Ke empat

69 5 0
                                    

" Ini adalah sebuah kisah tentang seorang domba dan serigala. Tapi yang mana kah domba dan yang serigala? "

Tergeletak buku tipis dengan hard cover di pangkuanku. Aku membaca paragraf pertama dalam hati sembari menatap sedu buku cerita itu. Teringat kembali memori-memori di saat Mama membacakan dongeng ini sebelum aku tidur. Hahaha, ya, mungkin Mama merasa kasihan padaku yang hanya mempunyai buku-buku pelajaran di rak dan tidak pernah menyentuh buku anak kecil. Lagipula, akhirnya Mama hanya menceritakan kisah ini 3 sampai 4 kali saja. Setelah itu ia berhenti menceritakannya karena aku sudah hafal betul cerita itu. Setiap kata, kalimat, paragraf, ilustrasi, aku hafal betul semua itu.

" Van, sudah jam 9 loh. Nanti kena macet kalau terlalu siang. "
Mama menegurku yang masih terduduk diam di kursi meja kamar.

" Eh iya. "
Aku segera melemparkan buku itu kedalam kardus berisi penuh buku-buku tebal lainnya. Menutupnya dan menyegelnya dengan perekat.

" BUKU SUMBANGAN UNTUK PANTI HELELOL. "

Setelah siap semua, aku lantas mengangkutnya ke bagasi mobil. Kardus ini––yang berisi buku-buku yang nampak membosankan–– semoga akan berguna bagi anak-anak di panti sana. 1 tahun sekali biasanya aku menyumbang buku-buku atau apapun untuk panti Helelol. Ibu panti di Helelol adalah teman baik Mama. Wanita paruh baya yang tidak mempunyai anak. Ia ramah, lembut, dan sangat suka mengajar. Dulu ia adalah guru, karena sudah pensiun dan sakit-sakitan, akhirnya ia membangun Panti Helelol bersama almarhum suaminya. Beberapa guru dan mahasiswa-mahasiswi ada yang menjadi sukarelawan mengajar di panti itu.

" Hati-hati ya, Van. "

" Iya. Dah... "

Kakiku menancap gas perlahan lalu keluar melewati pagar. Menuju Panti Helelol.

–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

Sudah 3 hari semenjak kedatangan-nya. Aku tidak akan berkata bahwa ia adalah orang yang menyebalkan atau menggangguku. Faktanya, ia sangat sopan–– entah apa mungkin aku tuannya–– tidak datang tanpa diundang, dan hanya mengatakan hal-hal penting. Ia tidak akan datang sampai aku memanggil namanya. Namun, walaupun dengan semua kebaikan dan kesopanannya, apakah bijak untuk mempercayainya?

–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
2 hari yang lalu...

" Labayt, aku lupa bertanya. "

" Ya Tuan? "

" Kenaoa kau bisa mengetahui semua sejarah itu? Secara detil? "

" Itu bukanlah hal yang aneh Tuan. Semua penduduk di Dimensi Lux dan Umbra juga tau. Hanya saja, kenapa hamba bisa tau sedetil itu, karena hamba adalah salah satu pelayan Ratu Alba. "

Mata EvanWhere stories live. Discover now