Bangunan lusuh di depan sana, saksi tumbuh kembangku hanyalah neraka penyiksa mental.

"Hei, Ly, bangun." Suara nan lembut itu berusaha membangunkan sang gadis yang tengah tertidur penuh dengan keringat dingin.

"Tolong hentikan!" teriaknya dengan wajah ketakutan. Seseorang di sebelahnya langsung memeluk erat.

"Apakah kau bermimpi buruk lagi?" tuturnya sambil mengelus punggung belakang sang gadis dengan penuh kasih sayang.

"A-aku tidak bisa melupakan hal itu," sahutnya. Ketakutan terpancar jelas di kedua matanya, bayangan kelam masa lalu selalu hadir disetiap tidur.

"Ly, lihat aku. Ong Seongwoo. Suamimu, masa depanmu, rumah tempatmu pulang. Masih ada aku di sini," ucapnya sambil memegang kedua bahu Lily dan menatap lekat matanya.

"Mereka orang tuaku, sampai kapan pun akan tetap begitu." Lily kembali terisak kencang, demi apapun dadanya terasa pedih mengingat pertengkaran ayah dan ibunya.

"Besok kita akan ke psikolog lagi, aku akan membantumu sembuh. Sekarang tidurlah," Seongwoo memeluk erat Lily, membuat dia merasa aman hingga tertidur pulas.

"Tapi, mungkin besok aku akan pulang ke rumah lama," sahut Lily yang tengah tersenyum tipis.

"Baiklah," jawab Seongwoo.

Hati Seongwoo merasa sakit saat melihat istri, yang dia nikahi beberapa tahun lalu kembali tersiksa dengan bayangan masa lalunya. "Andai aku datang lebih awal, mungkin kau tidak akan seperti ini Ly," lirihnya sambil melihat wajah damai sang istri.

***

Saat kita berjanji untuk selalu bersama, saling melengkapi satu sama lain. Namun kau melanggar semua itu, rumahku hilang bersamaan mata indahmu tertutup.

"Kau harus kuat, mungkin memang takdirnya seperti ini lebih baik," ucap Daniel yang berdiri di samping Seongwoo.

"Aku tidak tahu harus berekspresi seperti apa," lirihnya sambil menatap pusaran makam sang istri.

"Ternyata dia sungguh pulang ke rumah lama, siapa sangka rumah yang Lily maksud adalah di sisi-Nya." Air mata yang menetes ke dua pipi Seongwoo, menjelaskan betapa sangat kehilangannya.

"Ini bukan salahmu Seong, memang takdir berkata demikian," ucap Daniel. Para peziarah sudah pergi daritadi, hanya tersisa mereka bedua di sini dengan kesedihan Seongwoo.

"Andai, malam itu aku sadar malam itu dia tidak baik-baik saja, aku melihat semuanya, melihat saat dia meminum pill racun itu. Namun Lily jawab, itu obat resep dokter." Pengakuan Seongwoo dengan suara putus asa, membuat Daniel mengerti betapa hancurnya sang sahabat.

"Jangan ada penyesalan Seong, setidaknya kau sudah pernah menjadi rumahnya saat keluarga Lily menolak kehadirannya," ucap Daniel.

"Kau benar, saat keluarga Lily menolak karena dituduh anak haram. Aku muncul sebagai penyelamat, namun sekarang aku menyesal tidak bisa menyelamatkan untuk kedua kalinya." Perlahan hujan mulai turun, seakan ikut berduka.

"Disetiap hal yang terjadi, pasti ada hikmah. Lily sekarang sudah pulang ke rumah sebenarnya, setidaknya kau pernah menjadi rumah singgah dan penyelamatnya," tutur Daniel dengan tulus, mendengar hal tersebut Seongwoo tersenyum tipis seketika.

"Kau benar, aku adalah rumah singgahnya. Sekarang Lily kembali ke rumah lama, dan di sana dia tidak akan menderita."

ROOM 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang