V

3.7K 85 5
                                    







Dear Dean.......

aku mengenang mu bersama hujan

mendekap mu hanya lewat angan

merindukan mu hanya dapat mempuisikan

jadi , kapan rindu ku dan rindu mu dapat di persatukan?

semoga Tuhan dengan segala keadilan nya dapat sesegera mungkin mempersatukan rindu ini

Baru kemarin rasanya kita nikmati suasana kota di dalam kedai dan ditemani secangkir kopi , menghabiskan waktu bersama .

ahhhh Dean , kini kamu sungguh bukan milik ku lagi .

kemarin aku sempat bersih keras melupakan mu dan aku berjanji pada diriku sendiri agar terbiasa tanpamu ,

namun hari ini kamu sungguh menghancurkan semua niat-niat ku .

kamu mampu membuat ku selalu mengingat mu , mengingat hujan , mengingat kopi dan mengingat segala yang dapat mendeskripsikan apapun tentang kita .








***











Sarah terlelap di atas kertas putih yang kini telah di penuhi oleh tinta hitam, tangan kanan nya masih menggennggam balpoin berwana hitam . Raut wajah nya yang begitu anggun dengan mata tertutup terlihat begitu tenang , malam ini tidak ada air mata tidak ada lagi tangisan , ia masih sedikit berbahagia dengan apa yang telah di ucapkan oleh Dean. Sarah terlelap sangat tentram , sedang diluar sana rintik hujun seperti bernyanyi menghasilkan ritme yang menyejukan, semilir angin berlomba memasuki fentilasi kamar Sarah memberi kesan dingin yang menambah kenyamanan dalam tidur nya.

Waktu memang baru saja menunjukan pukul delapan malam tapi Sarah sudah sangat terlelap hingga terdengar suara gemuruh dari arah barat yang mengganggu dirinya, ia terbangun dan memgerjapkan mata beberapa kali menormalkan pandangan nya , tatapan nya menerawang kearah jendela di ikuti dengan langkah kaki nya yang juga menuju arahyang sama . perlahan namun pasti Sarah membuka gorden berwarna biru senada dengan piama yang ia kenakan malam ini.

Diluar hujan namun tidak terlalu deras bahkan nyaris hanya seperti gerimis, gerimis yang mengundang kerinduan.


"Dean" Sarah bergumam sendiri

hatinya sungguh merindukan Dean nya , Dean yang dulu, Dean yang selalu ada bukan Dean sekarang Dean yang pembohong.

beberapa menit berdiri diambang jendela Sarah memutar tubuhnya melangkahkan kaki kemudian merebahkan tubuh nya di tempat tidur , matanya menerawang mentap langit-langit kamar tatapan nya kosong namun pikiran nya sungguh di penuhi angan-angan kerinduan pada Dean.

Sarah tetap terjaga , bukan hanya rindu yang mengganggu nya namun ada satu hal yang membuat nya sangat tidak ingin berganti hari, pasalnya satu minggu yang akan datang tepatnya setelah pergantian semester Sarah harus mengikuti kedua orang tuanya, ia harus pindah rumah sekaligus pindah sekolah dikarenakan kepentingan pekerjaan sang Ayah yang memaksa keluarga Snyder harus meninggalkan kota Sheffield, meninggalkan Dean dan segala kenangan nya yang akhir-akhir ini sukses membuat Sarah menjadi berantakan.

Jarum jam baru saja menunjukan angka 12 yang berarti saat ini malam telah berada pada puncaknya, namun di luar gerimis semakin deras ritme nya sedikit tak teratur bising dan menganggu kenikmatan untuk terlelap.
Sarah mulai terkantuk-kantuk , matanya sedikit menutup namun ia masih terjaga pikirannya. Namun beberapa menit kemudian Sarah sudah berada dalam mimpinya.






Hujan Dan RinduWhere stories live. Discover now