prolog

12.7K 610 25
                                    

.
.
Disclaimer : MK
.
.
Ugly girl by ; B broke
.


Seperti pada kebanyakan cerita, kisah ini dimulai dengan deskripsi nya tentang pagi hari. Cahaya matahari yang cerah, langit biru tanpa awan, embun yang belum hilang dan burung yang sibuk berkicau. Aa~h, indah sekali. Saking indahnya aku sampai tidak bersemangat menginjakkan kaki ke lantai keramik kamar yang dingin. Tapi suara kucingku yang cerewet membuatku mau tak mau beranjak keluar kamar. "Oh, Hay sweety." Sapaku setelah sebelumnya membuka pintu dan melihatnya menggeram. Namanya kyuubi, peliharaanku satu-satunya yang mampu bertahan, sebelumnya aku memang punya banyak peliharaan, tapi mati semua. Aku tinggal sendiri di apartemen sederhana, pada kamar nomor 134. Ibuku sudah meninggal dan ayahku merantau entah kemana, dia hanya mengirimiku uang beberapa ratus ribu untuk biaya hidup dan sekolah perbulannya. Jika aku bisa hemat, aku bisa memegang 50 sampai 75 ribu ketika akhir bulan tiba. Akhir-akhir ini otakku terbayang mini lepy berada di pelukanku. Ia berwarna hijau zamrud dengan tombol-tombol imut yang selalu berpose minta di jamah. Uuu~h, aku bahkan sudah bisa membayangkan betapa nikmatnya menyentuh semua tombol keyboardnya, jari- jariku sudah gatal. Tapi, namanya juga sekedar berkhayal, untuk biaya makan saja aku masih harus berhemat apalagi untuk membeli mini lepy. Aku tak akan sangguplah.

"Myaww..." Kyuubi mengeong ketika aku baru saja keluar kamar mandi, dengan kaos kebesaran milik ayah dan celana pendek ku sendiri. Ia menatapku dengan mata besarnya yang berwarna aneh, aku tahu ia menginginkan apa, tapi aku tak akan memberikannya. Jatahnya hanya satu mangkuk Snack kucing dengan air putih yang dipisah.
"Myaww!" Mengeong lagi. Lagi, dan lagi.
Karena kesal, akupun lantas segera masuk kembali ke kamar dan mengganti pakaianku dengan seragam. Meninggalkannya lagi di dapur dengan semangkuk air putih.
"Dasar, bukan kah aku sudah bilang kalau tidak ada susu kucing untuk pagi dan siang hari. Kenapa ia masih saja cerewet, dasar kucing bodoh." Gumamku kesal.
Agak aneh memang berbicara sendiri seperti ini, tapi kekesalanku pada kucing pemboros itu membuatku suka memakinya keras- keras. Hell, dia hampir tiap hari meminum susu segar sedangkan tuannya yang kurus kering ini hanya mampu menikmati susu setiap seminggu sekali. Benar-benar durhaka kucing itu.

"Haahhh.." aku menghela nafas, menekan segala perasaan campur aduk. Aku telah berganti seragam, dan berdiri di depan cermin lemari besar kusam yang penuh retakan. Memandang jauh pada bayangan diriku.
Aku adalah gadis penuh kelemahan, aku jelek, itu kata nyaris semua orang, dijauhi karena sering dianggap pembawa sial dan bodoh, ck, aku tidak bodoh sebenarnya. Hanya kurang belajar saja.
Jika diibaratkan, aku adalah tokoh figuran dalam film action yang berakhir mati terabaikan, atau dalam kisah cinta yang berakhir di tolak mentah-mentah atau hanya sebagai gadis dungu yang disuguhi pemandangan romantis di hadapannya sedangkan ia sangat menginginkannya.
Tapi meskipun semua orang mengabaikanku, atau mencemoohku, aku tak merasa sakit. Yah, dulu memang sakit, dan aku selalu mengeluh mengapa aku terlahir seperti ini. Dan ketika semua semakin memburuk, aku mengabaikannya, tak memikirkannya lebih sampai aku merasa bahwa itu bukan lagi apa- apa, dan aku pantas mendapatkannya.
Sebagai seorang wanita, aku juga memiliki mimpi, bertemu dengan sosok yang menerimaku apa adanya dan bisa menjalani hidup dengannya.

Sebelumnya aku telah melewati kisah romansa yang bermacam-macam, bukan manisnya tapi pahitnya yang banyak rasa, dari mulai di tolak sebelum memulai sampai di manfaatkan lelaki gay untuk menutupi kisah cintanya dengan pria lain. Itu sangat menyakitkan tentu saja, dan membuatku trauma hanya untuk berdekatan dengan mereka.

Kini aku berusaha menjalani hari seperti biasa, aku suka ketika hariku berjalan hambar dari pada menyakitkan. Aku merasa tenang ketika orang-orang di sekolahku mengabaikanku, itu membuatku leluasa bergerak, dan aku suka ketika guru menjadi pasif terhadapku, jadi aku tidak harus mengerjakan tugas maju di depan kelas.
Katakanlah aku pesimis, katakanlah aku orang yang putus asa. Karena itu benar adanya, yang kubutuhkan di dunia ini sebenarnya hanyalah satu, ketenangan. Aku hanya ingin menjalani kehidupanku dengan tenang tanpa ada cekcok dan masalah yang berujung kekerasan fisik. Aku seorang gadis, tentu saja tidak menyukai kekerasan. Tapi entah kenapa aku suka melihat anak-anak muda saling baku hantam, itu rasanya sesuatu sekali, seperti ada kobaran api yang meletup-letup di perut ketika mereka melayangkan tinju. Seperti keinginan di dasar hati, aku sekali kali ingin menghantam para mantan berengsek ku dengan tinjuku sendiri. Heh, lucu.

Kulirik jam Beker di meja nakas dekat kasur, sudah pukul tujuh pagi lewat dua menit, lama juga aku melamun. Tak butuh waktu lama bagiku untuk berdandan, aku hanya butuh menyisir dan menguncir rambutku menjadi satu, dan menyisakan beberapa poniku yang pendek menggantung di pelipis kananku. Ku amati lagi wajahku, kulitku memang lebih gelap dibandingkan gadis manapun di daerah ku. Aku punya tiga garis halus di kedua pipiku layaknya kucing, yang aku anggap sebagai tanda lahirku.
"Cantik kok." Gumamku pelan, dan aku tersenyum manis. Heran saja, bagaimana orang diluar sana menganggapku jelek ketika aku sendiri melihat diriku begitu cantik.
"Hahaha, narsis sekali diriku ini." Lanjutku dengan tawa keras.

Beberapa menit kemudian, kutemukan diriku berjalan pelan di atas trotoar jalan. Mengamati orang-orang beraktifitas dengan semangat, dan aku tersenyum melihat beberapa kejadian lucu di tengah-tengah mereka. Meski malas, akupun juga harus menjalani hari bukan? Aku, Uzumaki Naruto, gadis jelek yang mencari ketenangan di tengah hiruk pikuk dunia sedang berusaha menikmati kehidupan.
.
"Haahhh, pagi yang indah." Bisikku tanpa niat.

Tbc

Ugly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang