Code III - Kota Para Dewa, Elyosa

4.7K 330 42
                                    

Jauh di utara daratan Logard. Elyosa, sebuah kota yang tidak terikat dengan daratan Logard berdiri dengan megahnya. Elyosa tidak berada di daratan seperti kota-kota lain. Kota megah ini terapung di atas awan, seperti olimpus dalam legenda Yunani.

Penduduk Logard memanggil kota ini dengan sebutan 'Kota para Dewa'. Bahkan kebanyakan hanya menganggap kota ini sebagai mitos belaka. Hampir seluruh penduduk Logard belum pernah melihat secara langsung kota Elyosa.

Tentu saja bukan dewa yang menghuni Elyosa. Melainkan orang-orang dengan kecerdasan intelektual yang tinggi. Mereka punya teknologi tercanggih di Logard. Salah satunya adalah teknologi kamuflase yang membuat Elyosa tidak terlihat oleh para penduduk Logard.

Elyosa tidak pernah diam di satu titik. Kota megah itu selalu bergerak secara pelan mengitari Logard. Elyosa dikelilingi medan magnet yang berfungsi sebagai pelindung, yang juga membuat Elyosa tak kasat mata.

'Kota para Dewa' itu sudah berdiri ratusan tahun lamanya dan tidak pernah melakukan kontak secara langsung dengan Logard sejak ratusan tahun lalu. Kota 'independen' yang menguasai langit. Itulah Elyosa.

Layaknya kerajaan, kota itu dipimpin oleh seorang wanita yang diberi gelar Ratu. Walau demikian, Elyosa tidak mau dianggap sebagai sebuah kerajaan, meski memakai sistem pemerintahan kerajaan.

Di Elyosa sendiri ada sebuah tradisi yang tidak terputus dari ratusan tahun lalu. Elyosa dibangun oleh seorang wanita yang disebut-sebut sebagai 'Ratu Kebangkitan'. Semenjak itu, hanya keturunan Ratu Kebangkitan-lah yang boleh mengisi singgasana Ratu Elyosa.

Ada 4 keluarga bangsawan Elyosa yang konon merupakan keturunan Ratu Kebangkitan. Firan, Windaga, Phallan, dan Lumina. Setiap 25 tahun sekali, akan dipilih seorang wanita dari 4 keluarga bangsawan tersebut untuk menjadi Ratu Elyosa. Namun dengan syarat, wanita tersebut haruslah berusia 19-25 tahun.

Lalu ada sebuah fenomena yang terjadi pada gadis-gadis dari keturunan Ratu Kebangkitan. Tepat di ulang tahun mereka yang ke-19, mereka akan mendapat sebuah kemampuan unik. Setiap wanita dari keluarga bangsawan Elyosa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan itulah yang akan dipakai untuk memimpin Elyosa. Setidaknya, begitulah seharusnya. Walau pada kenyataannya, sekarang kemampuan unik itu malah dipakai untuk perebutan tahta Ratu Elyosa.

Tahun ini, tepat 25 tahun semenjak Ratu Elyosa yang sekarang berkuasa. Untuk itu, diperlukan seorang gadis dari keturunan Ratu Kebangkitan untuk menggantikan posisinya. Hanya ada 3 calon yang memenuhi kualifikasi. Evalia Phallan VI, Loise Phallan VIII , dan Tiash Lumina X. Sedangkan keluarga Firan dan Windaga tidak memiliki calon yang memenuhi syarat untuk menjadi seorang Ratu Elyosa.

Ketiga calon itu diharuskan mencari seorang pria yang akan menjadi pelindungnya. Seorang kesatria yang harus terus menjaga keselamatannya. Kesatria yang disebut Xenatria, atau sering disingkat dengan sebutan Xena, sebagai syarat menjadi seorang Ratu Elyosa.

Evalia dan Loise sudah berusia diatas 20 tahun. Mereka sudah memiliki Xenatria-nya masing-masing.

Namun Tiash baru berusia 18 tahun. Kurang lebih 1 bulan lagi, barulah ia berusia 19 tahun. Walau begitu, namanya tetap masuk dalam daftar calon Ratu Elyosa.

---|<V>|---

Anak-anak dari keturunan keluarga bangsawan Elyosa tidak bersekolah di sekolah yang tersedia di Elyosa. Mereka memanggil guru terbaik di kota itu untuk mengajarkan anak-anak mereka secara privat dengan alasan untuk menjaga keselamatan.

Tiash, seorang gadis bangsawan dari keluarga Lumina berambut biru keperakan, dengan mata yang juga berwarna biru terang baru saja menuntaskan pembelajarannya tentang tatakrama untuk hari itu. Ia segera pergi keluar dari Lumina Mansion, tempat ia tinggal. Sebuah tempat yang lebih layak disebut istana, saking megah dan mewahnya.

X-CodeWhere stories live. Discover now