My Lovely Friendzone - 11

1K 45 2
                                    

Mata gadis itu mengerjap, ia terpaku di tempatnya berdiri.

Haruskah ia membalikan badan dan melangkah pergi dari ruangan itu?ia seperti tikus kecil yang menyelinap begitu saja masuk dan naas nya terperangkap dalam sebuah jebakan.

"Sini masuk, jangan diem deket pintu. Ngalangin jalan, "suara laki laki itu menggema mengisi ruangan ini. Luas namun entah mengapa terasa sempit,atau justru udara di dalamnya malah membuatnya sesak.

"Walaupun kayanya gak akan ada yang masuk lagi, kan sekolah udah sepi, "tambahnya.

"Eh, "Audrey terbelalak kaget mendengar perkataan si cowok.

"Tenang kali, gue gak bakal ngapa ngapain. Sini duduk, temenin gue main gitar. "

Mengapa ia selalu ditakdirkan bertemu dengan laki laki ini dalam keadaan gugup, selalu saja pada waktu yang tak ia inginkan.

Akhirnya Audrey melangkahkan kaki, menuju kursi di pinggir si pemain gitar. Entah kebetulan atau disengaja,tepat dua kursi berada di tengah.Disekelilingnya terdapat alat musik dominan pemain band. Piano terletak di pojok belakang ruangan, piano yang pernah Audrey mainkan saat seleksi.

"Kenapa lo gak nerusin di MP?setau gue lo masih berstatus anggota kan? "tanyanya.
*MP : Musician Prime

Audrey mengangguk,"Iya Kak, "

"Terus? "

"Gue jarang ikut latihan rutin, jadi rasanya gak enak aja tiba-tiba ikutan lagi, "

"Oh gituu, padahal gak apa apa kok. Lo ikut gabung aja, kita semua free, "ia menyeringai, memancarkan pesona miliknya. Pesona yang bisa membuat setiap wanita berlomba untuk memilikinya, seutuhnya.

Audrey merasa jantungnya berdebar kencang.

Gila cakep banget,

Audrey terhenyak,

Aduh! Mikirin apaan sih gue!

"Kok ngelamun? Gue keliatan aneh ya kalo sekolah udah beres? Gak se-cool pas tadi pagi?Kebetulan sih tadi abis main basket, jadi berantakan,"

Lo mau seberantakan apapun, tetep aja cewek-cewek demen.Kenapa gue ketemu lo lagi sih,Rivan!

"Emang tadi aku ngelamun? "

Stupid question! 😤

"Lo lucu deh, suka gak sadar gitu.Tiap kita ketemu lo selalu gugup, "Rivan mengacak rambut Audrey pelan.

Daebak!

Audrey harus sekuat tenaga menahan senyum bahagianya, berusaha bersikap jual mahal.Jangan sampai aura baper nya terlihat.

"Yaudah, mending lo dengerin gue nyanyi deh. Tapi kalo suaranya jelek, tutup telinga aja yah, "

Suara lo gak jelek kak,

Audrey mengangguk paham.

Tepat dikala jemari Rivan mulai memainkan gitar,suara ponsel Audrey berbunyi. Tangannya otomatis cepat mengecek.

"Sorry kak, sebentar. "

Rivan mengangkat dagu, tanda mempersilahkan Audrey untuk mengangkat ponsel nya.

"Hallo? "

"Gue udah di depan,"

"Iya, gue ke sana"

Panggilan terputus, Audrey menoleh ke arah Rivan.

"Kak, sorry banget. Lain kali gak apa apa kan? Gue udah di jemput.Ada janji. "

My Lovely FriendzoneWhere stories live. Discover now