Chapter 3

4.3K 496 25
                                    

Harry Potter © J. K. Rowling
The Ending © MsLoonyanna
(Ms. Loony Lovegood)
.

Adventure-Suspense-Romance
Setting : Hogwarts War, 7th year

Modifikasi buku ke-7: Harry Potter and the Deathly Hallows

[Semi Canon]
.
.
.

"Avada Kedavra!" Pancaran kilatan sinar hijau menyilaukan meluncur dari salah satu tongkat—entah siapa. Menghantam seseorang telak di dadanya. Beberapa pasang mata melebar terkejut.

Sebuah suara masih sempat terdengar pelan dalam nada samar nan menyayat sebelum seluruh napas cikal bakal kehidupannya harus berakhir di ujung tenggorokan dengan tragis.
























"Aaaarrgh!" erang sebuah suara.

"Draco, kau tak apa?" Hermione bertanya panik bercampur rasa cemas menjadi satu. Mereka, Draco dan Hermione, baru saja tiba di suatu tempat. Tepatnya di sebuah hutan besar dengan berbagai pepohonan berdaun rimbun.

Keadaan Hermione sekarang sudah sedikit membaik dari sebelumnya. Rasa sakit dan perih di lengannya berangsur-angsur mulai mereda. Justru kini giliran gadis itulah yang membopong tubuh lemah Draco untuk mencari tempat berteduh sementara di bawah salah satu pohon lebat di dalam hutan mengerikan itu.

"Duduklah," perintah Hermione. Dengan perlahan ia melepaskan rangkulan Draco di pundaknya, kemudian ikut mengambil tempat di sebelah pemuda pirang yang terlihat semakin pucat itu.

"Apa yang terjadi padamu, Draco?" Hermione kembali membuka percakapan, bersamaan dengan hazelnya yang seketika membulat terkejut setelah mengamati pemuda di sebelahnya lebih teliti.

"Merlin! Yang benar saja?! Kau terluka!" jeritnya tiba-tiba sembari menutupi mulutnya yang sedikit terbuka, syok. "Bagaimana bisa?" Kini ia menatap wajah kuyu Draco dengan alis yang berkumpul menjadi satu tepat di tengah.

"Entahlah, 'Mione. Tadi setelah kita ber-apparate ke sini, tiba-tiba saja perasaanku jadi tak enak, entah mengapa. Dan selanjutnya aku pun tak begitu sadar ketika sebuah duri salah satu tanaman liar di sini menggores kakiku," jelas Draco. "Tapi sungguh, kau tak perlu cemas. Aku baik-baik saja," tambahnya cepat-cepat ketika dilihatnya air muka Hermione yang berubah semakin cemas.

"Draco Lucius Malfoy! Goresan panjang seperti ini kau bilang tak apa-apa dan baik-baik saja, hah?!" Hermione berkata tak percaya, suaranya meninggi tanpa bisa ia tahan. Maniknya melebar dramatis.

Gadis itu lalu bangkit dari duduknya sembari memegangi kening. Sementara tangan kanannya diletakkan di sekitar pinggang rampingnya dengan gaya akimbo—berkacak pinggang. Ia terlihat sedikit kesal dan cemas dalam satu waktu yang sama. Hanya saja, rasa cemasnya jauh lebih dominan.

"Hermione, kau tak perlu secemas itu. Kau tahu? Luka ini tak sebegitu parahnya, aku bahkan masih bisa berjalan," bantah Draco sengit sembari mencoba menggerak-gerakkan kakinya yang sayangnya hanya membuatnya berhasil meloloskan erangan kecil.

Hermione berbalik ke arahnya. Pandangannya seketika melunak. "Oh, I'm sorry, Draco. Aku ... aku tak bermaksud untuk membentakmu. Aku hanya terlalu cemas dengan keadaanmu, kau tahu?" tuturnya, merasa bersalah.

Hermione kembali berlutut di sebelah kekasihnya yang kini tengah duduk berselonjoran. Kaki kiri pemuda itu masih tetap mengeluarkan darah segar, menembus celana kain hitam panjangnya. Manik sang gadis kemudian beralih ke arah jas hitam yang dikenakan Draco. Dengan sigap ia melepaskan jas tersebut hingga kini hanya menyisakan kemeja putih di balik tubuh bidangnya, yang akhir-akhir ini terlihat semakin mengurus.

The Ending [Sekuel The Letter]Where stories live. Discover now