CHAPTER 10: Hati Wanita

200 2 2
                                    

Saat ini Clara kembali duduk di bawah pohon besar, namun kali ini, bersama Dava. Ya, hanya Dava. Berhubung setelah Maura selesai menangis, dia memutuskan untuk pergi sendiri tanpa mau ditemani meski Clara sudah menawarkannya.

"Pasti sekarang lo ilfeel sama gue,"

Clara menatap Dava bingung, tapi masih menunggu lanjutan kalimat Dava.

"Gue udah bikin seorang cewek nangis." lanjutnya sambil memainkan ujung jaketnya.

Clara tertawa kecil melihat kepolosan Dava.

Mendengar tawa pelan Clara, Dava memandang Clara bingung, "Kenapa malah ketawa?"

Clara menggeleng, "Gue nggak ilfeel sama cowok yang bikin cewek nangis," ucapnya jujur.

Dava terlihat sedikit kaget mendengar pernyataan Clara, "Oh ya?" balasnya penasaran.

"Asalkan cowok itu nggak pergi ninggalin cewek itu, dan nemenin cewek itu sampe dia berhenti nangis, gue nggak ngerasa ilfeel sama sekali." jelas Clara membuat Dava mengerti.

"Kayak gue maksud lo?" goda Dava percaya diri.

Clara memandang Dava meremehkan, "Paling kalo gue nggak dateng, lo bakal ninggalin Maura nangis sendirian!" ledeknya.

"Gue nggak pernah ninggalin cewek nangis sendirian." balas Dava tidak terima diledek seperti itu.

"Kok dari perkataan lo, kayaknya lo sering bikin cewek nangis, ya?" goda Clara lagi, berharap Dava semakin kesal, Dava terlihat sangat lucu saat sedang kesal seperti ini.

Tapi tidak seperti yang Clara harapkan, Dava malah terdiam.

Clara menatap Dava tak enak, "Dav, em.. maksud gue_"

Clara menghentikan ucapannya saat mendengar tawa khas dari Dava. Clara memandang Dava yang sudah tertawa lepas, sepertinya dia balik dikerjai. Dasar Dava!

Clara merenggut, "Dasar nggak sopan! Gue kan kakak kelas lo!" ujar Clara mulai menggunakan ke-senior-annya.

Dava menghentikan tawanya, "Dasar senioritas." balasnya.

Clara menatap Dava tajam, begitu juga sebaliknya. Kemudian mereka tertawa lepas bersama-sama.

Namun tiba-tiba saja Dava berdiri, wajahnya terlihat panik. Belum sempat Clara bertanya 'kenapa', pemuda itu sudah berlari meninggalkannya.

***


"Kok Bryan nggak main ya?"

"Nggak tau tuh, tadi kayaknya bawa ceweknya ke UKS, terus belum balik-balik."

"Ih, padahal kan udah babak tiga. Gue kesini cuma pengen ngeliat dia doang,"

Clara mendengar obrolan beberapa gadis berseragam sekolah lain saat hendak melihat pertandingan basket. Dia melihat kearah lapangan, lalu kursi pemain. Memang tidak ada Bryan disana.

Ngomong-ngomong, apa kata mereka tadi? Cewek Bryan? Bryan kan jomblo. Sheila dan Marcus yang mendeklarasikan sendiri, dan langsung di-iya-kan oleh Bryan.

Kalau cewek yang dimaksud mereka bukan pacar Bryan, berarti perempuan itu adalah...

"Rachel!" seru Clara memanggil Rachel yang sedang berkumpul dengan teman-temannya, "Lo liat Sheila?"

"Astaga, Clara! Lo kemana aja? Dia tadi cidera dan langsung dibawa ke medical's room sama yang lain," jelas Rachel yang merupakan bagian dari anggota team cheers.

Clara langsung berlari ke ruang UKS setelah mengucapkan 'terimakasih' singkat pada Rachel.

***

MistakesWhere stories live. Discover now