#2 Selalu Bersama

741 47 0
                                    

Dia selalu bersamaku. 

Mungkin, tanpa kusadari, sejak hari itulah aku menganggap bahwa Deva adalah segalanya.

- catatan kecil milik Denada -

---------------------------------------------

13 tahun yang lalu

.

.

Aku punya rumah baru!

Keluargaku pindah hari ini. Rumahku sebelumnya ada di sebuah tempat bernama Yogyakarta, meskipun aku tidak benar-benar tahu apa perbedaannya dengan tempat yang kutinggali saat ini. Semuanya terlihat sama saja, kecuali bentuk rumah baruku yang terlihat lebih indah daripada sebelumnya.

Semua barang baru saja diturunkan dari truk, tetapi mama berkata bahwa beberapa barang sengaja ditinggal di rumah lama agar tidak repot. Aku juga tidak mengerti apa yang membuat mereka repot.

Aku tidak melihat apapun ketika masuk ke dalam rumah, rumahnya terasa sangat kosong dan suaraku selalu bergema setiap kali aku membuka suara.

Keadaan rumah sedang sangat sibuk dengan orang-orang yang memindahkan barang dan mama selalu saja menyuruhku menunggu di luar. Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan.

Kata mama aku tinggal di perumahan, tapi aku tidak tahu apa maksudnya. AKu hanya tahu bahwa perumahan berarti ada banyak rumah, kata-kata yang mirip dengan pegunungan yang berarti banyak gunung.

Aku berjalan-jalan dan mendapati semua rumah dalam keadaan tertutup, seperti tidak ada orang. Tapi aku tidak kaget, karena rumah-rumah yang aku lihat selalu seperti itu.

Aku tidak sadar sejauh apa aku sudah berjalan, hingga aku menyadari bahwa rumah-rumah sudah tidak sama lagi dan aku juga baru sadar bahwa jalannya sudah berbeda. Ketika aku menengok ke belakang, aku sudah tidak ingat dimana rumahku.

Tapi aku mendengar suara yang sangat ramai tak jauh dari tempatku berdiri sehingga tanpa sadar aku menghampirinya.

Tempat itu adalah sebuah lapangan dengan pohon-pohon menjulang di atasnya, sehingga menutupi matahari dan tidak akan terasa panas.

Semua anak-anak disana seusiaku, dan mereka sedang bermain permainan kejar-kejaran. Ketika melihatnya, aku terpesona. Itu adalah pertama kali aku melihat ada anak sebanyak itu bermain bersama secara langsung.

Aku hanya pernah melihat di televisi ada banyak orang sedang bermain dan tertawa, tapi tidak pernah melihatnya secara langsung. Itulah kenapa secara tidak sadar aku duduk di tepi lapangan dan hanya memandang mereka.

Aku bisa ikut merasakan semangat bercampur rasa cemas dan takut dari mereka yang akan ditangkap oleh si musuh dan aku bahkan mendukung beberapa dari mereka. Mungkin seperti ini rasanya melihat konser.

"Hei, kamu nggak ikut main?"

Aku menengok ke belakang ketika mendengar seseorang menyapaku. Ia adalah anak laki-laki, seumuran denganku, memakai kaos biru dan celana selutut, dia juga memakai sandal.

Ia memegang sebuah bola di tangannya, dan aku baru sadar kalau ia baru saja memungutnya tak jauh di belakang tempat aku duduk.

"Kamu mau ikut main?" tanyanya lagi ketika tidak mendapatkan jawaban apapun dariku.

Main?

Aku mengerjapkan mata. "Aku main?"

Anak laki-laki itu menganggukkan kepalanya semangat. "Iya! Ayo ikut! Aku daritadi lihat kamu kayak mau ikut main!"

Pasangan bukan Pacar [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang