Epilog

31.4K 1K 19
                                    

Karena MPT udah SELESAI maka dalam waktu 24 jam dari sekarang bakal ada yang di privat, jadi ya kalian tau lah apa yang harus di lakuin. Oke happy reading :)

Vote dulu baru baca :)

"Abang, cepetan dong" teriaku

Perutku mulas, entah ini apa? Apa aku sudah mau melahirkan? Aduh bang Vero mana sih lama banget, perutku udah mules banget ini

"Abangggggg" teriakku lebih kencang

"Hosh...hoshh, ada apa sayang?" tanya bang Vero

"Sakit banget perutku, mulesnya makin-makin sekarang. Hikss...sakit bang...aww"

"Iya..iya kita kerumah sakit sekarang"

Bang Vero langsung menggendongku, dibawanya aku ke mobil. Ya mungkin aku akan melahirkan, sesuai prediksi dokter

Tak ada masalah dalam rumah tanggaku selama ini, aku sudah di perbolehkan hamil oleh bang Vero. Karena apa? Karena aku sudah lulus kuliah

Jadi sekarang udah 2 tahun lebih semenjak kejadian penembakan itu, dan sekarang usia kandunganku sudah memasuki 9 bulan. Selama kehamilanku aku banyak merepotkan bang Vero hihi

Pernah saat usia kandunganku menginjak minggu ke 8, tengah malam aku minta bang Vero untuk membelikanku lemper isi ayam. Haha bayangin aja tengah malam mana ada yang jual lemper

Pulang-pulang bang Vero langsung ngelus perutku dan bilang kalau dia ngga bisa nemuin makanan yang aku pengenin, tapi aku masih terus merengek memintanya untuk mencari

Akhirnya dengan tampang lesu bang Vero mencarinya lagi, namun pas jam 3 pagi bang Vero balik ke rumah dengan membawa bungkusan yang berisi puluhan lemper. Ternyata dia ngebangunin bunda untuk membuatkan lemper itu, aku jadi ngga enak sama bunda

Akhirnya aku makan lemper itu, namun aku hanya memakannya satu potong, dan sisanya aku menyuruh bang Vero saja yang menghabiskan. Dengan terpaksa dia memakan semua lemper itu haha emang anakku ini masih di dalam perut aja udah ngerjain ayahnya

Udah ya ceritanya, sekarang mulasku makin bertambah. Yasudah aku harus fokus terhadap persalinan ini, sekarang aku sudah sampai di rumah sakit

Bang Vero langsung memanggil perawat untuk membawaku ke ruang persalinan, dokter yang biasa memeriksa kandunganku mengatakan kalau ketubanku sudah pecah. Namun harus menunggu 2 pembukaan lagi

Aku menahan rasa sakitnya, bang Vero dengan setianya menemani proses persalinanku. Meskipun dokter sudah melarangnya tapi bang Vero tetap memaksa ikut menemaniku, bahkan dia membentak perawat itu karena sempat tak di perbolehkan masuk

Aku hanya tertawa geli melihat sikap bang Vero yang sudah seperti suami dan ayah siaga, tiba-tiba mulas di perutku makin menjadi-jadi. Tangan bang Vero yang sedari tadi menggenggam tanganku ku jadikan pelampiasan untuk mengurangkan rasa sakitku

Dokter memeriksaku lagi, dan katanya ini sudah pembukaan terakhir, posisi bayinya juga sudah pas. Aku mengikuti instruksi dari dokter itu

Aku berteriak sangat kencang, rasanya sakit sekali. Kalau tau rasanya melahirkan sesakit ini aku ngga akan ngebet untuk minta bang Vero menghamili aku

Bang Vero masih setia memberikan dukungan, aku mengikuti arahan dokter. Tapi bang Vero juga ikutan, aku ingin ketawa melihat ekspresi bang Vero. Tapi aku tahan karena rasa sakitku makin menjadi-jadi

"Ayo bu sedikit lagi, tarik nafas.. Lalu dorong bu" kata dokter itu

"Huh..huh...argghhhhh"

Aku mengikuti instruksi dokter itu, dengan sekali dorongan aku merasa bayiku sudah keluar

My Perfect TeacherDonde viven las historias. Descúbrelo ahora