Skenario

532 50 13
                                    

"Cukup lama."

Justin berkicau dengan nada gurau saat pandangannya melihat wanita itu berdiri diambang pintu kamarnya. Wanita itu menunduk, menantap ke bawah dengan botol ramuan yang digenggam kedua tangannya. Justin mengerenyit saat menyadari Lena tak kunjung beralih dan bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri.

"Ada apa, Lena? Apa ada masalah?" Justin bertanya, raut wajahnya nampak begitu khawatir.

Lena menggeleng, pandangannya terus menunduk. 

"Apa kau tak sakit?" Ucap wanita itu kemudian.

Justin terlihat bingung, "Sakit?" sahutnya berjeda, "Sakit apa yang kau pertanyakan?"

"Apa kau tak sakit?" Lena mengulang ucapannya.

"Aku benar-benar tak mengerti." 

Kepala Lena mendongkak, menampilkan mata coklat keemasan miliknya. Dipipinya, terlihat bekas air mata yang mengering. Justin mematung, saat itu ia tak lagi merasakan apapun. Seolah-olah hanya ada dirinya dan wanita itu didimensi lain. 

Tanpa menghiraukan tubuhnya yang belum pulih total, lelaki itu menyibakkan selimutnya. Perlahan turun dari ranjang dan mendekati wanita itu.

"Lena."

Buliran bening yang sempat berhenti kembali keluar dari matanya yang indah, Lena tak lagi bisa menyembunyikan tangisnya ketika ia merasakan dekapan hangat yang rasanya telah pergi darinya begitu lama.

"Aku benar-benar merindukanmu." Justin kembali berucap.

Lena tersenyum manis, tanpa isyarat wanita itu mencium bibir Justin lamat. Justin yang awalnya sempat terkejut akhirnya membalas perbuatan wanita itu. 

"Aku mencintaimu." Dua kata hanya dua kata ajaib yang selama ini ditunggu Justin akhirnya keluar dari bibir wanita itu, Lena.

"Lena, kami juga merindukanmu."

Lena dan Justin melihat kearah sumber suara. Tak jauh dari mereka berdiri tiga orang vampire yang amat Lena kenali; Christian, Rowena, Zac.

"Maafkan aku telah menyusahkan kalian selama ini." Lena menyahut.

Rowena tersenyum kecil, melangkah pelan mendekati Lena dan langsung memeluk wanita itu erat, tak ingin lagi Lena pergi jauh dari mereka.

"Tak ada yang disusahkan, Lena." Ucap wanita bermata biru pelan saat pelukan mereka terlepas. "Kau merelakan dirimu untuk klan kami, maka kami juga akan merelakan diri kami demi dirimu."

Lena tersenyum lebar, sekarang semuanya telah kembali. Semua siluet hitam yang selalu menghantui pikirannya telah kembali utuh. Rasa yang pernah hilang telah ia temukan kembali. Matanya yang coklat keemasaan menyusuri ruangan, menatap semua orang dan suasana yang telah lama ia lupa.

"Kau sudah meminum darah, Lena?" Christian tiba-tiba bersuara, membuat pandangan Lena beralih pada lelaki itu. Lena menggeleng pelan.

Kekasih Christian yang berdiri disampingnya mengamit tangan wanita itu pelan, "Kita ke ruang makan, kami sudah menyiapkan darah untukmu disana."

Baru saja mereka hendak beranjak, suara Justin yang khas menghentikan langkah mereka. Membuat semua mata tertuju padanya.

"Tunggu," Justin menatap bingung ketiga vampire didepannya. "Aku belum mendapatkan bunga Oliver, bukan? Lalu kenapa Lena bisa mendapatkan ingatannya kembali?"

Mata biru Rowena menatap Zac dan Christian penuh misteri, bibirnya tersenyum manis seolah-olah ada peristiwa yang amat penting yang dilewatkan oleh lelaki itu.

Lena Lee : When You Comeback[2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang