Ftsy 3

4K 608 154
                                    


"Marmer! Kak Jin, berhati-hatilah. Kau dalam bahaya saat melihatnya."

Pesan Jungkook terngiang namun semua terlambat. Saat berbalik, Sig Sauer P-266 membidik tepat ke tubuh Jin yang bereaksi cepat mencabut senjata dari balik bajunya.

Letusan berdentum melesatkan timah panas ke bahu Jin yang membuat tubuhnya jatuh bersimpuh, bertumpu pada kedua lututnya. Sensasi panas menembus hingga ke tulang membuat lengannya seakan mati rasa, refleks menjatuhkan pistol yang ada dalam genggaman.

Dalam keterkejutan, dilihatnya Jangmi memanggul Taehyung di bahunya dengan pistol masih mengarah ke tubuhnya.

"Kau tak akan bisa keluar Tuan Jang. Menyerahlah! Kau sudah terkepung!"

Tidak ada gurat ketakutan di wajah Jangmi yang dengan pongah berkata, "Kalian pikir aku bodoh, hah? Aku tahu kalian di sini-" sekelebat melirik pada teleskope yang terarah keluar jendela lalu kembali menantap sinis Jin. "Mencoba menarik semua akses keluarku."

Jangmi berjalan mundur menuju dinding dengan lukisan mawar merah menghias.

"Aku sudah mengantisipasi keadaan seperti ini," ejeknya. "Kalian ahli dalam mengunci, maka aku mahir membukanya. See you."

Pria itu menekan sesuatu yang tersamar di balik lukisan dan munculah sebuah tombol rahasia dengan lift terbuka di baliknya. Ia bergegas masuk membawa Taehyung ke dalamnya lalu menutup pintu lift sambil melambai tangan dengan senyum sarkas.

"SIAL!"

Jin berteriak meluapkan kekesalannya dan berjalan hendak menyusul. Tiba saja pintu terbuka dan muncul sosok Kapten lee, Yoongi dan beberapa polisi di belakangnya.

"Bahumu-Kau tertembak!"

Yoongi berlari menghampiri Jin dan memeriksa sekilas luka di bahu rekan kerja sekaligus sahabatnya itu.

"Kau baik baik saja?" tanya Kapten Lee menimpali.

"Saya tidak apa. Pria itu tahu kehadiran kita. Dia kabur membawa Taehyung."

"Yoongi menatap Jin penuh keheranan. Bagaimana bisa Jangmi keluar disaat semua akses telah ditutup olehnya. Jin seakan membaca ekspresi Yoongi dan membisikkan sesuatu padanya.

"Kurasa, dia sama gilanya denganmu."

.
.
.

Lembayung senja tak lagi malu menampakkan dirinya di antara deretan langit biru. Semilir angin menyapu lembut ratusan mawar yang terbuai menyebarkan aroma khasnya.

Jangmi masih setia memanggul Taehyung di pundaknya, berdiri di tepi bangunan menikmati fase penyempunaan hari, kala surya perlahan memerah jingga.

"Kau tahu, V? Cinta itu letaknya di hati, tersembunyi, namun getarannya mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Cinta membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya.¹ Seperti itulah dasyatnya cintaku padamu." Ia menoleh ke wajah pucat Taehyung yang berada di ambang kesadaran masih terpengaruh obat yang diminumnya.

"Maafkan aku Hyungie untuk cinta butaku ini."

"Tuan Jang! Menyerahlah!"

.
.
.

Perpaduan warna peach dan cream mendominasi ruangan, mempresentasikan kehangatan yang menenangkan. Sebuah single bed tertata di sudut ruang. Seorang remaja terbaring di atasnya dengan mata terpejam yang bergerak gelisah.

Tiba-tiba ia terlonjak dengan napas memburu.

"Psst..." seorang pria berusaha menenangkan dengan mengusap lembut punggungnya.

"Kak Joon, tolong..." mohonnya mengiba. "Antar aku ke sana."

""Istirahatlah, Koo. Biarkan polisi mengurus semua."

"Aku harus ke sana, kak Joon." Matanya berkaca-kaca penuh keputusasaan.

"KAK TAEHYUNG AKAN MATI!"

.
.
.

Semua mata tertuju pada pria yang berdiri terpaku di tepian bangunan memanggul tubuh tak berdaya Taehyung dengan tangan menggenggam pistol.

"Tuan Jang, bisa kita bicara? Saya yakin anda tidak akan menyakiti V," ujar Kapten Lee bernegoisasi.

"Aku tak akan menyakitinya." Jangmi menjawab tanpa menatap lawan bicaranya. Obsidian-nya memindai senja dengan sayu. "Aku mencintainya, selamanya tak akan ada yang bisa menghilangkan cintaku. Aku akan melindunginya sampai dia mati, dan setelah mati aku akan tetap melindunginya. Aku lebih kuat dari depresi dan lebih berani dari kesendirian. Tak ada yang akan mengalahkanku¹," jawabnya puitis.

"Kau cinta V?" Yoongi berjalan mendekat menyorot iris dwi manik Jangmi penuh intimidasi. "Jangan sia-siakan cintamu untuk orang yang bahkan tak pernah menghargaimu². Dia tidak mencintaimu, Tuan Jang."

Jangmi tersenyum. "Cinta adalah berat dan ringan, terang dan gelap, panas dan dingin, sakit dan senang, terbangun dan terjaga. Cinta adalah semuanya, kecuali apa arti cinta yang sesungguhnya³," sanggahnya.

"Namun sekali lagi, kebenaran telah dikatakan, jika kamu mencari kesalahan, kamu hanya perlu melihat ke dalam cermin⁴," balas Yoongi.

Jangmi tergelak tiba-tiba memandang takjub pria yang berbalas syair dengannya.

"Kurasa, aku akan jatuh cinta padamu bila tak mengenal V-ku lebih dulu Tuan-"

"Yoongi," jawabnya cepat. "Jadi, bisakah kau lepaskan V? Biarkan dia menjawab rasamu. Kurasa cinta itu merelakan orang yang kau cintai bahagia, bukankah begitu Tuan Jang?"

Jangmi tersenyum sinis.

"Cinta itu buta, Tuan Yoongi. Bukankah cinta abadi adalah cinta yang dibumbui oleh kematian? Aku tidak akan membohongi hatiku dengan mengatakan cinta tak harus memiliki, karena itu menyakitkan."

Untuk sesaat keheningan merajai dengan Jangmi yang menyampaikan perpisahan pada lembayung yang hampir sempurna tergantikan malam.

"V... Jika cinta tak dapat mengembalikan engkau padaku di kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita di kehidupan yang akan datang."

Tak dinyana, Jangmi mengarahkan pistol ke dada kiri Taehyung dan beberapa sekon kemudian letusan menggema menutup senja dengan kepanikan.

.
.
.

"Bagaimana keadaannya dok?"

"Peluru melukai organ dalamnya. Yang terparah adalah cidera di kepala akibat posisi yang salah saat mendarat di landing pad. Keadaannya kritis.

"Mungkinkah dia bertahan?"

"Sangat tipis. Hanya keajaiban yang bisa membuatnya bertahan dan hidup."



Masih jauh dari kata tamat :")
12112016~11092019


Catatan kecil:
¹Elizabeth Gilber
²Shakespreare
³Shakespeare: Romeo and Juliet
⁴V for Vendetta

[MZ] FATE TO SAVE YOUWhere stories live. Discover now