Planned

82 5 0
                                    

Gabby POV

Bel pulang sudah berbunyi dari tadi. Sekarang aku dan Hayes berada dimobil Nash, ya. Kita ke basecamp Magcon. Aku sih tak masalah mau pergi kemana saja toh orang tuaku gak ada dirumah.

Beep-beep

Aku membuka pesan dari ponselku. Curut

Where are you? Kau tidak ada dikelas. Aku harus mencarimu dimana? xx

Hahaha dia khawatir, akupun membalas pesannya dengan alibiku

I'm sorry :( aku belum memberi tahumu. Aku ada kerja kelompok hari ini. Maaf xx

Sesudah itu..

"Kau berbohong." ucap Hayes dari belakang.
"Kau! Diamlah kau tau aku ikut ke basecamp hanya untuk menyiapkan surprise ulang tahunnya. Jika aku berbicara yang sejujurnya aku akan di kejar ke basecamp"
"Ohh." sialan.
"Ayo turun" ucap Nash aku segera turun dan menuju rumah besar milik Magcon. Wow cukup besar untuk 16 orang.
Aku masuk mengikuti Nash dan duduk disofa yang cukup lebar.
"Kau boleh datang kapan saja bila kau sedang ada masalah" ucap Hunter yang tak tau sejak kapan dia disana.
"Terimakasih" ucap ku tersenyum
"Guys berkumpul cepat" ucap Cam memimpin. Magcon dengan langkah besar segera menghampiri sofa-sofa didepan dan sebelahku lalu duduk.
"Kalian ingat pesta ulang tahunku?
"kurasa itu terlalu sederhana bila Jacob juga merasakan yang sama" lanjut Cam
"Lalu kau ingin seperti apa?" tanya Matt
"Entahlah aku kehabisan ide untuk itu" ucap Cam lagi.
"Bagaimana bila mengumpulkan seluruh keluarga, sahabat, kerabat dan yang lain untuk membantu kita membuat surprise? Simple saja jadi kita buat suasana horor dirumahnya. Nanti sahabat atau keluarganya akan menjadi salah satu hantu dan aku akan datang membawakan kue dan surprise!!" usulku
"Not bad. Tapi kita perlu banyak orang untuk itu." ucap Aaron mendengar usulku
"Apa kita tidak cukup banyak?"tanya Gray atau Ethan entahlah.
" kau benar. Ayo mulai dari sekarang"
"Besok saja. Aku malas" ucap Nash
"Lagian ulang tahun nya masih 2 hari lagi" ucap Jacob w
"Baiklah. Terserah kalian." ucap Cam lalu menyalakan Tv
"Guys boleh aku pamit?" tanyaku
"Mau kuantar?" Tanya Jhonson
"Boleh" ucapku lalu Jhonson dan aku menuju mobil Jhonson dan menuju rumahku.
Saat kami masuk aku tidak sengaja melihat foto Jhonson bersama seorang laki-laki berambut putih. Kurasa aku mengenalnya.

"J, siapa yang ada diwalpapermu tadi?" tanyaku
"Dia partner tourku dulu. Namanya Sammy"
"Dunia sempit banget ya?" tak terasa kata-kata batinku terucap begitu keras.
"Kau mengenalnya?" tanya Jhonson menyodorkanku Hpnya yang terpampang nyata fotonya dengan Sammy yes, My ex (mulmed). Disana J terlihat candid dan Sammy berekpresi datar. Menurut ku.
"Ini kapan?" tanyaku
"Waktu ulang tahunku maret lalu"
"Ohh.." aku meletakan ponselnya didash board.
"Apa yang dikatakan Daniel tadi?"
"Dia bertanya kenapa aku menjauh dan lebih memilih Jacob dari pada dirinya. Dia juga bertanya mengapa aku berubah dan aku menjawab dengan membalik perkataannya. Lalu dia berencana menembak Chole" aku melempar pandangan malas kearah jendela luar.
"Aku tau sebenarnya kau ingin meluapkan semua yang ada diotak dan batinmu. Tapi mulutmu kelu. Kau juga tak ingin membuat Daniel bersedih bila kau melarangnya menembak Chole. Tapi dilain sisi kau juga tak ingin daniel sakit hati dan menyesal telah menembak Chole" jelas Jhonson.
"Terimakasih. Kau yang paling mengerti keadaanku" ucapku tersenyum miris.
"Jangan pernah tersenyum padaku saat kau sedang sedih. Atau aku akan bersedih juga"
"Okey. I'm sorry" ucapku.
"Sampai"
"Sekali lagi Makasih" senyumku keluar dari mobil.
"Bye!"
Dia hanya mengklakson dan pergi dari rumahku.
Aku memasuki halaman rumahku. Disana terparkir mobil Jacob. Omg. Apa dia tau aku diantar pulang Jhonson?
Aku membuka pintu rumahku dan mendapati anak laki-laki berkacamata memandangku tersenyum. Aku membalas senyumannya.

"Kau bagaimana bisa masuk?" tanyaku
"Kau mengapa baru pulang bukannya sudah dari tadi pulang sekolah?"
"Aku bertanya padamu. Kenapa kau ganti bertanya padaku. Jawab pertanyaan ku dulu"
"Aku mendapat kan kunci rumahmu dari orang tuamu. Sekarang jawab pertanyaanku"
"Aku ada kerja kelompok"
"Kau lapar?" tanyanya
"Tidak"
"Aku kekamar dulu. Kalau ada apa-apa masuk aja kekamar" ucapku lalu meninggalakannya

Regret✔Där berättelser lever. Upptäck nu