25

18.1K 927 28
                                    

Asli nulis part ini ngerasa rada absurd gitu, ngga tau deh ngena di kalian apa ngga. Part menuju ending ini, kalo ada yang mau nanya2 dipersilahkan. Dan...... buat cerita Dena & Keanu insyaallah bakal publis lusa, Happy reading :)

Vote dulu baru baca :)

"CUKUP! HENTIKAN SEMUA KEJAHATAN TANTE!"

tante Wina berbalik ke arahku, aku melihat wanita yang diikat di kursi itu penuh dengan luka cambuk. Ya Allah itu mama, mama luka - luka seperti ini. Ini gara - gara tante Wina

"Hisya? Ngapain kamu kesini? Kenapa kamu bisa bebas"

"Anda ngga perlu tau kenapa saya bisa ada disini, anda itu wanita iblis yang pernah saya kenal. Lepasin mama saya"

"Ngga akan! Mama kamu udah ngerebut semuanya dari saya, saya ngga akan ngelepasin mama kamu"

Aku mendekat ke arah tante Wina, bang Vero menahanku karena tante Wina mulai mengeluarkan pistol. Aku melepaskan genggaman bang Vero, aku akan membebaskan mama

"Jangan bergerak atau kamu saya tembak"

"Silahkan tante, saya ngga perduli. Asalkan mama saya bisa bebas"

"Jangan Isya, biarkan mama seperti ini" jawab mama dengan nada lirih

Aku ngga kuat mendengar mama bicara sambil menahan rasa sakit, rasanya hatiku tercabik mendengar rintihan mama

Aku terus melaju untuk membebaskan mama, namun aku ditarik paksa oleh tante Wina. Kemudian tante Wina menodongkan pistol itu ke arahku

"Papa cepat tolong mama, lepasin semua ikatan mama"

"Jangan mas, kamu selamatin Hisya aja. Aku gapapa"

"NGGA MAH! aku gapapa, mama harus selamat. Pah cepat lepasin mama, bang Vero bantu papa"

"Kalian ngelepasin wanita sialan itu berarti kalian harus rela kehilangan Hisya"

"Jangan dengerin kata wanita iblis ini, cepat lepasin mama"

"Ayo coba aja"

"Pah, kalau papa sayang Ica papa lepasin mama. Karena kebahagiaan Ica adalah mama"

"Jangan mas, selamatin Hisya aku mohon" kata mama

"Pah lepasin mama sekarang pah, bawa mama keluar dari tempat ini. Aku ngga mau mama disiksa lagi, aku mohon"

"Tapi kamu gimana nak?"

"Papa percaya sama Ica, Ica ngga akan kenapa - kenapa. Ayolah pah lepasin mama"

"Saya udah bilang kalau kalian melepaskan wanita sialan ini makan kalian memilih Hisya untuk mati!"

"Tante sadar! Itu adik tante sendiri, kenapa tante tega?"

"Bukan urusan kamu"

*brakk*

Aku mendengar suara pintu di buka, ternyata itu mas Hendra, mas Keanu, dan Farel. Syukurlah Farel disini, dia yang melihat mamanya berlaku seperti ini langsung kaget. Begitu pula dengan tante Wina yang kaget dengan kedatangan Farel

"Farel? Kamu ngapain disini?"

"Mama lepasin Hisya, Hisya ngga salah mah. Atas dasar apa mama ngelakuin semua ini?"

"Anak kurang ajar! Kamu membela wanita ini dibanding mama kamu sendiri, mama ngelakuin ini karena mama sakit hati dengan tantemu yang udah ngerebut papa dari kamu"

"Papa? Apa maksud mama?"

"Papa kandungmu itu Bugyo Pratama, bukan papa yang selama ini kamu banggakan"

"Apa? Jadi papa Fras bukan papa kandungku?"

"Bukan, papa Fras hanya laki - laki yang mama jadikan pelampiasan agar mama ngga malu punya anak dari hubungan dengan si Bugyo"

Aku ngga ngerti dengan apa yang dikatakan tante Wina, intinya tante Wina ngga suka mama dan papaku bersama. Lalu kenapa caranya harus sekeji ini? Bukannya tante Wina dan mama itu saudara kembar

"Tunggu - tunggu, apa jangan - jangan kematian papa ada sangkut pautnya sama mama?"

"Hahahaha anak pintar, itu kamu tau sendiri"

"Kenapa mama ngelakuin itu?"

"Kenapa? Kamu mau tau alasannya? Itu karena papa kamu selalu menentang dan menggagalkan rencana mama untuk ngebunuh tante kamu"

Yaampun jadi tante Wina benar - benar ingin membunuh mama? Apa salah mama sama dia? Dasar wanita iblis yang ngga punya hati!

"Mama jahat! Aku ngga nyangka mama bisa bertindak seperti ini"

"DIAM! kamu ngga ngerti rasanya jadi mama, sudah lebih baik kamu diam"

Tante Wina makin erat memenggal leherku, aku ngga mungkin bisa berontak untuk kali ini. Apa nasibku akan buruk? Meninggal karena tertembak pistol oleh tanteku sendiri

Jika itu memang jalan yang sudah di gariskan untukku, aku rela. Tapi aku mohon izinkan aku mendengar bang Vero membalas ucapan cintaku

"Pah lepasin mama sekarang"

Papa mendekat ke arah mama, meskipun mama melarang sekuat tenaga tapi papa tetap berjalan ke arah mama. Asal mama dan papa bisa bersatu aku akan bahagia, semoga tanpa aku kalian bisa bahagia. Dan untuk kamu bang, aku sangat mencintaimu. Sangat.

"Kalian sudah memilih jalan itu, berarti kalian harus siap kehilangan buah cinta kalian"

Tante Wina perlahan memegang pelatuk pistol itu, aku hanya tersenyum melihat ke arah bang Vero. Maafin aku bang mungkin jodoh kita hanya sampai disini, semoga kamu menemukan wanita yang bisa membuatmu bahagia

*DOR*
Pelatuk pistol itu sudah di lepaskan, tubuhku terputar dan akan jatuh. Makin lama tubuhku luruh, tapi aku ngga merasakan sakit di bagian tubuhku. Apa yang sebenarnya terjadi?

Aku masih bisa melihat rombongan polisi datang untuk menangkap tante Wina, aku makin bingung. Kenapa tubuhku ngga merasakan apapun?

"Hisya"

Suara itu? Suara bang Vero, aku menengok ke arah suara itu. Bang Vero penuh dengan darah di bagian punggungnya, jadi tadi tubuhku berputar karena bang Vero yang menyelamatkan aku dan menggantikan posisiku

"Abang, kenapa abang ngelakuin ini? Kenapa malah abang yang ada disini. Abang harus kuat bang, abang ngga boleh ninggalin aku"

Bang Vero menggapai wajahku dengan tangannya yang melemah, aku mendekatkan diriku agar bang Vero bisa menyentuhku. Aku ngga kuat melihat bang Vero seperti ini

"Cinta ngga harus diungkapkan setiap saat, kalau kamu masih meragukan cinta aku ingatlah peluru yang tertancap di punggungku. Ini bukti aku mencintai kamu"

Suara bang Vero makin memelan, dan sentuhan di pipiku makin melemah. Ya tuhan kenapa aku ngga pernah sadar selama ini bang Vero ngelakuin hal - hal berbahaya untuk menyelamatkanku

"Ka..muhh harr..rus per..caya ka..ka lau ab...bang cinta sama kam..muh"

Setelah mengucapkan itu bang Vero langsung memejamkan matanya, aku histeris. Aku ngga mau bang Vero kenapa - kenapa, tubuh bang Vero di gotong untuk dibawa kerumah sakit. Ya Allah maafin aku yang ngga percaya suamiku sendiri

Pihak polisi membantu membawa bang Vero ke rumah sakit, semoga bang Vero bisa selamat. Di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit aku terus berdoa, berharap bang Vero akan baik - baik aja

Aku menghubungi bunda dan daddy, awalnya mereka kaget mendengar berita yang aku sampaikan. Aku udah ada di rumah sakit dan menunggu bang Vero yang sedang di tangani dokter

Aku hanya berdoa semoga aku dan bang Vero dikasih kesempatan untuk hidup bersama, aku berjanji akan menjadi Hisya yang ngga manja lagi. Ya Allah aku mohon kabulkanlah doaku

TBC
Jkt, 21 juli 2016
(19:10)

My Perfect TeacherNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ