9 BLIND DATES

66 9 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Title : 9 Blind dates

Author : oktaehyun

Wattpad : oktaehyun

~

You fall in love with the most unexpected person at the most unexpected time.

~

"Apa-apan kau ini?!" teriak Minji kesal ketika sebuah map berisi profil sebuah pria terpapar di meja kerjanya.

Sementara Irene yang membawa itu memutar bola mata malas, menyenderkan tubuhnya di pintu ruangan Minji dengan tatapan sebal.

"Calon untukmu. Kau pikir apa lagi?"

Minji menghempaskan map itu dengan sedikit marah. "Aku tidak butuh pria, Rene. Terima kasih sudah baik sekali memikirkanku. Tapi, kau harus ingat sudah menyuruhku untuk kencan buta selama tujuh kali dan gagal semua," teriak Minji kesal. Dia sendiri tidak paham kenapa Irene begitu memikirkannya sementara dia sendiri santai-santai saja dengan hidupnya yang sekarang.

Irene menghela napas dan membawa jemarinya untuk menyentuh punggung tangan Minji. "Kau sepupu yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Sudah sewajarnya aku melakukan hal ini karena—"

"Ibuku yang menyuruhnya kan?" potong Minji tanpa menatap Irene. Wanita itu agak terkejut sampai-sampai dia harus berdeham untuk menyamarkan reaksinya.

"Kenapa kau berpikir seperti itu sih? Bibi kan tidak punya nomor ponselku."

Minji terkekeh sambil mendengus, kemudian menatap kakak sepupunya itu dengan malas.

"Setelah menikah, aktingmu jadi tidak terlalu bagus," sindir Minji. "Jujur saja denganku, Ibuku yang menyuruhnya kan?"

Irene menghela napas dengan pasrah sambil menatap Minji malas. "Ya kau benar. Bibi yang menyuruhku. Tapi, aku paham bagaimana perasaan Bibi. Kau anak gadis satu-satunya dan sampai sekarang belum menikah."

Minji menghela napas kasar. "Lalu apa masalahnya? Terserah aku kan mau menikah atau tidak. Aku—"

"Minji," potong Irene cepat. Kali ini tatapannya lebih tajam dari biasanya. "Kau tidak bisa terus-terusan melajang seperti ini. Aku tahu, setiap wanita pasti ingin disayangi. Jangan jadikan pengalamanmu sebagai acuan dalam berhubungan. Gagal itu biasa, kan kita ingin mencari yang terbaik. Benar begitu kan?"

Perkataan Irene tak sepenuhnya salah. Jauh di lubuh hatinya, dia ingin mempunyai teman hidup. Dan ketika melihat teman sebayanya sudah memiliki anak, dia pun menginginkannya. Namun, kegagalan membuatnya sedikit menyimpan rasa trauma. Bagaimana kalau kali ini dia gagal lagi?

Minji menghela napas sambil kembali melihat profil pria itu pada sebuah map lalu memandang Irene. Dengan anggukan ragu, akhirnya Minji menyetujui kencan buta itu sekali lagi.

ROOM 4Where stories live. Discover now