chapter 4

4.4K 404 33
                                    

Disclaimer : Massashi Kishimoto
Ugly Girl by : B Broke
.
.

Otsutsuki Toneri, banyak berita tentangnya yang simpang siur. Tak ada yang tahu masa lalu ataupun asal usul keluarganya. Jalan pikirannya tidak mudah di tebak, ia tertutup dan terkesan aneh. Tidak banyak pula orang yang tahan dekat dengan pemuda yang dikabarkan sebagai preman pemabuk yang bisa memukul sepuluh pria sekalipun. Bahkan gosipnya ia seorang bi- sex.
.
.
Kedua tangan itu masih saling bertaut, tetapi keduanya larut dengan pikiran masing-masing. Toneri menurunkan pandangan matanya, melihat bagaimana jemari kecil berwarna Tan itu menggenggam tangannya. Ada rasa hangat di sana, mungkin karena tangan gadis itu yang bersuhu panas. Ia juga bisa merasakan telapak tangan mungil itu basah oleh keringat akibat terlalu lama menggenggam. Mereka sudah berjalan cukup jauh dari sekolah, menuju kawasan apartemen murah. Dia bahkan bisa melihat beberapa deret toko kelontong yang asing. Jelas ini bukan daerahnya, tapi ia diam saja saat tangannya di seret dengan tergesa-gesa oleh gadis di depannya.

Ketika tempat yang ia tuju sudah sangat jauh, ia menarik tangannya, menyebabkan gadis dengan rambut pirang berkuncir satu itu kaget.
"Maaf, aku tidak bermaksud menghentikan kesenanganmu. Tapi arah rumahku ke sana." Ucapnya dengan nada tenang. Tak lupa ibu jarinya menunjuk pada arah belakang lewat bahu.

Dia bisa melihat raut wajah yang semula penuh kekesalan berubah panik. Sambil menundukkan tubuhnya, Naruto, gadis pirang itu meminta maaf padanya.
"Tidak apa-apa. Aku mengerti kau butuh pelarian untuk menghindari pacarmu. Kalau aku jadi kau, akupun akan melakukan hal yang sama. Pacarmu terlihat cukup gila."
Ujar Toneri ringan.

"Ah, bukan. Dia bukan pacarku." Naruto membalas cepat, kedua tangannya bergerak ke kanan dan ke kiri. Menekankan bahwa ucapan Toneri salah.
"Oh, begitu. Aku pikir dia pacarmu, kalian terlihat serasi."
"Aha ha ha.. tidak. Kau salah sangka." Mendengar tawa canggung dari Naruto, Toneri sama sekali tak berekspresi. Matanya yang dingin menyorot memperhatikan tingkah gadis di depannya.

"Apa kau.." menjeda sebentar ucapannya, pria berambut putih lembut itu menarik masing-masing sudut bibirnya. Menampilkan senyum lembut yang entah bagaimana terasa membekukan, sejenak suasana menjadi sedikit tenang. Narutopun seolah mampu mendengar detak jantungnya yang dua kali lebih keras, tak dapat ia pungkiri bahwa saat ini hatinya terasa resah, sepertinya membawa lari pria ini adalah tindakan yang salah.
"..."
"..ingin kuantar pulang?" Toneri melanjutkan ucapannya lamat- lamat.

Dan si Uzumaki junior di depannya meringis.

Naruto menyentuh tengkuknya yang tiba-tiba terasa dingin. Ia perhatikan sekitarnya yang nampak cukup lenggang. Ia harus cepat-cepat pulang sebelum hari beranjak sore, tapi bagaimana ia mengakhiri ini?

"Erm tidak perlu. Aku akan pulang sendiri. Dah, sampai jumpa!" Kaki kecil berbalik, dan kemudian terhenti lagi karena pegangan sebelah tangan pada ujung bajunya.
"Lain kali ajaklah aku pulang dengan baik-baik, jangan menarikku tiba-tiba seperti itu."

Glup~! Naruto menelan ludah.

.
.
.
.
.

"Sasuke-ku~n, kyaaa, Anda tampan sekali hari ini."
"Ya Tuhan, seksi sekali.. aaaa!"
"Lihat lihat! Dia melirik ke arahku! Kyaaaa, aku tidak tahan!"
"Awww, aku ingin menyentuhnya."

Sudah menjadi tradisi bagi siswi siswi yang tergabung dalam fansclub Sasuke untuk menyambut 'prince' mereka dengan kata-kata pujaan. Ada yang berteriak sambil tersipu malu ada pula yang berebut menyentuh pria muda berkulit putih susu itu. Semuanya berlomba, mencari atensi dari si pujaan hati. Tapi yang namanya Sasuke, ia tak pernah merasa senang ketika mendengar semua itu, dia cukup kesal karena harus berdesakan meminta jalan sambil menutup telinga dari jeritan melengking yang menyakitkan. Baginya kumpulan cewek itu seperti segerombolan lebah ganas dengan ia sebagai mangsanya.
Sasuke juga merasa jengkel saat setiap dua jam sekali para siswi yang merangkap sebagai fans- nya itu menyatakan cinta padanya dengan gaya dan nada yang terkesan menjijikkan. Apalagi ketika mereka dengan tidak tahu diri berpura-pura jatuh atau sakit di depannya hanya untuk membuat dirinya mendekat, dan setelah itu memeluk atau bahkan menyentuh daerah-daerah miliknya yang terkesan privasi.
Sekarang pun Sasuke bahkan tidak tahu, apakah ia masih perjaka atau tidak, gadis yang sedang jatuh cinta itu kadang sangat mengerikan, apalagi gadis fanatik seperti para penggemarnya.

Ugly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang