Ibu...?

269 28 0
                                    

Ujian Kenaikan Kelas selesai..
AKHIRNYA /sighs/

Doaiin saya bisa dapat banyak ide jadi bisa cepat update ( ^ ^ )/

Di chapter ini, akan banyak mengandung time skip/?

==================================

Rumah tidak selamanya berlandaskan properti. Orang tua juga merupakan rumah dimana setiap anak dapat merasakan ketenangan, kenyamanan, dan cinta dari mereka. Sayangnya, tidak semua anak di dunia ini dapat merasakan hal yang serupa.

Hari Kamis ini pun menjadi pengecualian untuk dirimu. Kepalamu yang belum sepenuhnya pulih dari rasa sakit malah ditambah dengan rasa bingung bercampur kesal akibat pemuda bersurai merah tersebut.

Untuk menebus segala perasaan dan rasa sakit itu, kamu memilih untuk menolong Ayahmu sepulang sekolah. Memang lelah, tetapi, rasa lelah tersebut mengalahkan rasa sakitmu dan menghapusnya secara perlahan meskipun temporer. Kamu merasakan perubahan kecil itu dan mengakui bahwa dirimu cukup senang. Pikiran sempitmu pun mendarat pada satu konklusi sederhana,

"Problem Solved."

Gumammu dengan nada yang terdengar senang sebelum memejamkan kedua matamu dan mengakhiri hari tersebut. Tetapi, kamu belum mengetahui bahwa nyatanya, konklusi yang kamu garis bawahi tersebut salah besar.

< Time Skip >

Hari Jumat, hari yang cukup berat karena pelajaran-pelajaran rumit nan sulit mendominasi jadwal pelajaran kelasmu. Anehnya, hari ini berlalu amat cepat. Rasanya 3 jam pelajaran berlalu hanya 5 detik. Bagus untukmu karena kecelakaan kecil kemarin, kepalamu masih pusing ketika memaksakan dirimu untuk berkonsentrasi dalam pelajaran.

Setelah pulang sekolah, salah satu teman karibmu menepuj pundak kananmu dari belakang. Spontan, kamu memutar badanmu untuk bertemu dengan figur yang ingin memulai suatu perbincangannya denganmu,

"Ah? Ya?"

"Ayo ikut kami ke karaoke! Kan besok libur, (F/N)."

"Tapi-Aku tidak bisa main sampai malam.."

"Eh? Kamu terlalu khawatir, (F/N)!"

"Nanti Ayahku marah.."

"Tenang saja! Nanti, aku akan mengantarkanmu kembali ke rumah dengan mobilku! Ya? Ya? Ayolah!!!"

Sahabatmu itu pun menatapmu dengan tatapan memohon, kedua lengannya bertautan satu sama lain. Berbalikan dengan dirimu, Kamu hanya menatapnya datar sebelum mengalihkan pandanganmu ke arah lain dan menghela napas,

"Baiklah... Aku ikut"

"Benar? Yeyy!! Kamu harus tahu bahwa tanpa kehadiranmu, kita sangat sepi! Ayo!!"

Teriaknya semangat seraya meraih tanganmu dan membawa dirimu pergi dari tempat dimana kalian berdua berbicara tadi. Singkat waktu, ternyata tempat karaoke yang dituju oleh teman-temanmu tidak terlalu jauh dari sekolah. Tidak ada pilihan lain selain kamu ikut menyumbangkan suaramu untuk berkaraoke dengan mereka.

Sejujurnya, Kamu mendendam perasaan tidak suka dan kurang nyaman terhadap semua perilaku teman-temanmu itu. Dirimu memang merupakan tipe seorang gadis yang serius dan tidak menyia-nyiakan waktu sembarangan, berbeda jauh dengan semua teman di sekitarmu. Tetapi, hal yang paling kamu benci adalah kemanjaan mereka. Kamu tahu bahwa seluruh dari mereka adalah anak orang kaya, bergelimpangan harta dan hidup mewah. Perasaan asing pun tertanam di dalam dirimu, entah itu Iri ataupun Dengki. Jika rasa Iri dan Dengki ini bercampur, habis sudah kebaikanmu tersapu bersih. Untungnya, kamu tidak pernah menunjukkan hal ini terhadap mereka.

< Time Skip >

Beberapa jam kemudian, mereka pun memutuskan untuk berhenti melakukan aktivitas yang sedari tadi mereka lakukan dan membubarkan diri. Kamu berjalan berdampingan di samping salah satu temanmu, tidak ada satu kata pun ingin terlontar dari mulutmu. Sesampai di meja resepsionis, kamu sedikit menaikkan dagumu.

Tiba-tiba, kedua iris (F/N)mu itu menangkap satu figur yang tidaklah asing. Figur seorang wanita paruh baya yang serupa dan familiar denganmu, tidak lain adalah Ibumu. Sosok yang selama ini kamu ingin hindari ataupun sebaliknya, ingin kamu datangi. Tetapi, Ibumu sedang dipeluk mesra oleh seorang lelaki tidak dikenal yang terlihat lebih tua dari Ayahmu namun berwajah tampan. Tanpa basa-basi, Kamu melangkahkan kedua kakimu secepat kilat dan meninggalkan teman-temanmu,

"Hei-(F/N)?! Tunggu! Di luar sedang hujan!!"

Salah satu temanmu berteriak dengan suara kencang ketika dirinya agak terkejut melihatmu yang tiba-tiba berlari meninggalkan mereka tanpa alasan jelas. Tetapi, mereka sudah terlambat. Kedua kakimu pun sudah membawamu keluar dari tempat itu dengan radius yang agak jauh.

"Ibu..."

The Only Exception /赤司征十郎 x reader/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang