#6. Penghasut

44 1 0
                                    

     Aeza sedang latihan mengendalikan air di kolam ikan belakang rumah. Dengan berkonsentrasi dan latihan setiap hari, ia sudah bisa membuat serangan dan pertahanan. Bahkan sudah tingkat dua.

     “Kak Hime, pengendalian air aku udah meningkat nih.”

     “Meningkat gimana?” tanya Hime yang sedang minum es jeruk.

     “Liat nih.”

     Aeza mengarahkan tangannya ke gelas berisi es jeruk. Isi gelas itu seketika membeku. Kemudian membenamkan tangannya ke permukaan kolam, perlahan kolam ikan itu membeku namun hanya di permukaannya saja.

     “Wah, bisa jadi es.” Hime kagum.

     “Iya kak. Kolamnya bisa aja aku bekuin semua, tapi kasian ikannya, hehe.”

     “Liat nih kekuatan gue.”

     Hime meninju udara dan mengeluarkan api yang panjang dari tangannya. Tapi api itu berwarna biru.

     “Kereen. Apinya biru, kak.”

     “Keren kan?”

Di sekolah...

     “Hei.” seorang perempuan memanggil.

     “Ya?” jawab Aeza. Ia merasa dipanggil sekembalinya dari kantin.

     “Aeza kan?”

     “Iya aku. Ada apa?”

     “Bisa ikut sebentar? Ada yang mau ketemu kamu.” dia menarik tangan Aeza.

     “Kenalin, aku Melati. Kelas 11-3.” sapanya dengan senyuman.

     “Kita mau kemana?” tanya Aeza bingung.

     “Ikut aja.”

     Melati mengajaknya menuju atap sekolah yang datar. Disana sudah ada beberapa anak kelas lain tapi ia belum mengenal mereka semua kecuali Rio. Semantara Melati tau, mereka adalah Dark Lord.

     “Aeza.” sapa Rio.

     “Ada apa Rio?”

     “Waktu itu kita berada deket di lokasi jatuhnya batu itu dan dapet kekuatan ajaib. Gue denger, lo bisa mengendalikan air ya?”

     “Iya, bener.”

     “Kita semua punya kekuatan ajaib disini. Dan lo mau gak gabung sama kita. Kalo mau ajak kakak lo juga.”

     “Gabung untuk apa?”

     “Kita akan menguasai sekolah ini.” Rio membentangkan tangannya.

     Aeza melihat gelagat aneh dari mereka semua, dan tujuan mereka semua jahat.

     “Ka...kayaknya aku nggak bisa. Maaf, Rio.” Aeza perlahan mundur.

     “Aeza kenapa? Udah gabung sama kita aja.” cegah Melati.

     “Maaf, aku gak bisa.” Aeza kabur dari sana.

     “Kok gak nempel sih?” Melati bingung dalam hatinya. Sedari mengajaknya keatas, ia terus memegang punggung Aeza dengan maksud ia tidak akan bisa kabur karena tubuhnya merekat pada tangan Melati. Tetapi sesaat setelah diajaknya, Aeza sudah melindungi dirinya dengan lapisan air yang sangat tipis seperti embun di sekujur tubuhnya. Kini sekarang tangan Melati basah karena lem tak mempan jika terkena air.

     Seketika ada sambaran petir kecil saat Aeza ingin menuju pintu keluar menuju bawah. Tangan kanannya sedikit tersambar petir yang ditembakkan Putra saat Aeza memegang gagang pintu.

Mazna X Adara [Air Dan Api] (Completed)Where stories live. Discover now