"Egoku bahkan tak berdaya atasmu karena di mataku kau begitu sempurna"
***
Wow.
Bahasanya tiba tiba berubah menjadi lebih puitis dan lebih lembut dibanding yang sebelumnya.
Atau kemungkinan dia mendengar perkataanmu kemarin? Atau dia melihatmu yang kesal dan merusak pintu lokermu sendiri?
Apapun penyebabnya, tidak masalah bagimu yang penting-----bisakah dia mencantumkan namanya sebagai sang pengirim, sialan?!
Kau frustasi menatap surat biru tersebut, bagaimana kau harus menghentikan sang stalker untuk berhenti mengirimimu surat gilanya? Kau tidak tahu harus berbuat apa.
Berkacak pinggang, kau menghela napas dengan berat. Kau meraih surat dan memasukkannya ke dalam tas. Hari ini sungguh berat, dengan bermacam macam tugas, pekerjaan kelompok, ditambah surat stalker-----lengkap sudah penderitaanmu.
Kau berjalan pulang dengan langkah gontai, rasanya malas sekali untuk kembali ke sekolah esok. Tapi kemudian kau mempercepat langkah kakimu dengan pasti, mengingat peer matematika sejumlah 40 soal yang belum kau kerjakan sejak kemarin ditambah dengan peer ips 80 soal, total 120 soal.
Batu batu tak bersalah menjadi pelampiasanmu sepanjang perjalanan menuju rumah. Kau menendangi mereka sebagai pelampiasan amarahmu yang sedang memuncak.
~•~•~•~
Fix, ini pendek bangeettt, huweee 😭😭 /craisinthecorner/
Tapi semoga kalian suka UwU
« Yuzu »
YOU ARE READING
letters | aomine daiki.
Fanfiction[status: completed.] Tentangmu dan dia, sang lelaki pengirim surat tanpa identitas. ━━━━━ Kuroko no Basket by Fujimaki Tadatoshi. Story by Yuzutsu Yoshikawa. ━━━━━ • Letter Series Project [published: tuesday, 15 November 2016.]
