[Series 13]

1.6K 166 79
                                    

Soonyoung baru saja akan memejamkan matanya ketika petugas kepolisian memanggil nomor tahanannya. Segera bangkit lalu berjalan mengikuti arah kemana si petugas membawanya.

"Siapa yang ingin menemuiku, Pak?"

Si petugas melirik Soonyoung sejenak. Ia lalu kembali menatap kedepan sambil terus berjalan ke ruang tunggu. "Ibumu ingin bertemu denganmu."

Soonyoung membuka mulutnya ingin menanggapi ucapan si petugas. Namun tak satu huruf pun keluar dari bibir mungilnya. Soonyoung benar-benar terlejut. Pasalnya, sudah hampir tiga bulan lebih ia berada dan terkurung disini, tapi Ibunya sama sekali tidak pernah menjenguknya kemari. Itu pun karena permintaan lelaki mungil itu. Ia hanya takut, sang Ibu akan kembali stress melihat keadaan sang anak yang bisa dikatakan sangat tidak baik. Selama hampir tiga bulan terakhir ini hanya beberapa orang yang sering menemuinya. Ini karena faktor Soonyoung yang tak lagi memiliki kerabat dekat.

Dan Seokmin sudah dua minggu terakhir tidak pernah menemuinya lagi. Bohong jika Soonyoung mengatakan bahwa ia tidak merindukan lelaki bersenyum cerah itu. Soonyoung merasa sepi. Seperti ada sebagian hatinya yang hilang saat Seokmin tak lagi menjenguknya.

Soonyoung menghentikan langkahnya ketika ia menabrak punggung petugas kepolisian. Ia lalu memandang si petugas dengan wajah yang cemberut dan bibir yang maju beberapa senti. "Pak. Bisakah jika kau berhenti berikan aba-aba dulu padaku?"

Si petugas berbalik menatap Soonyounhmg lalu bersidekap. "Kau melamun. Itu tidak baik untuk anak perawan manis sepertimu."

Soonyoung berdecak kecil dan memutar matanya malas. "Berhenti menyebutku anak perawan, Pak."

"Lalu kau sudah tidak perawan lagi?"

"Yak! TIDAK SEPERTI ITU JUGA."

"Hei. Kau berteriak padaku? Aku bisa saja menambah hukumanmu. Dan membiarkanmu lebih lama disini."

"Ya ya ya. Lakukan saja Kris. Aku tak apa."

Si Petugas yang di panggil Soonyoung dengan sebutan Kris tadi memandang anak itu tak percaya. "Kau memanggilku tanpa embel-embel? Oh. Aku sungguh tidak percaya."

"Lalu aku harus memanggilmu apa? Itu kan namamu. Atau kau mau aku memanggilmu dengan sebutan Nama aslimu? Yifan."

"Hei hei. Lee Soonyoung. Kau semakin menjadi-jadi. Setidaknya kau bisa panggil aku Hyung atau Gege. Kau ini tidak sopan sekali. Aku lebih tua lima tahun dari mu, ingat itu."

"Aku tidak mau memanggilmu Hyung dan -yak! Apa-apaan itu. Kau mengubah marga ku."

Kris menunduk dan mensejajarkan wajahnya dengan yang lebih mungil. "Bukankah seharusnya begitu?" Ia menyunggingkan seringai tipis yang masih dapat Soonyoung tangkap dengan kedua mata sipitnya.

"Kami tidak memiliki hubungan apa pun Kris. Jadi berhentilah mengganti marga ku seenak jidatmu."

"Oh. Benarkah?" Si laki-laki yang lebih tinggi menatap jauh ke belakang Soonyoung. "Hei. Lee Seokmin. Kau dengar itu? Ia mengatakan kalian tak memiliki hubungan apapun."

Terdengar kekehan kecil dan Soonyoung sangat hapal suara itu. "Kami benar tak memiliki hubungan  apapun Hyung."

Soonyoung membolakan matanya. Dugaannya benar, itu adalah Seokmin. Dengan perlahan Soonyoung membalikkan badan dan menatap Seokmin yang kini juga tengah menatapnya dengan senyuman semanis madu. Soonyoung tak bisa apa-apa. Seluruh tubuhnya serasa mematung. "Ya Tuhan. Kenapa dia tampan sekali? Apa ini karena kami telah tak bertemu selama dua minggu?"

Kris yang melihat Soonyoung mematung hanya menghela napas malas. "Jangan menatap Suami mu seperti itu. Ia tidak akan pergi dari mu."

Menyadarinya, Soonyoung lalu menatap tajam Kris dan memukul bahu lelaki itu main-main. "Sudah ku katakan untuk tidak berbicara yang aneh-aneh, Pak Tua."

THEY NEVER KNOW ✓Where stories live. Discover now