CHAPTER 7: Kesalahan Kedua

571 5 0
                                    

"Vel,"

"Hm?"

"Lo punya asma?" tanya Clara tanpa basa-basi.

Saat ini mereka sedang berada di sebuah caffe tak jauh dari kompleks rumah Clara. Mereka kelaparan seusai bermain dengan anak-anak tadi, dan memutuskan untuk mampir di caffe ini.

Avel menatap Clara tajam seolah berkata 'Lo tau dari mana?'.

Mengerti dengan arti pandangan Avel, Clara langsung menjawab, "Tadi gue gak sengaja liat inhaler di deket tas lo," ujar Clara tidak sepenuhnya berbohong, tangannya memainkan sedotan di strawberry milkshake miliknya, berusaha terlihat rileks.

"Oh." sahut Avel tampak tak peduli dan melanjutkan makannya.

"Jadi lo bener punya asma?" tanya Clara sekali lagi, karena merasa pertanyaannya belum terjawab.

Avel mengangguk sekilas.

"Sejak kapan?" tanya Clara lagi, tidak mampu menutupi raut khawatir di wajahnya.

Avel menatap Clara tajam, merasa Clara mulai mencampuri urusan pribadinya.

"Yang lain udah pada tau?" seolah tidak bisa membaca situasi, Clara melanjutkan pertanyaannya.

"Bukan urusan lo."

Skakmat! Kalimat singkat, padat, dan tidak bersahabat dari Avel mengganti rasa khawatir Clara dengan rasa kesal.

Sudah bagus Clara mengkhawatirkannya, eh malah begitu balasannya. Bukannya berterimakasih. What a jerk.

Setelah itu, tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka sampai Avel mengantarnya pulang.

***


"Lupa setrika muka ya, tadi?"

Clara yang sedang berjalan di koridor kelas sepuluh tersentak kaget dan langsung menoleh ke arah pemuda yang entah sejak kapan berada di sampingnya.

"Lo tuh hantu atau apa sih? Suka muncul tiba-tiba, ngilang tiba-tiba!" omel Clara berusaha menetralkan jantungnya, entah karena kaget, atau berada di dekat pemuda di sampingnya.

"Mungkin," jawab Dava, pemuda itu, dengan senyum manis seperti biasanya.

Clara menghentikan langkahnya, teringat sesuatu. "Lo kemana aja kemarin?! Gue nyariin lo gak ketemu-ketemu. Lo masih sakit?" cerocos Clara sambil meletakkan punggung tangannya pada kening Dava.

Dava tertawa, sangat tampan bagi Clara dengan jarak sedekat ini, Clara langsung menarik kembali tangannya dengan cepat.

"Gue di kelas kok," jawab Dava, tidak bisa berhenti tersenyum melihat wajah Clara yang memerah.

Clara mengembungkan pipinya, "Kelas lo dimana sih? Dari awal kenalan yang gue tau cuma nama lo doang tau, gak?" protes Clara.

Dava menunjuk papan bertuliskan 'X.6' tak jauh dari tempat mereka berdiri. Oh, ternyata itu kelas Dava.

Tunggu dulu! Sepuluh enam?!

Clara menoleh kearah Dava dengan cepat, "Lo masih kelas sepuluh?!" tanya Clara dengan tampang shock.

Dava memandang Clara bingung, kemudian mengangguk.

Bagaimana mungkin?! Maksudnya! Memang sih tampang Dava terbilang imut untuk anak kelas XII, tapi Clara pikir Dava memang baby face, tidak menyangka bahwa Dava 'baby' sungguhan.

"Kenapa? Kecewa ya, naksir adek kelas?" tanya Dava iseng.

Clara membelalakan matanya, "Ih! Siapa juga! Emang lo tau darimana kalau gue kakak kelas?" tanya Clara berusaha menutupi perasaannya.

MistakesNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ