Hospital

77 5 0
                                    

Daniel POV

Aku syok. Gabby tiba-tiba mimisan terus pingsan?!. Dan dia gak bilang ke aku kalo dia sakit. Kenapa lo bisa kayak gitu Gabb? Setau aku kamu cewe kuat, gak lemah yang kayak aku liat ini.
Ambulance datang membawa Gabby kerumah sakit, dan aku sahabatnya hanya bisa melihatnya dari kejauhan aku malah berduaan sama Chole disini. Gue emang sahabat gak berguna. Gak bisa jagain cewe kayak Gabby.

Nash POV

Aku disuruh Mr.Payne nemanin Gabby kerumah sakit. Sebelumnya aku udah bilang ke Cam buat bilangin yang lain -Magcon- buat dateng setelah pulang sekolah buat jengukin Gabby. Aku gak habis pikir, Seharusnya yang ada diposisi aku saat ini adalah Daniel sahabat kecil Gabby, tapi dimana dia?. Saat dibutuhkan malah menghilang.
Ambulance udah sampe rumah sakit, suster dan yang lain cepet-cepet bawa Gabby ke UGD
"Mas bisa tunggu diluar"
"Tapi sus-" "Mas tenang aja pacarnya pasti baik-baik saja"
"Sus" ._. 👈wajahku)
Suster menutup pintu UGD, dokter masuk dengan cepat dan aku hanya bisa nunggu diruang tunggu UGD. Jujur saja aku juga Khawatir meskipun aku gagal baperin dia tetep aja dia temen aku yang gabaperan. Dia cewe kuat gak lembek gak lemah ataupun yang lain.
Akupun mengirim pesan ke mom

To: Mommy
Mom, tolong mintakan nomor orang tua Gabby ke mama Skye.

Send

1 menit kemudian

From: Mommy
Untuk apa? Ini 0846xxxx

To: Mommy
Thanks mom :* Ada urusan sebentar.

Akusegera menghubungi nomor orang tua Gabby. Telepon pertama gak diangkat, aku coba lagi, dan nada sambung terdengar

Tuuuuuttt tuuuuuuttt
"Halo?"
"Halo dengan Mr. Anderson?"
"Ya betul. Ini siapa?"
"Saya Nash, temen sekelasnya Gabby. Maaf sebelumnya Gabby tadi mimisan dan langsung pingsan disekolah"
"Bagaimana bisa?"
"Saya tidak yakin penyebabnya. Tapi anda bisa menemui saya di RS. St Monica"
"Ya baiklah. Terimakasih Nash. Saya segera kesana"

Cal ended

Aku kembali duduk dan menunggu sambil memutar-mutar ponselku ditangan. Jujur aku takut terjadi apa-apa dengan Gabby. Dia sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Kemudian langkah besar dan berisik yang berasal dari pintu menerobos masuk dan kuyakini mereka orang tua Gabby.

"Nash?"
"I'm"
"Dimana Gabby?"
"Masih didalam. Mr"
"Yatuhan bagaimana ini bisa terjadi?" keluh Mrs.Anderson
Mr.Anderson memeluk isterinya menenangkan. Tak lama kemudian dokter keluar dan menanyakan

"Siapa disini keluarga pasien?"
"Saya dok" ucap Mr&Mrs Anderson
"Ikut saya"
"Dok" cegatku
"Boleh saya masuk?" tanyaku
"Silahkan"
Kemudian aku mematung sejenak melihat kedua orang tua Gabby masuk ruangan dokter. Aku mendengarkan dari luar dan menyalakan perekam suara.
"Gimana keadaan anak saya dok?"
"Putri kalian tak apa. Hanya kecapean. Mungkin dia pernah hujan-hujan?"
"Entahlah dok. Kami sibuk bekerja, jadi kami tidak begitu mengawasi Gabby"
"Baiklah. Langsung saya keintinya. Putri kalian mengalami penggumpalan darah diotak. Dan juga virus kanker yang ada didarahnya"
"Apa?"gumamku
"Apa bisa diobati dok?"
"Kurasa bisa jika kalian membawa Gabby untuk cuci darah secara rutin. Dan penggumpalan darah dikepalanya bisa hilang bila ia tidak memikirkan hal-hal yang terlalu berat"
"Virus kankernya gimana dok?"
"Kalian bisa tenang. Ini mungkin kecil. Tapi akan membesar bila cuci darahnya tidak teratur"
Aku mematikan perekam suara dan menyimpan rekamanku setelah itu aku masuk keruangan Gabby.
Berdiri disebelahnya dan mengelus tangannya. Gue bingung gab. Kenapa Daniel bisa sahabatan sama elo? Kalo gue jadi Daniel gue udah tembak elo deh. Aku mengambil ponsel dan memotretnya. Aku bingung apa gunanya alat-alat dan kabel kabel yang tersambung dari tubuh gabby. Setelah memotret aku mengirimkannya di Grup Magcon.dengan caption:
"Pray for her. Gabriella Anderson dengan sel kanker didarahnya" lalu mengrimkannya

Regret✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang