Code IV - Tanah Para Petarung, Logard

4.9K 345 68
                                    

Cuaca pagi itu terbilang cerah dengan udara yang menyegarkan. Kesejukan pagi itu menemani para penghuni Cerberus cabang Left Head yang sudah memulai aktifitas mereka.

Ain yang semalam baru saja diresmikan sebagai pasukan Cerberus tengah menyantap hidangan sarapan yang disajikan di kantin akademi Left Head. Sepotong roti berisi daging sapi, dilengkapi dengan secangkir kopi hangat menjadi menu kegemaran Ain semenjak ia masih berposisi sebagai akademisi di Cerberus.

Ada suasana yang berbeda pagi itu. Biasanya Ain hanya duduk berdua bersama Riev. Tapi kali ini, Ain dan Riev ramai dikerubuni para murid dari Cerberus Barat (Left Head Cerberus). Ada yang ingin meminta nasehat dan saran, ada yang hanya ingin berbincang-bincang, bahkan ada yang ingin meminta tanda tangan mereka berdua.

Bagaimana tidak, berita tentang peristiwa mengejutkan saat mereka menjalani ujian telah menyebar dengan cepat seperti api yang menjalar. Ditambah lagi oleh Ain yang langsung menduduki Rank A, Rank tertinggi di pasukan Cerberus. Sebuah peristiwa yang langka terjadi.

Tentu saja kondisi itu membuat Ain risih. Orang introvert sepertinya lebih senang sendirian, bermain dengan pikirannya sendiri.

Riev yang sudah mengenal Ain bertahun-tahun lamanya itu tentu bisa membaca situasi. Riev sengaja mengalihkan perhatian para akademisi Cerberus yang masih sibuk mengerubuni mereka agar Ain bisa angkat kaki dari sana.

Begitu ada celah, Ain bergegas beranjak dari kursinya lalu berjalan cepat meninggalkan kerumunan. "Merepotkan," pikirnya kesal.

Baru saja Ain melangkah keluar dari kantin untuk menemukan ketenangan, riak baru yang siap mengusik batinnya lagi muncul di hadapannya.

Lyona, seorang gadis berkuncir berusia 18 tahun yang masih menjalani pelatihan di Akademi Cerberus, dengan senyum lebar menyapa Ain. "Kaaaaak~ Aiiiiin!!!" Gadis periang itu merendahkan badannya sembari sedikit mengangkat ujung rok seragam Akademi Cerberus berwarna hitam yang ia kenakan, layaknya seorang putri yang tengah memberi hormat.

"Ada apalagi sekarang? Ugh," Ain benar-benar ingin segera hengkang dari sana. Saat itu ia sangat membutuhkan ketenangan.

Selain Heim dan Riev, Lyona juga cukup dekat dengan Ain. Makanya, Lyona tidak segan menyapa Ain dengan begitu akrabnya.

Ain dan Riev pertama kali mengenal Lyona dari awal gadis itu masuk akademi beberapa tahun yang lalu. Saat itu Lyona yang baru bergabung dengan Akademi Cerberus tersesat sampai ke asrama putra. Untung saja Riev dan Ain menolongnya. Kalau tidak, Lyona bisa dihukum karena melanggar peraturan. Semenjak itulah Lyona dekat dengan Riev dan Ain.

"Selamat, kaaaaaak!" ujar Lyona riang. Ia menatap Ain dengan tatapan cerianya, berharap Ain melenyapkan raut datar dari wajah. Namun usahanya sia-sia.

"Ya," jawab Ain singkat, lalu berjalan cepat meninggalkan Lyona. Ia tidak ingin harinya bertambah suram dengan kebisingan. Ain butuh situasi tenang secepatnya. Namun keinginannya kembali sirna begitu suara seorang wanita terdengar di intercom yang tersebar di setiap sudut bangunan Left Head dan menampilkan hologram sang wanita.

"Cerberus Force ID : A-775-922B, Ainlanzer X Revolt. Cerberus Force ID : B-522-812A, Vabica Cress. Cerberus Force ID : B-645-753G, Marlat Kiere. Cerberus Force ID : C-776-922S, Riever Draco. Diharapkan segera menuju ke ruang Maestro untuk briefing Misi Tingkat A. Sekali lagi, untuk yang disebutkan tadi harap segera menuju ke ruang Maestro untuk briefing Misi Tingkat A."

Pengumuman dari intercom membuat Ain cukup terkejut. Baru saja tadi malam ia diresmikan sebagai anggota pasukan Cerberus, sudah ada misi yang menantinya. Ditambah, misi yang disebutkan merupakan misi tingkat tertinggi.

X-CodeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora