Sepuluh

389 65 2
                                    

"Kau bagai malaikat yang turun dari khayangan, [Name]. Hal terindah yang kumiliki"

***

Hahahaha. Malaikat? Lucu sekali.

Sejak kapan ada malaikat yang bisa menghajar orang sampai (hampir) mati.

"Pfftt-" terdengar percikan tawa dari seseorang di sebelahmu, kau menengok kemudian melotot padanya.

Insan tersebut mengacuhkanmu, tetap tertawa sambil memegang perutnya yang mulai kesakitan, "Pftt-----malaikat? Haha"

"Bukan salahku, orang ini saja yang terlalu bodoh!" Kau mengelak, menunjuk surat teror yang menjadi sasaran empuk. "Lagipula ketawa kau mengintip baca?!"

"Maa, sudahlah. Aku juga jadi penasaran sejak kau menceritakan soal surat itu padaku" [Bf/N] menyunggingkan senyum kecil.

"Lalu kau mau apa jika sudah melihatnya, hah?" kau menatap [Bf/N] datar.

"Tidak tahu, aku hanya penasaran saja, [Name]chann~" [Bf/N] memanjangkan nada untuk menggodamu.

"Argh! Hentikan itu, menjijikkan!" Mengacuhkan [Bf/N] kau mulai berjalan meninggalkannya, sedangkan surat kau masukkan dalam tasmu.

"Hoi! Kau berani meninggalkanku? Fufufu, padahal aku sudah menyiapkan voucher makan gratis di Maji Burger~" sambil berucap, [Bf/N] melambai lambaikan vouchernya ke arahmu. Tanpa babibu, kau yang mendengar hal itu langsung menghentikan langkah dan berbalik,

"Kalau begitu berjalanlah lebih cepat [Bf/N]!" semburmu dengan semburat merah di pipi. Wah wah, sejak kapan kau bisa merona merah karena lapar, [Full Name]?

letters | aomine daiki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang