ftsy 16-"new chapter begin"

2.8K 511 313
                                    

Ratusan menit sebelumnya...

Yoongi mendapati Jungkook ketakutan layaknya balita melihat hantu, menggigil dan berceloteh ada uara gelap serupa pencabut nyawa menguar dari pria pemberi surat—sangat mengerikan, buat napasnya tercekat dengan tubuh lemas seakan ada yang mengisap habis kekuatannya. Ini aneh kalau dipikir, tapi Yoongi tak sempat lakukan. Yang terpenting saat ini bawa adiknya pulang.

Taehyung gendong Jungkook di punggung, tak terasa lelah walau jarak mobil terparkir dengan taman cukup jauh, sepertinya Jungkook kehilangan banyak bobot tubuh. Sang Hira dudukkan yang muda di kursi depan sesuai instruksi Yoongi, dan pasangkan sabuk pengaman.

"Kakak antar pulang!"

Kalimat yang tak bisa dibantah telah terucap, padahal Taehyung bisa saja pulang dengan taksi. Beberapa menit dilalui dalam diam, tibalah di tujuan pertama, rumah Taehyung.

"Maaf ya, kakak tidak mampir. Sampaikan salamku untuk Namjoon."

Belum sempat buka pintu mobil, Yoongi kembali panggil Taehyung yang bersiap keluar.

"Pakailah!"

"Ini?"

"Pokoknya, pakai saja. Jangan dilepas!" pinta Yoongi.

Taehyung sematkan cincin titanium berhias batu hitam berbentuk persegi pada jari manisnya.

"Buruan keluar!"

Senyum Yoongi hantar Taehyung dan tatapnya kembali fokus pada sang adik yang tertidur dengan kepala bersandar di kaca mobil. Setelah ubah posisi kursi Jungkook sedikit rebah, ia pun lajukan kendaraan susuri jalanan kota yang padat.

...

Cinta membangkitkan yang mati, dan meniupkan kehidupan padanya.

Sepenggal sajak Rumi sapa netra Yoongi. Surat beraroma mawar yang Taehyung beri mengingatkannya pada banyak kertas serupa yang ia terima dua bulan ini. Benar dugaannya, sebuah pesan akan segera masuk ke handphone-nya namun kali ini buat ia menggeram marah.

Yoongi netralkan napas, tarik-hembus beberapa kali. Masukkan ponsel yang telah dimatikan ke saku jaket, Yoongi keluar dan masuki kamar Jungkook. Adiknya masih terlelap dengan suhu tubuh tak sepanas sebelum drama kecil yang Yoongi buat karna panik. Kecup kening kesayangan, Yoongi bisikkan banyak frasa cinta.

Hana sedang rapikan dapur saat Yoongi berikan pelukan erat. Perpaduan aroma bunga peony dan kayu cedar dari tubuh sang ibu buatnya tenang.

"Bu, aku pergi dulu ya. Telpon Jin kalau hape-ku susah dihubungi. Biasa, lowbat," cengiran Yoongi berikan dan satu cubitan di pipi ia dapat.

"Kebiasaan! Kan ada power bank." Hana lepas aksi gemasnya, lalu bertanya, "mau ke mana?"

"Kantor, ada urusan. Aku tidak bawa mobil, Bu."

"Loh?"

Hanya dari mimik wajah saja Yoongi tau Hana dalam mode heran. Tumben sekali seorang Kim Yoongi naik angkutan umum.

"Dijemput teman. Oh ya, bilang juga ke Jin Agate-nya sudah on."

Sekali lagi Yoongi rengkuh sang ibu, kali ini lebih erat dan lama.

"Yoon sayang ibu."

"Hmm. Ibu lebih sayang lagi. Hati-hati, Nak."

Meninggalkan segala resah, Yoongi mantapkan langkah keluar rumah dan sebuah mobil sedan telah terpakir di depan gerbang.

Unknown Number:
"Wah, Kim Yoongi bisa juga panik kalau adik manisnya sakit. Bagaimana kalau adik dan ibumu... terluka? Hahaha. Aku tunggu kamu di luar. 10 menit, tidak lebih. Aku mengawasimu, Dear."

[MZ] FATE TO SAVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang