v. tentukan gagasan utama dan ruang sampel

18.7K 3.1K 810
                                    

Kemarin, saya dan Fia janjian untuk datang ke sekolah pagi-pagi.  Tapi ternyata, hari ini Fia datang subuh-subuh. Dan dia ngomel-ngomel ke saya karena saya datang pagi-pagi.

"Sekarang udah mau jam enam, Arsa!" omel Fia begitu saya sampai di kelas. "Kita kan janjian pagi-pagi."

"Oh?" tanya saya. "Maaf deh. Gue kemaleman, ya?"

Fia berdecak kesal. Ia melambai-lambaikan tangannya tidak sabaran. "Ya enggak gitu juga. Udah deh, enggak usah sarkastis gitu. Yang penting, kita harus mulai sekarang, sebelum anak-anak lain pada dateng."

"Fi, bel masuk sekolah baru bunyi jam setengah tujuh. Masih ada sekitar empat puluh lima menit lagi," kata saya.

"Cuma empat puluh lima menit?!" Fia histeris bak ibu-ibu habis ngelihat Adam Levine ngangkat jemuran.

"Emang kita mau ngapain sih?" tanya saya. "Seinget gue, kita cuma mau nyari penyihir lain di kelas ini."

"Emang!" sahut Fia. "Tapi enggak gampang." Fia merogoh tasnya dan mengeluarkan album foto yang lumayan besar--dengan gambar Dora the Explorer yang lagi nyengir sambil nyekek Peta. Kasihan Peta.

"Ini buku tips dan triknya," kata Fia.

"Hah?" Saya mengulurkan tangan lalu mengambil album foto itu. "Ini enggak kayak buku."

Fia mengulurkan tangannya kemudian membuka album foto itu. Di halaman pertamanya ada foto superbesar dari seorang bayi perempuan yang mirip boneka Annabelle.

"INI APAAN?!" jerit saya kaget.

Ya iya lah, siapa sih yang enggak kaget? Sampulnya gambar Dora lagi nyengir. Halaman pertamanya, foto bayi mirip boneka Annabelle.

Tapi kalau dipikir-pikir, seharusnya Dora yang nyekek Peta itu memberi saya petunjuk tentang apa yang ada di dalam album foto ini.

Fia tertawa. Ia mengambil foto Bayi Boneka Annabelle lalu menunjukkan tulisan di belakang foto tersebut. Tulisannya seperti ini:

Terima kasih karena sudah membeli buku (berupa album foto) saya yang terbaru ini.

Album foto ini akan membawa kamu ke dunia sihir-menyihir lebih dalam lagi. Buka foto di halaman berikutnya untuk mengetahui cara-cara menemukan penyihir di lingkungan Anda! Foto di halaman-halaman selanjutnya, juga tidak kalah menarik!

Selamat mencoba dan semoga berhasil!

Satudua Tigaempat.

Saya cengo.

"Ini buku punya bokap gue," kata Fia. "Jadi, bukan turun menurun dari generasi ke generasi gitu. Tapi setiap keluarga baru di garis keturunan Wijaya, wajib beli buku keluaran terbarunya Satudua Tigaempat."

"Satudua Tigaempat itu... nama orang?" tanya saya.

"Iya," jawab Fia sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Dan dia itu udah tua banget. Dia udah nulis buku dari umur empat tahun. Dan kabarnya sih, sekarang dia udah lebih dari seratus tahun. Misterius gitu, lah."

Saya enggak peduli umurnya Satudua Tigaempat berapa. Yang saya enggak habis pikir, orangtua macam apa yang menamai anaknya Satudua Tigaempat?!

Sebagai anak yang dinamakan dengan nama aneh, saya rasa saya bisa mengerti perasaan Satudua Tigaempat. Mungkin saya dan Satudua Tigaempat bisa mendirikan komunitas Nama Aneh untuk menyemangati semua orang-orang dengan nama aneh di dunia.

Fia meletakkan lagi foto Bayi Boneka Annabelle ke tempatnya semula. Dia membalik halaman album foto dan tampaklah deretan foto-foto berukuran besar lainnya yang disusun secara rapi.

Just a Little SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang