#10 Menyerah

380 29 0
                                    

Aku tidak ingat bagaimana aku masih bisa berakhir di sekolah. Sepertinya aku tidak benar-benar sadar hingga aku turun dari taksi dan menyadari bahwa aku berada di depan gedung sekolah.

Benar sekali. Hari ini aku bahkan berangkat sekolah seorang diri, dan dalam keadaan yang sedikit linglung, mengingat apa saja yang bisa terjadi hanya dalam kurun waktu kurang dari dua jam.

Aku bahkan dengan bodohnya masih memegang kertas contekan mengenai apa yang akan kulakukan untuk merayu Deva. Merayu kepalamu!

Kuremas kertas di tanganku tersebut dan langsung berjalan menuju tong sampah terdekat yang kutemui dan melemparkannya kesana. Aku marah. Aku merasa marah. Kelihatannya aku sendiri juga akhirnya tahu seperti apa rasanya cemburu. Aku ingin memukul dan memisahkan gadis itu dari Deva. Seolah seluruh tubuhku akhirnya berteriak bahwa seharusnya Deva adalah milikku dan tidak seharusnya bersama siapapun selain diriku.

Aku ingin menghentakkan kakiku dan berteriak, aku ingin memukul sesuatu dengan tanganku hingga sakit. Lalu aku menyadari bahwa itu adalah keinginanku yang sia-sia. Apapun yang ingin aku lakukan di dalam hatiku selalu tidak sinkron dengan isi kepalaku sehingga secara fisik juga tidak ada apapun yang terjadi. Pada akhirnya aku hanya berdiri di depan tong sampah, merasa ingin menendangnya kuat-kuat hingga terpental jauh tapi pada kenyataannya tidak ada yang kulakukan.

Aku melanjutkan perjalananku menuju kelas dalam keadaan yang lebih lemas dari biasanya.

***

Pasangan bukan Pacar [Complete]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora