chapter 7

3.4K 341 22
                                    

.
.
.
Disclaimer : Massashi Kishimoto
Ugly girl by : B Broke
.
.
(Buat chap ini saya akan gunakan sudut pandang Sasuke atau biasanya ditulis 'Sasuke POV'. Dan mungkin hanya chap ini saja)
.
Silahkan dinikmati
.
.

Kelasku dan Naruto yang berbeda membuatku sama sekali tidak bisa melihatnya sepuasku. Kesempatan yang kumiliki untuk dekat dengannya hanya ketika jam istirahat serta makan siang saja. Tapi rasanya aku kesal sekali setiap melihat bocah tinggi berkulit pucat yang terus menempeli gadis kesayanganku itu.

Ada sesuatu yang aneh dengannya, aku tahu beberapa gosip mengenai pria muda itu tapi aku tak begitu memikirkannya. Saat ini yang kupikirkan adalah untuk bisa lebih dekat lagi dengan si dobe. Ah, mengingatnya saja sudah membuatku tersenyum senang, dasar gadis hitam jelek. Dia bahkan mengatai dirinya sendiri jelek, betapa ia sangat rendah diri, jangan-jangan ia tidak tahu, jika wajahnya itu turunan bule.

"Sas, sehat?" Celetuk seorang temanku, yang aku yakini karena melihatku tersenyum sendiri. Ia duduk tepat di sebelah ku dengan kedua tangan memegang beberapa kartu untuk di mainkan. Aku mendengus, bukan karena ia mengganggu pikiranku melainkan karena kartu yang ia lempar lebih besar nilainya dari milikku.
"Yah, tidak juga." Balasku sambil menghela nafas.

Sai kemudian melempar kartu miliknya, menunjukkan gambar waru dan angka 4. Saat ini jam pelajaran kosong, jadi kami gunakan saja untuk bermain kartu. Beberapa gadis terlihat bergerombol, ada yang bergosip,  ada pula yang asik memperhatikan kami bermain kartu. Jangan tanyakan para siswa, karena sebagian besar dari mereka memilih keluar entah kemana.
"Mereka bilang kau berciuman dengan seorang siswi di taman belakang. Apa itu benar?" Sai membuka percakapan, yang kutanggapi dengan mencebikkan bibir, tapi kemudian tertawa saat Neji yang berada di sebelahku memukul bahuku pelan. "Wow, kau bisa sejantan itu rupanya. Keren sekali. Aku pikir kau akan menjomblo, jadi pria impoten selamanya, melihat kau selalu diam saja saat dikerubungi para sasulovers seperti semut." Neji mencibir, ia sedikit mengusak kepalaku keras. Dan kubalas dengan memukul kepalanya, enak saja dia bilang aku impoten.

Aku tidak marah tentu saja, itu adalah cara kami bercanda. Kami bertiga adalah teman yang cukup akrab, biasanya waktu waktu seperti ini kami habiskan untuk mengobrol atau bermain game. See? Aku tidak sedingin itu sampai tak memiliki teman.
"Ya tuhaa~n, chk chk chk. Lihatlah para penggemar mu, Sasuke. Mereka tidak berhenti memotretmu. Aku ingin tahu apa mereka juga mengambil gambarku."

Mendengar ucapan Neji yang terkesan mengeluh itu kulihat Sai terkekeh. Ia melirik sedikit ke arah kami, meletakkan kartunya setelah giliranku selesai dan menatap kumpulan gadis agresif si sudut lain kelas. "Sepertinya mulut Sasuke harus di bungkam. Melihat Sasuke tebar senyum dari tadi, mereka jadi menggila."

O, ow. Itu adalah kode, seperti biasanya punggungku langsung menegak. Kubuang semua kartuku di meja. Aku hampir beranjak untuk menghidar tapi si berengsek Neji telah memiting kedua tanganku, dan menarikku jatuh, secara otomatis aku memekik keras ketika terhuyung dan jatuh di depan Neji. Aku tertawa keras, tentunya bersama kedua temanku ini, sambil sesekali berusaha menghindari tangan Sai yang usil menutup mulutku. Selayaknya kebanyakan orang, aku juga terkadang melakukan hal konyol seperti yang kulakukan saat ini.

Intinya hanya satu, aku tidaklah seperti yang para wanita itu pikirkan. Aku bukan orang cool atau se awesome yang mereka katakan. Wajahku turunan dari ibu, dan tubuhku yang tinggi meski tak setinggi pria aneh teman Naruto adalah hasil turunan dari ayah. Aku pintar, bukan berarti aku jenius. Semua kulakukan dengan usaha, juga doa. Karena di dunia ini, semuanya dibutuhkan kerja keras. Seperti aku yang saat ini bekerja keras mencari cara mendekati Naruto.
.
.

Bel pulang sekolah berbunyi, dengan cepat kubereskan semua peralatan sekolahku.
"Sas, mampir ke warnet?" Sai memawariku, dan kujawab gelengan cepat.
"Heii, jangan mengajak orang yang lagi kasmaran, Sai. Kita berdua saja oke, dadah Sasu- Chan! Salam untuk calon pacarmu!" Neji berengsek, ia dan mulut bancinya. Aku jadi mual melihatnya bertingkah seperti gadis perawan. Meski aku tahu itu hanyalah sebuah candaan.

Ugly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang