Tiga

496 77 7
                                    

"Melindungimu adalah prioritasku. Takkan kubiarkan orang lain menyentuhmu."

━━━

Dalam satu hembusan napas, rutukan meluncur keluar dari bibir. Tampaknya Tuhan tak mendengar permohonanmu karena buktinya, ini sudah hari ketiga sejak kau menerima surat teror tersebut.


Dilihat dari manapun, surat dan penulisnya sama persis.

Mau sampai kapan dia akan menerormu dengan suratnya?

Kau kesal, sungguh.

Lagipula apa apaan itu? Tidak ada yang boleh menyentuhku? "Jangan bercanda!" Kau menjerit dalam batin.

Berbagai pikir berkecamuk dalam kepala. Dia bukanlah siapa siapa bagimu. Kau mengumpat. Kata kata umpatan sudah tidak asing lagi keluar dari mulutmu, karna faktanya-----kau adalah cewe berandal, yang sering membuat masalah di sekolah.

Ya, kau yang notabene cantik adalah berandalan di sekolah ini. "Berandalan" yang kumaksud di sini adalah, sosokmu yang cantik namun boyish. Kau juga mempunyai tato di beberapa bagian tubuhmu, bukan hanya itu, bahkan kekuatanmu pun bisa mengalahkan para cowo saat adu panco maupun berkelahi one on one.

Boleh boleh saja jika kau pintar, tetapi nyatanya dirimu selalu mendapat nilai rapor yang rendah. Kedua orang tuamu pun stres atas kelakuanmu-----coba kalian pikir, mana ada orang tua yang tidak stres jika mempunyai anak seperti dirimu? Namun nyatanya, mereka lebih memilih menyerah dan menyerahkan semua pilihan padamu. Dan, disinilah dirimu, bingung menghadapi surat teror yang ditujukan padamu.

Kau mencoba menenangkan diri, menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Berusaha mengabaikan surat itu, membiarkannya tetap dalam keadaan tergeletak manis di loker. "Bodo amat" decihmu.

letters | aomine daiki.Where stories live. Discover now