Code V - Putri dan Kesatria

3.9K 349 62
                                    

Kobaran api terlihat begitu dahsyat melahap sebuah rumah kecil di dekat pantai, berdekatan dengan hutan yang ada di selatan Logard.

Jerit tangis memecah keheningan malam yang tak berbintang. Seolah langit pun ikut berduka, awan kelam menutupi indahnya angkasa kala itu.

Seorang anak laki-laki berdiri mematung dengan mata membelalak, menatap kejadian yang terjadi begitu cepat di sana.

Neraka, yang seharusnya dijumpai hanya ketika seseorang telah melalui proses kematian, tengah dilihat oleh anak berusia 7 tahun itu. Sebuah pemandangan mengerikan yang tidak layak bagi siapapun untuk dilihat. Apalagi untuk seorang anak yang sama sekali belum menginjak usia dewasa.

Terlihat olehnya, banyak anak beragam usia tengah dirantai dan dipaksa untuk masuk ke sebuah kapal besar oleh banyak pria bersenjata yang bertindak kasar. Bagi yang menolak ataupun memberontak, langsung dibunuh seketika tanpa ampun. Berbagai siksaan keji juga terlihat oleh kedua bola mata polos miliknya.

"Ain! Lari!" pekik seorang wanita sambil menggenggam sebilah pisau berlumur darah di tangan kanannya. Seorang pria dengan senjata api terbaring di tanah bersimbah darah di dekatnya, tewas ia tikam.

Ain yang saat itu baru berusia 7 tahun tidak mengindahkan permintaan sang wanita. Kakinya terlalu lemas untuk dipakai berlari. Jangankan berlari, melangkah dari sana saja Ain tidak bisa. Tubuhnya yang begergetar hebat itu terasa begitu kaku. Kesadarannya juga sudah hampir menghilang.

Lalu datanglah beberapa orang pria menghampiri mereka dengan tergesa-gesa. "Apa yang kau lakukan?!" pekik seorang pria yang mendapati temannya terbaring tak bernyawa. Dengan murka, ia menampar keras sang wanita.

"Bawa dia pergi! Kita jual dia dengan harga murah!" ucapnya penuh luapan emosi, memberi instruksi pada 2 pria yang mengikutinya.

Selepas memberi instruksi, tatapan pria itu tertuju pada Ain yang hanya terdiam dengan air mata mengalir deras. Ain tak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Situasi yang tak layak disuguhkan pada anak berusia 7 tahun itu seolah membungkam mulut Ain untuk berbicara.

Pria itu menghampiri Ain, lalu memasang kalung besi yang tersambung dengan rantai di leher Ain. Dengan kasar, ia menariknya hingga Ain terseret jauh ke depan.

Melihat perlakuan keji pria itu, wanita yang tengah diboyong dengan kasar oleh 2 orang pria menjerit, memekik meminta sang pria keji untuk melepaskan Ain. Wanita itu berontak berusaha melepaskan diri.

"DIAAM!!!" Seorang pria yang mencengkram leher belakang wanita itu berteriak keras, sebelum menghantamkan gagang senjatanya pada kepala wanita itu. Darah segar mengalir dari pelipis sang wanita yang tak berdaya, dengan baju putih yang ternoda merah oleh darah.

"Iblis...." lirih wanita itu sebelum akhirnya tak sadarkan diri, diseret oleh kedua pria itu pergi ke tempat lain.

Ain hanya bisa terpaku melihat kejadian naas itu. Ia yang baru berusia 7 tahun tidak bisa melakukan apapun. Tubuh kecilnya terpaksa harus mengikuti langkah pria yang menarik rantai terikat di kalung besi itu dengan kasar, menuju ke arah kapal.

"Cepat jalan!" ucap pria kasar itu seraya menambah tenaganya, membuat Ain terjerembab di tanah untuk yang kesekian kalinya.

Kali ini tubuh Ain terasa lemas hingga tak kuasa untuk berdiri. Agak lama tubuhnya mendekap tanah, tidak dirasakan lagi tarikan kasar dari arah depan.

Merasa heran, Ain menoleh ke depan untuk melihat pria yang tengah menarik rantai yang tersambung dengan kalung besi miliknya.

Mata Ain kembali terbelalak, jantungnya berdegup kencang sekali seolah bisa menggetarkan tanah.

X-CodeWhere stories live. Discover now