dua.

550 83 24
                                    

"Overdosis, setidaknya itulah yang kurasakan saat melihat senyum manismu."

━━━

Sukses, kata-kata tersebut berhasil munculkan semburat perah di pipimu.

Surat dan amplop yang sama di hari kedua, tentu masih tanpa nama seperti tempo hari. Kau termenung membaca setiap kata tertulis, kemudian menyadari satu hal.

Jika selama ini dia memperhatikanmu, bukankah itu berarti kalian saling berdekatan?

Sebentar-sebentar, kau membuka mata lebar seiring iris berwarna indah itu teringat. Kalau begini, bukankah sang penulis surat sudah cukup dicap sebagai seorang stalker? Tidak tahu kah dia bahwa mengikuti orang secara diam-diam merupakan sesuatu yang dilarang oleh hukum?

Bergidik ngeri, bulu kudukmu serempak berdiri, seakan diberi komando reflek. Tangan meremas surat kuat sebagai pelampiasan. Kau berharap teror surat ini berhenti untuk esok atau setidaknya tetap ada, tetapi dengan satu syarat, yaitu disertai identitas sang pengirim.

letters | aomine daiki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang