Chapter 7

3.2K 426 78
                                    

Harry Potter © J. K. Rowling
The Ending © MsLoonyanna
(Ms. Loony Lovegood)
.

Adventure-Suspense-Romance
Setting : Hogwarts War, 7th Year

Modifikasi buku ke-7 : Harry Potter and the Deathly Hallows

[Semi Canon]
.
.
.

"Avada Kedav—"

"EXPELLIARMUS!" Tongkat kebanggaan wanita sinting bermarga Lestrange itu seketika terpental jauh dari genggamannya, membuat semua kepala serentak menoleh ke arah sumber suara.

Sorot fokus Bellatrix yang membeliak sangat terlihat sarat akan keterkejutan. Begitu pun dengan kawanan Pelahap Maut yang turut menyaksikan.

Di sisi lain, Hermione yang melihat hal itu sebagai peluang emas, berusaha keras untuk memanfaatkan kesempatannya sebaik mungkin meski hanya sekadar berusaha mengumpulkan sisa-sisa nyawa yang dirasanya sudah nyaris melesat beberapa waktu lalu di ujung karotid.

Diam-diam, Draco bersorak gembira dalam hati, ikut merasa bersyukur akan keberuntungan berbalut keajaiban yang kini tampak berada di pihaknya.

Bellatrix berbalik dengan pandangan murka, maniknya seolah memancarkan gulatan api yang telah sukses membakar tiap jengkal kanal emosinya. "Potter! Weasley!" serunya berang.

"Ron, selamatkan Malfoy dan Hermione, sementara aku akan mengurus perempuan ini," titah Harry, menatap Ron Weasley yang berdiri di sebelahnya. Namun, melihat sahabat berambut merahnya itu masih terdiam, maka ia lantas menambahkan, "Ron, cepat!" Yang dititah kontan mengangguk mantap setelah berbisik 'sorry' dengan pelan lalu berjalan mendekati Draco dan segera melepaskan Mantra-Ikat-Tubuh-Sempurna yang sedari tadi membelit tubuh pemuda semampai itu.

Dengan langkah terpincang-pincang, Draco dibantu Ron berdiri menuju ke arah Hermione yang masih tergolek lemah tak berdaya. Mungkin gadis hazel itu pingsan atau barangkali tubuhnya memang sudah terlampau lemas untuk menunjukkan binar-binar kehidupan dari raganya.

"Hermione," panggil Draco pelan seraya bersimpuh di sebelah gadisnya. Tak urung setetes kristal bening yang begitu pantang ia keluarkan akhirnya menerobos begitu saja menembus sorot argent-nya. Draco benar-benar sedih dan merasa hancur dalam satu waktu ketika melihat keadaan sang kekasih yang seolah telah berada di ujung tanduk kematian.

"Dia pingsan," kata Ron, sedikit terengah, seakan mampu menebak apa yang dipikirkan Draco barusan.

"Dra-Draco ...." Sayup-sayup pendaran lemah manik karamel Hermione mulai terbuka, menampilkan sorot indah yang selalu ingin Draco lihat setiap saat. Oh, jangan tanya bukan main senangnya pemuda platina itu. Bahkan ia sampai tak lagi mengingat kondisi kaki serta tubuhnya yang beberapa menit lalu masih terasa begitu sakit. Mengapa? Karena yang terpenting sekarang adalah sang permaisuri hatinya 'baik-baik saja'—well, meskipun secara teknis justru sangat berkebalikan jauh dari kata itu.

"Rooon!" Terdengar Harry Potter yang memekik dari kejauhan, tampak berusaha menarik perhatian, seolah meminta bantuan.

Oh, percayalah, pemuda berkacamata itu memang pasti benar-benar memerlukannya—mengingat yang ia hadapi sekarang adalah seorang Bellatrix Lestrange yang terkenal begitu kejam serta sadis, terlebih ditambah dengan lima kawanan Pelahap Maut sekaligus.

Ron menoleh cepat dan dengan langkah mantap ia segera berlari sigap ke arah Harry untuk membantu sang sahabat, setelah sebelumnya menepuk pundak Draco pelan.

"Malfoy, aku percayakan Hermione kepadamu," ujarnya sebelum benar-benar turut bertempur mantra bersama Harry. Draco mengangguk dengan cepat.

"Hermione, kau tak apa-apa? Bertahanlah, love," tutur Draco lembut, meski sesungguhnya suaranya itu lebih cenderung ke arah panik bercampur cemas. "Aku yakin bahwa Potter dan Weasley pasti bisa melawan dan mengalahkan mereka semua. Kita akan selamat, Hermione!" Ia menggenggam jemari mungil gadisnya dan serta-merta mengecupnya sangat perlahan, seolah takut hal itu dapat melukai Hermione.

The Ending [Sekuel The Letter]Where stories live. Discover now