Epilog

729 68 16
                                    

Sentuhan lembut angin menerbangkan malu-malu rambut wanita rupawan yang duduk ditaman belakang rumahnya. Wanita itu nampak begitu cantik dengan gaun abu-abu dan rambut yang ia sanggul kebelakang. Dipangkuannya, terdapat kotak kayu yang berisi kenangan ibundanya tercinta, Alice Lee.

Tak jauh darinya, lelaki bermata coklat keemasan itu memerhatikannya dengan syahdu. Setiap gerakannya yang lembut, wajahnya yang serius dan bibirnya yang sekali-sekali tersenyum saat melihat beberapa foto didalam kotak dipangkuannya. 

"Apa yang dilakukan Lena disana?"

Justin menatap seorang lelaki yang tiba-tiba ikut berdiri disampingnya sekilas lalu kembali memfokuskan pandangannya ke wanita itu.

"Hanya melihat beberapa kenangan Alice." Sahut Justin acuh tak acuh.

Lelaki disampingnya itu mengangguk pelan lalu ikut memerhatikan Lena dari kejauhan. "Dia nampak cantik seperti itu." 

Justin mengangguk setuju, "Dia selalu cantik bahkan saat ia tidur mendengkur."

"Kau benar, apalagi saat dia menggeliat." tambah lelaki itu.

"Benar, aku---" Justin menghentikan  ucapannya dan menatap tajam kearah lelaki, "Sialan, kau mengintipnya tidur?"

Zac tertawa pelan, "Tentu tidak. Aku hanya menggodamu." Ucapnya disela-sela tawanya.

Tatapan Justin melunak dan bertanya kepada saudaranya, "Kau tak ke kerajaan, Zac? Bukankah tugasmu banyak belakangan ini?"

"Kau mengingatkanku lagi." Zac mendecak kesal. "Biarkan aku beristirahat hari ini, Raja. Elise juga butuh kasih dan sayang dariku."

Justin menatap Zac heran, lelaki ini tidak dapat ditebak. Kadang sedingin es dan selembut bulu beruang. 

"Lalu, dimana Elise sekarang?"

"Disini." Elise menyahut dari ambang pintu ruang belakang. Berdiri dengan cantik dan anggun, seperti dirinya yang biasanya.

Justin menatap Elise dan Zac bergantian, "Kalian ingin pergi?"

"Ke Hammer, beberapa hari." sahut Zac, "Ketika aku kembali, aku akan menyelesaikan semua pekerjaanku." 

"Pergilah, pekerjaanmu dapat kau kerjakan nanti." 

Zac mengangguk lalu berjalan meninggalkan Justin menuju ke Elise yang terlihat menantinya. Saat kedua vampire itu hilang dari pandangan lelaki itu, Justin kembali menatap kearah Lena berada sebelum ia menyadari wanita itu sudah tak lagi berada disana. Mata coklat keemasannya mengedar mencari wanita itu disekeliling taman.

"Mencariku?" Lena mencium pipi Justin sekilas.

Justin tersenyum manis, "Aku tak mau kehilangan dirimu walau sedetik."

Lena terkekeh pelan, "Kau bercanda."

"Tidak."

"Ohya?" Lena menatap Justin menggoda, "Beberapa hari lalu kau meninggalkan aku ke Olso."

Justin tersenyum lebar, rayuannya tak mempan untuk wanita ini. "Urusan kerajaan, Lena. Kau juga sakit demam saat itu."

Lena menatap tak peduli dan berjalan melewati lelaki itu, tapi bukan Justin namanya jika tak mengikuti Lena kemanapun. 

"Aku bingung beberapa hari ini badanku tak terasa enak." Kata Lena saat meletakkan kotaknya didalam lemari ruang kamarnya. Justin yang berdiri dipintu kamar perlahan memasuki kamar itu.

"Kau sibuk mengurusi semuanya. Tentu saja kau sakit."

"Tapi aku kan vampire bukan manusia, kau dan Rowena tak pernah sakit." sahut Lena.

Lena Lee : When You Comeback[2]Where stories live. Discover now