Code VI - Kebangkitan Abaddon

4.1K 313 22
                                    

"Abaddon?" tanya Ain heran, begitu mendengar penjelasan dari Orland. Mereka berdua tengah berbicara empat mata di ruangan Maestro seperti sebelumnya.

Tadi Orland sudah menjelaskan tentang kondisi yang tengah terjadi di Logard. Betul apa yang diperkirakan oleh Ain, Grief beserta kelompoknya berhasil menguasai Trovia, ibukota kerajaan Rovan. Walaupun Raja dan banyak pasukan Rovan bergegas pulang menuju Trovia, tetap saja mereka tidak bisa merebut kembali Trovia dari cengkraman Grief.

Sang Raja kini tengah mengungsi ke kota Ghoz, area pemukiman para pasukan Rovan yang terletak paling Timur dari wilayah kerajaan Rovan. Ia beserta pasukan Rovan yang tersisa tengah mengatur strategi untuk merebut kembali Rovan.

Zinzam dan Munkan juga tengah bersiaga penuh. Mereka menambah tingkat pengamanan di wilayah masing-masing.

Kedua wilayah itu mengeluarkan peraturan bagi yang tengah berpergian, agar menjalani pemeriksaan ketat terlebih dahulu di pos penjagaan yang mendadak tersebar di seluruh wilayah Zinzam dan Munkan.

Lalu datanglah kabar bahwa Grief mengeluarkan ultimatum pada seluruh penduduk Logard kalau ia beserta pasukannya akan melakukan invasi yang akan dimulai setelah mereka menguasai seluruh wilayah Rovan.

Selain itu, Grief juga mengumumkan bahwa ia tengah merekrut petarung dari seluruh penjuru Logard untuk bergabung bersamanya. Di samping ia sendiri merekrut secara khusus petarung yang baginya memenuhi kualifikasi untuk berada dalam kelompoknya.

Petarung yang ia rekrut hanya punya 2 pilihan. Ikut bergabung atau mati bersama seluruh anggota keluarga dan orang terdekatnya. Hal itu membuat banyak petarung kuat terpaksa ikut ke dalam kelompok Grief guna mencegah keluarga dan orang-orang terdekat-nya dibunuh.

Terakhir, Grief mengumumkan nama dari kelompoknya yang dalam waktu beberapa hari saja sudah berkembang pesat menjadi sebuah pasukan.

"Ya, nama kelompok... Atau lebih tepat kita menyebutnya sebagai 'pasukan' milik Grief itu... Abaddon," jawab Orland sembari kembali mengerutkan alisnya dengan kecemasan yang dalam, terlihat jelas di wajah pria paruh baya itu.

"Hm. Apa Sang Raja merekrut Cerberus untuk membantu mereka merebut kembali Trovia?" Ain sudah memperkirakan langkah yang akan diambil oleh sang Raja dari Rovan. Ia sangat berharap Raja Rovan merekrut Cerberus, sehingga ia bisa terjun ke dalam misi untuk merebut Trovia, sesuai keiinginannya untuk bertarung lagi dengan Grief.

"Tentu saja Sang Raja merekrut pasukan Cerberus. Tapi...." ucapan Orland terhenti sejenak dengan wajah yang menyiratkan rasa heran, bisa terlihat jelas oleh Ain.

"Pusat mengeluarkan peraturan untuk semua pasukan Cerberus agar tidak ikut campur dengan apa yang kini tengah terjadi di Rovan," sambungnya yang masih belum memahami, mengapa peraturan itu dikeluarkan.

"Hmm...." Ain hanya menggumam pelan mendengar jawaban dari Orland.

Ia merasa kecewa, tapi ada pikiran mengganjal di benaknya yang membuat rasa kecewanya terlupakan.

"Mengapa pusat melarang kita untuk membantu Rovan? Apa mungkin ada yang berkomplot lagi dengan Grief di pusat?" pikir Ain yang juga merasa heran.

Ain memilih untuk tidak mengungkapkan isi pikirannya pada Orland. Ia yang baru saja bergabung dengan Cerberus tidak ingin banyak berkomentar. Apalagi hal itu menyangkut pusat Cerberus. Tapi ada alasan lain di balik diamnya Ain saat itu.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Orland yang melihat Ain terdiam cukup lama. Ia ingin mendengar penjelasan dari Ain. Daya analisa Ain yang tinggi-lah yang membuat Orland merasa perlu mengetahui perkiraan dari Ain yang selama ini, selalu tepat.

X-CodeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora