chapter 11

2.7K 306 28
                                    

.

Melihat orang yang disukai mencium orang lain di hadapanmu itu, sesuatu sekali untuk hatimu. Rasanya akan sangat sakit, apalagi kau pernah merasakan sakitnya di masa lalu. Ah, ditambah juga mereka sesama pria. Sungguh pasti kau akan merasa jadi wanita paling tak berguna di seluruh dunia.
Itulah yang Naruto rasakan saat ini, marah, benci, kesal. Haahhh, bahkan perasaannya sangat sulit digambarkan.

Tak ayal, hari ini moodnya sangat buruk untuk menjalani hari. Setiap langkahnya terasa berat, dan bahunya turun lima senti seperti membawa beban berat. Tidak ada lagi ruang untuk cibiran orang-orang menyebalkan yang ia lewati dipikirannya. Semuanya terasa penuh, baik hati dan pikirannya. Hidup Naruto  sangatlah tragis, mungkin yang tidak 'buta' akan melihatnya dengan miris.

"Haahhh" Naruto menghela nafas lagi. Kepalanya menunduk, mengamati bagaimana kedua kakinya bergerak dengan malas. Batinnya bergemuruh, panas dan seperti ingin meledak. Tapi ia masih punya logika untuk tidak sembarangan meninju orang, atau dampaknya ia sendiri yang akan dibalas.

"Well, Uzumaki Naruto~. Kau terlihat lebih buruk dari sebelumnya. Aa~h, aku tahu, Sasuke menolakmu mentah mentahkan? Bagaimana perasaanmu?" Langkahnya terhenti, empat orang gadis ini selalu saja menghadangnya saat berjalan. Sok sibuk dengan menghinanya atau mengatainya tidak perlu. Sesekali juga ikut mengayun tangan, menyiksanya sedikit sebelum ia hancur dihajar yang lain. Bahkan setelah Sasuke dicium Toneri pun, mereka masih datang padanya. Keh, bikin urat sabarnya putus saja.
"..." Kedua buku jemari Naruto mengepal erat, terlihat sekali jika ia tengah menahan diri.

"Kenapa? Kau diam saja, berarti sakit sekali bukan." Tanpa peduli kondisi Naruto, mereka tertawa, tawa jelek khas seorang antagonis dalam drama. Dan itu sukses membuat Naruto mati matian meredam amarahnya, geraman pelanpun sudah terdengar dari belah bibirnya yang terkantub rapat. Seumur-umur, ia belum pernah sebuntung ini memikirkan nasipnya, oh yeah, ini menyangkut Toneri. Rasa nyamannya dekat dengan Toneri itu selayaknya candu bagi Naruto, jadi ia merasa tak rela bila pria itu diambil orang lain, bahkan Sasuke sekalipun.
"Menyingkir." Desisnya ketika gadis gadis di depannya mulai mencemooh dirinya.

Mereka tersentak kaget, merasa asing dengan suara rendah Naruto yang tegas. Ada rasa gundah dalam hati mereka, tapi segera hilang saat Naruto sama sekali tak bereaksi.
"Hah? Apa katamu? Well, kau mulai berani rupanya. Asik juga." Salah satu dari mereka menyahut. Dan lainnya tertawa meremehkan.

Sebelum tangan tangan mereka maju, Naruto telah lebih dulu bergerak. Kemarahannya telah sampai di ubun-ubun, penuhnya pikiran membuat ia tak lagi memikirkan dampak yang akan ia terima. Ditambah lagi perasaannya campur aduk, ia butuh pelampiasan. Pers##an bila ia tambah dibully lagi, ia pasrah. Tapi sebelum itu biarkan ia menggila sejenak.

"Aaarrrggghhh!! Temeeee!! Dasar penikung gebetan oraaaang!!! Mati kauuu!!!"
"Kyyaaaa!! Jangan gigit hidungku!"
"Kyyaaaa! Kyaaaa!!"
"Ampuuun narutooo~ Jangan menarik rambutku!!"
"Aaahh! Celana dalamkuuu!! Naruto se###!!"

Wow wow wow, saya tak akan menjabarkan itu. Mari kita lewati saja scene ini ya. Hahaha!

.
.
.
Disclaimer : Massashi Kishimoto
Ugly girl by : B Broke
.
.
.

Buah simalakama, perumpamaan yang pas untuk kondisinya saat ini. Berangkat sekolah artinya ia akan menanggung malu luar biasa akibat ciuman paksa yang kemarin ia terima. Dan jika ia membolos maka ibunya pasti bertanya-tanya, atau paling parah ia takkan bisa melihat wajah Naruto. Oww~, ia akan mati jika sampai itu terjadi.

Dan si bajingan Toneri bukannya mengklarifikasi tentang niat tindakannya itu, ia malah menyarankan dirinya mengenakan masker dan kaca mata saat berada di sekolah.
Heh! Bodoh, itulah mengapa pria itu sampai tinggal kelas sebanyak tiga kali berturut-turut. Bukannya malah akan menarik perhatian jika ia mengenakan apapun itulah!
Haahhh, terpaksa saja. Ia akan hadapi rasa malunya sendirian. Dan si bajingan itu sepertinya lebih memilih membolos dari pada kemana-mana dengan masker penutup sariawan di wajah.
Well yeah, itu bukan akibat dari menempelkan bibirnya pada bibir Sasuke ya, Sorry saja, bibir Sasuke itu higenis tidak ada bibit kuman maupun virus penyebab sariawan. pria itu saja yang bodoh, bagaimana mungkin dirinya menghilangkan bekas ciuman dengan sikat cuci baju, kalau bukan tolol apa namanya coba? Biar dower sekalian saja sana! Batin Sasuke kejam.
.

Ugly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang