epilog

5.1K 137 14
                                    


"kak Ify di sini" kata Ify dari belakang dengan muka pucatnya.

Rio berbalik ke arah belakang dan segera memeluk Ify erat. Air matanya terus mengalir sama seperti saat Rio melihat Ify lagi untuk pertama kalinya. Begitu pula dengan Ify yang ikut menangis karena telah membuat Rio menangis juga menangis karena takut.

"jangan tinggalin kakak lagi. jangan menghilang lagi" kata Rio
"gak Ify di sini sama kak Cogan Ify gak akan pergi. Tapi Ify mohon jangan biarin Ify di bawa papah lindungin Ify kak. tetap ada di sisi Ify"
"iya. Selalu jangan takut" kata Rio.

Semua yang ada di museum bertepuk tangan melihat dua pasangan ini.

@@@@

Seorang pria tua masuk ke dalam rumah sakit yang di dalamnya terdapat orang yang mungkin sangat di benci oleh pria itu. pintu itu terbuka dengan bebasnya menciptakan sebuah kekagetan yang yang benar - benar tak terduga.
"organ tubuh apa yang kau butuhkan? Berapapun organ tubuh yang kau butuhkan akan saya kasih. Tapi jangan cucuku yang di korbankan. kau tak jauh hinanya dengan almarhum suamimu. Bahkan saya rasa kau lebih hina dari suamimu"katanya dengan bengis.

Hanafi Umari, dia lah yang berbincang ketus sama seperti Oliver saat dulu. Lagi - lagi karena organ tubuh itu, baru beberapa detik Hanafi memaki - maki wanita itu kini tangan Hanafi lah yang bermain menampar pipi seorang pria paruh baya yang baru saja menginjakkan kakinya ke dalam ruangan itu.

PLAKK

"masih punya otak kah kau Dirga? Kau tau siapa yang kau siksa selama ini? sadarkah kau siapa yang telah kau rebut kebahagiaanya? Anakmu Dirga! Pantaskah pria seperti kau di panggil dengan sebutan ayah? bahkan aku malu mempunyai anak sepertimu. Apa kau lupa bagaimana susahnya mempunyai seorang Ify hah? Lupa? Dan kau sia - siakan semua itu? jangan salahkan aku jika aku merenggut kebahagiaanmu juga mulai detik ini"
"papah selalu mementingkan kebahagiaan Ify dan Oliver"
"karena mereka cucuku! Dan kau dengan sombongnya tak membutuhkan ku! apa kau masih ingin bahagia hah!" gertak Hanafi.
"aku bahagia seperti ini"
"kau fikir aku akan membuatmu terus seperti ini? jangan harap. Sakit akan di balas dengan sakit. Jika kedua cucuku tak bisa melakukan. Maka akulah yang akan turun tangan! Bersiaplah menerima sakit itu jika kau menolak kebahagiaan yang aku tawarkan" ucap Hanafi kemudian berlalu meninggalkan Dina dan Dirga.

Setelah pria tua yang di sebut dengan papah Oleh dirga dan di sebut dengan panggilan kakek oleh Oliver dan Ify. Dina menatap Dirga penuh dengan amarah serta kekecewaan. Selama ini Dina selalu tahan dengan apa yang telah di perbuat oleh suaminya meskipun Dina tau apa yang terjadi namun ia masih diam. Dina fikir suaminya akan taubat setelah kejadian itu. tapi kenapa? Kenapa suaminya semakin kejam?

"puas kamu mas? Hah? Puas kamu rusak keluarga kita iya?" tanya Dina. Air matanya sudah tak dapat terbendung lagi.

"kamu tau mas? Aku selama ini gak mau deket sama Ify selama ini gak mau jadi ibu yang baik buat Ify kenapa? Karena aku gak mau jadi orang yang berarti dalam hidup Ify seperti Oliver yang bener - bener berarti dalam hidup Ify. karena aku gak mau Ify kehilangan seorang ibu yang kedua kalinya. Karena aku tau aku akan kayak gini aku akan sakit dan perlahan akan pergi. Aku tau semuanya mas, dan sekarang aku gak nyangka kalo aku akan di benci sama keluarga sendiri. Aku gak perduli aku di benci sama papah aku gak perdulia seisi dunia ini benci sama aku tapi yang aku gak sanggup saat anak aku benci sama aku saat Oliver bilang kalau aku hina. Aku gak butuh ginjal aku gak butuh sempurna aku gak butuh semua itu aku lebih baik mati dalam keadaan bahagia karena ada anak aku di samping aku di bandingkan kaya gini aku berusaha untuk di sembuhkan tapi dalam keadaan di benci. Kamu jahat mas kamu jahat!!!!" lanjut Dina.

Tangannya memukul - mukul ranjang untuk melampiaskan semua amarahnya. Sedangkan Dirga sudah tersungkur di bawah ranjang sambil menunduk. Seakan perkataan Dina benar - benar menohok hatinya, seolah - olah istrinya mengatakan bahwa anak adalah segalanya. Namun ia? Bahkan ia tak perduli bagaimana sakitnya Ify bahkan ia tak perduli bagaimana kebahagiaan Ify.

The Light Of Love For IfyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang