Part 7

16K 686 1
                                    

Cinta selalu tau, kemana ia harus berlabuh. -THA-

---

"Kak. Anterin Prilly pulang yah. Aku sama kak Kevin masih mau jalan. Kasian soalnya kalau Prilly ikut, sepertinya dia kelelahan." Terang adik menyebalkanku seenaknya.

Apa-apaan dia ini, kenapa selalu mengambil keputusan sepihak. Huft! Salahku juga yang selalu memanjakannya. Keluhku dalam hati.

"Ok. Tapi inget, ini terakhir kalinya kau mengganggu hari liburku!" Balasku kesal.

"Rumahmu dimana?" Lanjutku mengalihkan pandangan kearah wanita mungil disebelah Mila.

"Mm, saya pulang sendiri saja. Takut merepotkanmu." Jawabnya membuatku malas.

"Tak usah basa-basi. Kalau bukan karena adikku yang meminta, aku juga tak akan mau." Balasku kejam. Mila melotot marah padaku.
"Bercanda!" Lanjutku menatap adikku.

"Ayok. Kita biarkan saja dua makhluk rese ini bermesraan. Aku jijik melihatnya." Keluhku menarik tangan sih mungil. Lembut juga, gumamku.

***

Awalnya sempat terkejut dengan permintaan Mila, dan juga ada sedikit rasa sesak ketika Ali berkata seperti itu. Tapi saat dia menarik tanganku, entah kenapa aliran darahku seperti berhenti mengalir. Nafasku tercekat, wajahku memanas. Oh Tuhan, apakah ini yang disebut jatuh cinta? Tapi tak mungkin, aku tak mungkin jatuh cinta padanya.

"Dimana alamat rumahmu?" Tanya pria dingin bernama Ali ini padaku sekali lagi.

"Eh. Jl. Permata Hijau no. 26" Jawabku gugup.

"Ok." Jawabnya lagi singkat.

Astaga, kenapa jantungku rasanya berdebar tak karuan seperti ini. Kami berdua hanya diam tanpa berbicara sepatah katapun. Pria disebelahku hanya fokus mengemudi menatap kedepan. Aku bingung harus melakukan apa sekarang. Aku putuskan untuk melihat jalanan dari jendela sampingku. Jalanan malam ini agak sedikit macet, tapi untung tidak separah seperti biasanya. Tiba-tiba saja mataku berat dan akhirnya terlelap begitu saja.

***

"Kamu sengaja yah Mil nyuruh Ali nganter Prilly? Padahal kan kita langsung pulang kerumah." Curiga Kevin tepat sasaran.

"Iya kak. Abis kak Ali ngeselin. Padahal udah ketauan dia itu suka sama Prilly, tapi sok cool ga mau ngakuin. Tiap datang ke cafe Prilly, dia tuh diam-diam suka merhatiin Prilly. Cuma yah gitu ngeles mulu kaya bajaj kalau ketauan." Terang Mila gemes.

"Iya sih. Sempet kecolongan aku juga waktu itu. Cuma seperti kata kamu, sok cool ga mau ngaku. Yah mudah-mudahan aja mereka berjodoh, dan suatu saat Ali mengakuinya sendiri. Biar dia taubat juga!" Harap Kevin tulus.

Ya. Mila juga mendoakan dalam hati. Dia berharap Prilly adalah wanita yang tepat untuk kakaknya. Walaupun ia tau bahwa kakaknya akan susah untuk membuka hati kembali, apalagi mengakui perasaannya sendiri. Tapi ia yakin, jika Tuhan sudah menakdirkan maka Ali pun tidak akan bisa menolaknya.

***

"Shit! Kenapa bibirnya selalu memanggil-manggil gue untuk mengecupnya!" Umpat Ali tertahan.

Ya. Saat ini mobilnya sudah berada didepan gerbang rumah Prilly. Namun sang empunya masih terlelap dengan damainya. Ali pun sedari tadi hanya memandangi wajah damainya. Ada perasaan aneh yang menjalar ketubuhnya saat dekat dengan wanita mungilnya saat ini. Entah dorongan darimana Ali pun memajukan wajahnya kearah wajah Prilly. Pandangan matanya tertuju kebagian bibir berwarna merah muda yang selalu ingin ia kecup. Semakin dekat dan semakin dekat, sampai akhirnya ...

***

"Eengghhh!!" Lenguh Prilly terbangun dari tidurnya. Ia pun terkejut karena wajah Ali saat ini sangat dekat dengannya. Ia pun merasakan nafas Ali yang menerpa wajahnya.

"Sorry, aku ketiduran yah?" Tanya Prilly gugup.

Ali masih saja belum beranjak dari tempatnya. Wajahnya masih berada didepan wajah Prilly, mata tajamnya terus menatap bibir merah muda itu. Membuat Prilly salah tingkah dan terpaksa memundurkan wajahnya gugup. Ali pun akhirnya tersadar dan memundurkan kepalanya. Ia pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Sorry. Tadi mau bangunin kamu. Cuma kayanya pules banget, jadinya ..." Ucap Ali kembali dengan wajah datarnya.

"Iya tak apa-apa. Makasih yah sudah mengantarkanku sampai rumah. Aku masuk dulu, kamu hati-hati. Sekali lagi thanks." Balas Prilly serta berpamitan.

"Pril!" Panggil Ali saat beranjak ingin keluar. Saat Prilly berbalik, tiba-tiba...

Cup!

Sebuah kecupan singkat membuat Prilly sangat terkejut, rasanya jantungnya ingin melompat keluar.

"Good night, have a nice dream." Ucap Ali lembut.

Prilly yang masih terkejut pun tak bisa berkata-kata, ia pun langsung keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah dengan perasaan campur aduk. Sementara Ali hanya merutuki kelakuan bodohnya barusan.

***

"Hello darling" Sapa seseorang saat Ali baru saja memasuki ruang tamu rumahnya. Ali yang sempat terkejut, akhirnya menampakkan senyum manis saat melihat siapa orang tersebut.

.
.
.
.
.
.
.

-THA-
17 Mei 2016
15.46

TRUE LOVEWhere stories live. Discover now