VI

3.2K 71 7
                                    





Dear Dean .......

Aku dan dirimu semakin melangkah jauh

Meninggalkan semua tentang kita

Tapi tak ada kata lain selain kata rindu untuk mu,

Aku semakin merindukan mu , bukan hanya merindukan mu . sebenarnya aku masih menginginkan dirimu, menginginkan apapun tentang kita ,

Hingga saat ini waktu terasa tak memihak padaku , waktu selalu membawa ku ke dalam kesunyian, hening ,tak ramai, tak bising tapi merindukan mu.

Waktu seperti berjeda, tak berlalu membuat aku larut dalam kerinduan,sendirian.

Yaa, waktu seperti di situ-situ saja, seolah ia sedang mempermainkan ku, seolah ia sedang menertawankan ku yang merindu pada angin lalu.

Ahh rindu, kamu menyiksaku...




*****

Dean terlihat marah, air mukanya menegang, urat lehernya terlihat, sorot matanya tajam pada sosok wanita di depan nya, sedang wanita itu terlihat menunduk dan meneteskan air mata.

"Lebih baik cukup sampai disini , Ary" Dean membuang muka.

"Taa..ppii" Ary masih menangis

"Aku tahu apa yang kamu lakukan dibelakangku" Dean berlalu begitu saja.

Aryana Delevigne memang seorang perempuan manis dan menyenangkan, sampai pada akhir nya Dean memilih Ary dan meninggalkan Sarah . Begitulah Aryana, ia menawan tapi hatinya tak semenawan rupanya. Ia sering di cap sebagai perusak dan seorang benalu hingga banyak yang menyangka dirinya adalah seorang jalang.

Aryana mengejar Dean, menarik lengan nya hingga Dean berhenti dan berbalik

"Apa mau mu jalang?" Dean membentak.

Air mata Ary mengalir bersama riuh gemuruh suara air yang turun dari langit, dada nya sesak, ia seperti ingin mati saat ini. Pendengaran nya seperti tak berfungsi tapi ia mampu mendengar kata jalang dengan begitu jelas, sangat jelas.

"Ucapakan sekali lagi" Ary terlihat sangat marah.

"Jalang" Dean berlalu tak memperdulikan Ary sedikitpun.

Ary masih mematung , tangannya mengepal, air matanya masih mengalir.

"Aku memang jalang" Ary menyeringai.

"Kamu tidak akan pernah bahagia, Dean" gumamnya.

******



Dean berjalan melindungi dirinya dari guyuran hujan, rambutnya sedikit basah dan sepatunya sudah sangat basah, ia berjalan menjauhi Aryana , seorang gadis yang ia anggap seorang jalang. Bagaimana tidak, jelas-jelas Aryana adalah kekasihnya namun dengan berani Aryana melayani seorang pria paruh baya, Dean menyaksikan saat Aryana di turunkan di depan rumah nya tengah malam oleh seorang pria yang tidak terlihat jelas namun Demi apapun Dean bersumpah jika itu adalah pria paruh baya yang nakal.
Hujan masih turun dengan ritme yang sangat merdu tidak ada sumbang sedikitpun, murid-murid di sekolah ini sedang dalam jam pelajaran namun ada beberapa kelas yang terlihat ramai. Di ujung koridor sebelah kiri, seorang pria memainkan gitar ditemani beberapa wanita dan mereka bernyanyi bersama.

Hujan Dan RinduHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin