13

2.3K 73 0
                                    

Oliver jam segini untung saja dia sedang istirahat. Di sana Oliver melihat seorang pria menggunakan jaket kulit berwarna hitam jeans biru lalu topi berwarna coklat. Aneh? Itulah yang ada di benak Oliver tampilannya seperti seorang bapak - bapak yang berjiwa rocker

"maaf anda mencari saya" tanya Oliver
"io" ujar seorang itu
"lo!!!!!!!!!!!" kaget Oliver.

Rahang Oliver seketika mengeras emosinya seakan langsung memuncak ketika melihat orang itu, orang yang telah membuat keluarganya hancur orang yang telah merenggut kebahagiaan Oliver, orang yang telah membuat Oliver merasa sendiri. Orang yang telah membuat Oliver sengsara tanpa ia pernah sadar bagaimana sakitnya Oliver selama ini. Bahkan Oliver sendiri berharap pria itu sudah mati dan berharap kematiannya tragis sama seperti kematian adiknya dulu Bilqis.


Oliver membawa pria tersebut ke ruangannya semarah apapun Oliver ia masih mempunyai akal sehat untuk tak mengumar emosi di depan umum, Oliver harus tetap menjaga kewibawaannya sebagai dokter.

"ayah tau ayah salah sama kamu Yo tapi ayah mohon maafkan kesalahan ayah, ayah mau mengulang semuanya dari awal"
" ayah? bahkan gue muak untuk panggil lo dengan panggilan ayah! lo bukan ayah gue gue gak punya orang tua gue hanya punya satu adik kandung satu adik tiri dan dua adik angkat. Gue gak punya orang tua bahkan ibu pun gue gak punya puas! Dan apa maaf lo bisa kembaliin adik gue Bilqis?" tanya Oliver.

Skak mat!!! Itu bukanlah pertanyaan melainkan jebakan, manusia tak akan bisa mengembalikan dan menghidupkan orang yang sudah meninggal. Pria itu menatap lekat mata elang Oliver, air muka Oliver yang sedang emosi. Pasrah itulah yang akan dilakukan oleh tuan Albert ayah kandung Oliver.
"apa aku terlalu hina untukmu? Lalu bagaimana dengan bunda yang gak memperdulikan kamu? Yang secara gak langsung membunuh adik kamu secara perlahan? Membiarkan kamu menjadi sebuah benteng di kehidupan yang keras dan harus melindungi tiga orang? Aku Cuma mau melindungi kamu? Aku Cuma mau jadi benteng yang kuat hidup kamu yang sesungguhnya kamu sendiri lemah!"

Penuturan Tuan Albert yang membuat hati Oliver seraya di tusuk oleh ribuan pisau. Oliver menatap mata elang ayahnya yang selalu saja menunjukkan keberanian menunjukkan ketegasan sebagai seorang pria. Walaupun sudah menua namun ia masih seperti dulu selalu keras kepala dan kokoh pada pendiriannya. Jika ada pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya makan itu memang benar Oliver sesungguhnya mempunyai kemiripan dari sang ayah yaitu keras kepala dan berani menentang siapapun untuk pertahanan dirinya. seperti saat ini saat tuan Albert yang terus saja menggertak Oliver untuk mendengar penjelasannya.

"gue gak punya orang tua" jawab Oliver dengan penuh penekanan.

Kaget? Tidak tuan Albert tak kaget dengan perkataan Oliver barusan karena ia sendiri sudah tau dan dapat membaca jika anaknya akan berkata kasar tuan Alebert sudah mengetahui itu sejak dulu kalau anak laki - lakinya akan mempunyai sifat keras seperti dirinya.

Tuan Albert menarik nafas perlahan kemudian menghembuskan dengan kasar. Sedangkan Oliver? Ia duduk di kursi kebanggaan sambil memalingkan pandangan ke arah tembok agar tak menatap wajah ayahnya.

"kalau begitu biarkan aku menjadi satu - satunya orang yang kau punya Io"

"tapi anda terlalu hina untuk menjadi ayah saya"

"saya tak perduli sehina apapun saya yang terpenting saya selalu ingat jika saya mempunya seorang anak yang patut saya bahagiakan selagi saya masih di beri kesempatan hidup di dunia yang penuh dengan penyiksaan" kata tuan Albert terus melawan perkataan Oliver

"kebahagiaan apa yang anda kasih ke saya tuan Albert? Bahkan anda selalu buat saya malu!'

"kalau begitu sekaranglah saya akan membahagiakan anda dokter Albert"

The Light Of Love For IfyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang