[Series 9]

1.2K 165 41
                                    

Untuk ke sekian kalinya Soonyoung menoleh ke arah pintu masuk ruangannya. Menggerakkan jari di atas keyboard dengan lincah. Suhu tubuhnya terasa panas. Detakan jantung yang menggila membuat keringat dinginnya tak henti mengalir. Soonyoung menolehkan pandangannya ke arah pintu masuk untuk terakhir kalinya lalu dengan cepat menekan tombol Enter pada keyboard komputer yang tengah ia kendalikan.

Soonyoung menghela napas kasar. Akhirnya misi pertama telah ia selesaikan. Selanjutnya akan ada misi-misi yang lain yang lebih mendebarkan dibandingkan misi kali ini. Soonyoung melirik ponsel yang berada di atas meja samping mouse yang tengah bergetar. Mengambilnya lalu membuka sebuah pesan singkat yang dikirim oleh Sekretaris Park Jihyun. Soonyoung tersenyum penuh kelegaan setelahnya lalu kembali meletakkan ponsel setelah menyempatkan membalas pesan singkat dari Sekretaris Park.

Baru saja Soonyoung meletakkan ponselnya di meja tiba-tiba terdengar suara pintu yang di buka dari luar. Soonyoung mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk dan mendapati Wonwoo sedang menatapnya penuh curiga. Soonyoung memperlihatkan ekspresi biasanya meski dalam hati ia sedang merasa was-was. Wonwoo berjalan mendekat ke arahnya lalu menyenderkan tubuh di meja kerja Soonyoung dengan tangan yang bersidekap.

"Sedang apa Manajer Keuangan Kwon?"

"Aku sedang bekerja ketika kau masuk ke ruanganku tanpa mengetuk pintu Tuan Jeon."

"Kau... terlihat agak panik ketika aku masuk tadi."

"Benarkah? Sepertinya matamu mulai bermasalah Tuan Jeon. Kau harus memeriksakannya secepat mungkin."

"Ya. Sepertinya begitu."

Soonyoung bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Wonwoo. "Jika saya boleh tau, ada keperluan apa anda kemari Tuan Jeon?"

"Aku mencari Seokmin."

"Tapi Sekretaris Lee tidak ada di sini."

"Kau seperti sedang mengusirku Manajer Kwon."

"Anda merasa begitu? Oh, kalau begitu saya minta maaf."

"Kau... cukup berbahaya Manajer Kwon. Sepertinya aku harus sering-sering menghampirimu kemari."

Soonyoung hanya mengedikkan bahu seolah tak perduli. Ia lalu kembali duduk di kursi meja kerjanya dan berkutat dengan komputernya. Wonwoo hanya memperhatikan dalam diam. Setelah sekitar satu menit terlewati, ia lalu menegakkan tubuhnya berjalan menuju pintu dan keluar setelahnya. Soonyoung menghela napas pelan, syarat akan rasa lelah. Tanpa ia ketahui ada sepasang mata yang masih memperhatikannya dari jendela kaca di pintu masuk ruangannya.

***

Sedari tadi Seokmin tak hentinya mengulas senyuman, melihat Ibu Soonyoung yang membicarakan persoalan random padanya. Sesekali ia akan menimpali jika Ibu Soonyoung memintanya untuk bicara. Melihat perubahan signifikan yang terjadi pada Ibu pemilik hatinya itu, Seokmin tak henti bersyukur. Seolah seperti tengah mendapatkan undian berhadiah.

"Seokmin. Bukankah anak Ibu ini sangat manis?"

Seokmin melirik selembar kertas foto yang berada di tangan Ibu Soonyoung. Disana terlihat Soonyoung yang tengah tersenyum ke arah kamera dengan tangan membuat pose V sign in. "Dia bertambah manis Bu. Bahkan sangat sangat manis."

Ibu Soonyoung kembali memeluk foto itu. "Anak Ibu. Kwon Soonyoung."

Sekali lagi Seokmin tersenyum karenanya. Ia kembali memperhatikan Ibu Soonyoung yang tengah tersenyum ke arah foto sang anak. Hingga suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Seokmin.

THEY NEVER KNOW ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora