Jalan Keluar.

193 18 1
                                    

Hello Hello,
Akhirnya saya bisa update lagi.
Sejujurnya, saya lost muse dan mengalami wb.
Ditambah, saya bukan di fandom 2D lagi sekarang...
Sama jadwal sekolah yang bener2 numpuk! Nilai saya aja udah terjun payung (??)

Sekaligus, saya juga bikin orifict tapi gak akan saya post di wattys www

Yah nevermind lah,
Happy Reading!!!

♕♕♕

❝ᴍᴇɴɢʜɪʟᴀɴɢᴋᴀɴ ʀs ᴇɢᴏ ᴍᴇᴍᴀɴɢ ʀᴜᴍɪᴛ. ᴛᴇᴛᴀᴘɪ, ᴅᴀʀɪ ᴍᴀɴᴀ ᴋɪᴛᴀ ᴅᴀᴘᴀᴛ ʙᴇʟᴀᴊᴀʀ ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ɴɪʟᴀɪ sᴜᴀᴛᴜ ᴋᴇʜɪᴅᴜᴘᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴇɴᴜʜ ᴍɪsᴛᴇʀɪ ɪɴɪ?

Langkah demi langkah ditempuh oleh dirimu. Entah mengapa ada beban yang cukup berat tertinggal dalam benakmu ketika memutuskan untuk kembali berhubungan dengan Akashi. Spontan, dahimu mengerut ketika mendengar satu nama tersebut,

"... Aku terpaksa, Aku terpaksa!"

Ucapmu cukup lantang seraya menghentakkan kedua kakimu cukup keras pada jalanan aspal yang kamu lewati sambil tetap berjalan. Untunglah pada saat itu, jalanan di sekitar sana cukup sepi dan hanya beberapa orang berpapasan dikarenakan mereka terburu-buru dalam mengurus pekerjaan mereka masing-masing.

Kamu menghela napas panjang. Banyak hal negatif dari sosok Akashi yang tentunya sudah wajar untuk membuat banyak orang membenci dirinya.
Kesombongannya.
Kekayaannya.
Kekejamannya.
Egonya.
Keras Kepalanya.
Bahkan ''Penolakan' yang sempat kamu terima sebelumnya dengan jelas mewarnai pikiranmu. Bukan hanya kesal akan sifat negatif, kamu pun dibuat kebingungan akan kebaikan dan perhatian khusus yang Ia berikan padamu. Jarang sekali kamu melihat seorang Seijūrō Akashi peduli akan orang lain, terutama orang yang sudah pernah /hampir/ melecehkannya.

"... Kenapa aku terus memikirkannya sih, (F/N)?! Gezz-!"

Teriakmu seraya memberhentikan langkahmu dan menepuk pelipismu pelan. Kamu pun memilih untuk memikirkan rentetan kejadian yang mungkin terjadi di masa depan, cukup mengerikan dan membuatmu takut tetapi setidaknya, sosok Akashi bisa lepas dari pikiranmu selama beberapa menit. Dan tidak terasa, kamu pun sampai di depan sebuah rumah yang amat besar, bisa juga disebut istana yang berinterior classic.

"I can do this!"

Gumammu seraya menaiki beberapa tangga kecil menuju pintu utama dari rumah tersebut. Kamu memilih untuk merapihkan pakaianmu yang cukup kusut dan berantakan karena angin yang sedari tadi menghembus sebelum memencet bel yang tergantung di dinding rumah tersebut. Secepat kilat, seorang pelayan laki-laki membukakan pintu dan menyambutmu dengan ramah,

"Ah, Nona (L/N)? Tuan Muda sudah menunggu anda sedari tadi.."

"Dia tahu bahwa aku akan ke sini?"

"Tentu saja, Nona. Tuan muda tahu segalanya. Mari saya antar!"

Ingin rasanya dirimu memukulkan kepalamu sendiri ke dinding yang keras setelah mendengar pernyataan sombong dari pelayan tersebut. Ternyata, bukan hanya majikannya tetapi pelayannya juga sudah terinfluensi akan kata-kata maupun sifat sombong tersebut.

The Only Exception /赤司征十郎 x reader/Where stories live. Discover now