Penawar Racun

1.6K 102 16
                                    

Mata coklat keemasan itu tertutup, jemarinya yang putih pucat memegangi kepalanya gundah. Lelaki itu membisu, tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Empat orang lain dalam ruangan itu memandang Justin cemas, mereka tahu hal ini pasti berat bagi lelaki itu.

"Apakah itu satu-satunya cara untuk mengembalikan ingatan Lena?" tanya Rowena memecah keheningan.

Bennet memandangi Rowena penuh penyesalan sebelum akhirnya mengangguk pelan.

Christian menghembuskan nafas kasar, "Kenapa setelah Vlad kita harus kembali berurusan dengan Elise? Mereka tidak ada bedanya."

Justin menatap Christian tanpa makna. Sahabatnya itu benar, Elise dan Vlad tak berbeda sama sekali. Dua vampire kejam yang sama sekali tak mengenal kasih sayang.

"Semuanya pasti bisa dilalui, kau hanya perlu mengelabuinya Justin." kali ini semua mata memandang Robert. Menuntut penjelasan lebih lanjut atas ucapan pria paling berpengaruh di Olso.

"Jika bunga Oliver memang hanya ada di kediaman Elise, kau hanya perlu mengelabuinya. Ia masih wanita yang sama, bukan?"

Semua orang nampak berpikir, lalu akhirnya setelah beberapa lama Christian mengangguk setuju, "Perkataan Yang Mulia benar, kau hanya perlu 'berpura-pura' menjadi Justin yang dulu."

"Justin yang dulu maksudmu?"

"Justin lima abad yang lalu, Ibunda Ratu. Justin dimasa manusianya." sahut Christian.

Rowena bangkit dari kursinya, memandang Justin yang masih terpejam lalu beralih menatap tajam kekasihnya. "Tidak! Aku tidak setuju!"

"Kenapa, Rowena? Bukankah itu ide yang bagus." Margareth menimpali.

"Tidak, Ibunda. Aku rasa membiarkan Justin dan Elise bersama itu bukan ide yang bagus. Itu mengerikan."

Satu alis Christian terangkat naik, "Apa alasanmu Rowena?"

"Huh," wanita berambut coklat keemasan itu menghela napas lelah. "Aku hanya tak ingin kepura-puraan itu menjadi nyata."

"Tapi Rowena, ini semua demi Lena. Bukankah kau selalu ingin kebahagiaan untuknya?"

Hening. Rowena tak lagi menyahut, wanita itu hanya berdiri memandang ke arah Christian. Bibirnya terkunci, seakan kehilangan ribuan kata saat kekasihnya menyinggung salah satu wanita yang paling ingin ia lindungi. Seorang Lena Lee.

"Lena ..."

Christian bangkit dan berjalan ke arah wanita bermata biru itu. "Dia butuh penawar itu, Rowena. Aku yakin Justin dapat melakukannya dengan benar."

Robert mengangguk setuju, "Kita semua harus yakin bahwa Justin bisa melakukannya."

Rowena memandang Justin. Ditatapnya mata coklat keemasan itu penuh harap. Sudut bibirnya tertarik saat Justin tersenyum tipis, nyaris tak terlihat.

Semoga ini benar, aku harap.

-------

Gemerisik tetangkaian mawar terdengar, seiring dengan hembusan angin yang bertiup lembut. Sepatu kulit berwarna coklat tua itu menggeser tanah secara bergantian, sudut bibir wanita itu tertarik ke atas membentuk senyuman simpul.

"Hai, Lena."

Lena berbalik dan seketika senyumannya luntur berubah menjadi debaran jantung yang tak terkendali. Justin tersenyum, memandang tingkah wanita bermata coklat yang sedang salah tingkah itu lalu akhirnya mengambil tempat di samping wanita itu.

"Kau sudah baikan?" tanya Justin lagi.

Lena mengangguk walau pandangannya tetap menjuru ke arah hamparan mawar merah yang menawan. Lelaki itu tertawa, diusapnya rambut coklat keemasan yang terurai itu pelan. Lena mendongkak, napasnya tercekat saat mata coklat keemasan itu memandangnya sendu. Penuh kasih sayang.

Lena Lee : When You Comeback[2]Where stories live. Discover now