19

18.1K 867 11
                                    

Tanpa kalian minta next, atau lanjut bakal aku lanjut. Kalo boleh jujur aku ngerasa di teken kalo komen gitu, lebih baik kalian komen alur cerita atau apa gitu. Makasih atas pengertiannya, happy reading :)

Vote dulu baru baca :)

Sudah 2 hari ini aku benar - benar menjaga Hisya, aku ngga akan menghilangkan kesempatan untuk bersamanya sebelum keinginannya tercapai. Hari ini Hisya sudah diperbolehkan pulang, aku mengantarnya pulang ke rumah papa. Sementara bunda, daddy, dan papa sendiri menunggu kedatangan kami di rumah. Aku membantu persiapan Hisya

Sampai di rumah papa aku membantu Hisya untuk istirahat di kamarnya, tiba di kamar Hisya aku langsung menyuruhnya istirahat. Akupun kembali lagi menemui bunda, daddy, dan papa

---

Sudah 2 minggu setelah kepulangan Hisya dari rumah sakit, dan mungkin hari ini saatnya aku mengabulkan permintaan Hisya. Aku menyuruhnya untuk ke apartemenku

Suara bel apartemenku bunyi, aku rasa itu Hisya. Aku membuka pintu dan kaget ternyata itu bukan Hisya melainkan mas Reza, suami dari Kesya

Aku mempersilahkannya masuk dan menyuruhnya duduk di sofa ruang tamu, baru saja mas Reza ingin mengungkapkan niatnya datang kesini. Namun ada hal yang mengganggu, yaps bel apartemenku bunyi lagi

Aku menghampiri pintu itu dan membukanya, ternyata itu Hisya. Aku mengajaknya ke ruang tamu, dia sempet kaget saat melihat mas Reza. Apa dia kenal dengan mas Reza? Aku menyuruh Hisya ke kamar lebih dulu karena aku akan berbincang dengan mas Reza terlebih dahulu

Mad Reza menjelaskan padaku, bahwa dia mengetahui kejadian sebenarnya. Dan dia mau bertanggung jawab dengan anak yang di kandung Kesya, baiklah mungkin ini jawaban atas doaku. Bahwa aku harud mempertahankan rumah tanggaku

Aku pamit dengan mas Reza, aku menuju kamar dan mendapati Hisya sedang menatap foto - fotoku dengan Kesya dulu. Aku menyadarkannya dan menariknya untuk duduk di sisi tempat tidur

"Untuk permintaan kamu waktu itu abang ngga bisa kabulin"

"Kenapa bang? Padahal aku hanya memita itu dari abang, apa sulit untuk abang mengabulkan itu semua?"

Dia teriak, sungguh ini bukan Hisya yang ku kenal. Kenapa dia harus salah sangka dulu sih, kan aku belum selesai bicara. Baru saja aku akan menjelaskannya tiba - tiba mas Reza datang dan menjelaskan sebenarnya

Disitu Hisya sadar dan menanyakan kebenarannya, dan ku jawab dengan anggukan. Setelah itu mas Reza izin pulang, aku dan Hisya mengantarnya sampai depan pintu

Kemudian setelah mas Reza benar - benar pulang, aku dan Hisya kembali lagi ke dalam. Kita duduk di ruang tamu, aku sengaja menggoda Hisya dengan mengangkat pembicaraan tempo dulu yang mengatakan Hisya ingin bercinta denganku

Namun saat itu Hisya yang sedang minum langsung tersedak, aku mengusap pelan punggungnya. Aku senang melihat Hisya memerah pipinya karena godaanku

Aku ngga mau bikin dia malu lagi, akhirnya aku mengalihkan pembicaraan. Aku menyuruhnya masuk ke dalam kamar agar bisa cerita dengan enak

Hisya menceritakan awal bertemunya dengan mas Reza, lalu dia menceritakan kejadian yang sebenarnya. Aku takjub seorang Hisya bisa merubah pola fikir mas Reza yang Kesya bilang mempunyai pemikiran keras kepala

Setelah menceritakan itu Hisya sempat takut kalau aku memarahinya, namun dengan lembut aku menjelaskan dan mengucapkan terimakasih padanya

Entah dari mana dorongan ini timbul, aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Kemudian aku menempelkan bibirku ke permukaan bibirnya, sangat lembut. Aku melakukannya dengan Hisya. Dan ini bukan untuk yang terakhir kali melainkan pertama kali menuju hari - hari berikutnya

My Perfect TeacherWhere stories live. Discover now