Delapan

411 63 0
                                    

"Akankah kau membalas perasaanku?"

***

Wtf bruh?

Yang benar saja? Mengetahui identitas saja tidak-----bagaimana kau bisa mencintainya? Hahaha. Jangan bercanda.

Kau muak. Cepat, kau ambil bolpoin dari tas dan merobek kertas asal asalan dari salah satu bukumu.

Beranikan diri untuk membalas, kau menulis "Maaf ya tuan, kau tahu, aku ini memang bodoh. Jadi jika kau ingin aku untuk membalas perasaanmu cobalah untuk menuliskan namamu, kau mengerti? Tulis namamu." -[Full name]

Kau mencoret coret kalimat terakhir-----menebalkannya, dengan maksud agar sang penulis memperhatikannya dan menuliskannya.

Kau lega, paling tidak kau sudah memberitahukan perasaanmu pada sang penulis surat. Bukan urusanmu dia mau menoticemu atau tidak.

Melipat surat, kau meninggalkannya dalam loker. Semoga saja sang penulis surat bisa menemukannya saat memberikan surat terornya besok pagi.

~•~•~•~

Nyahahahaha? Makan tuh double chapter, ohohohoho~ /ketawa jahat/
Tunggu terus apdetannya yach :v bentar lagi kelar kok wkwk

« Yuzu »

letters | aomine daiki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang