#11. Perang Dimulai

18 1 0
                                    

     “Kamu udah disini. Maaf ya, lama gak nunggunya?” tanya Anggrek saat menghampiri Aeza di taman dekat rumahnya.

     “Ah, nggak kok. Ayo langsung ke rumahmu aja.” ajak Aeza.

     “Ayo.”

     Mereka sampai rumah Anggrek setelah lima menit berjalan.

     “Oh ini. Bagus juga.”

     “Namanya juga rumah baru. Hehe.”

     “Makasih ya udah boleh main kerumah kamu.” ucap Aeza.

     “Iya. Maaf ya. Aku besok sore mau ada acara soalnya.” jawab Anggrek.

     “Gapapa. Besok aku juga ada.”

     “Hati-hati ya.”

     Aeza berbalik badan, begitu juga Anggrek. Acara sebenarnya untuk besok adalah perang antara kubu mereka yang saling bermusuhan. Namun sampai sekarang mereka masih belum mengetahui satu sama lain.

Esok siang.

     “Udah siap?” tanya Hime.

     “Udah, kak.”

     “Kita kalahkan mereka.” ucap Hime gagah. Mengunci pintu rumah dan gerbangnya menuju tempat berkumpul yang dimaksud Indry di pesan singkatnya.

     Sesampainya disana, mereka sudah berkumpul lengkap. Mengenakan jubah bertudung berwarna putih dengan satu kancing besar di dada kanan.

     “Pake dulu.” Lara memberi mereka berdua yang baru datang itu dua buah jubah yang sudah dilipat.

     “Ya, semuanya udah kumpul disini. Sebentar lagi kita bakalan kesana dan mulai bertarung. Persiapin semuanya.  Demi temen-temen kita.” Indry membuka pembicaraan.

     “Ada yang mau disampaikan?” tanya Indry.

     “Anu. Aku buatin ini untuk kalian.”

     Aeza membuka goody bag berisi air mineral dalam botol sebanyak jumlah mereka dan membaginya.

     “Tadi aku merendam tanganku kedalam air dan melesapkan kekuatanku saat itu. Ini air untuk menyembuhkan luka jika kalian terluka, tinggal siram atau minum aja. Seperti yang kalian tau kalo kekuatan air aku bisa untuk menyembuhkan, setidaknya hanya penghilang rasa sakit dan bisa menutup luka luar.” Aeza menjelaskan.

     “Dengan begini persiapan kita udah selesai. Sekarang kita hening sejenak untuk berdoa.”

     “Doa selesai.” ucap Indry sepuluh detik kemudian.

     Di tempat lain disaat yang bersamaan. Rio dan anggotanya sudah berkumpul di markas. Mereka mengenakan jubah yang sama namun berwarna hitam, kecuali Anggrek. Ia tetap pada jubah lamanya yang tak karuan bagian bawah dan topi khas penyihir.

     “AYO.” Indry dan Rio mengucapkannya disaat yang bersamaan dan memimpin di barisan depan.

     Kelompok Indry berjalan ke lokasi dengan ekspresi datar, dan Lily dengan tatapan cemas. Hari ini ia harus berhadapan dengan sahabatnya.

     Di kelompok Rio juga berjalan ke lokasi, Yudi mengembangkan sayap hitam besarnya dan terbang. Anggrek dengan sapu terbangnya mulai terbang menjauh ke belakang sambil memakan cemilan manis dan membawa satu liter susu kotak. Mawar dengan ekspresi datar seperti biasa, dan Melati dengan ekspresi senyum menusuknya seperti karakter yandere sambil memainkan butterfly knife sesekali.

     Kelompok Indry sudah sampai lebih dulu di tempat yang akan menjadi medan pertempuran. Tanah gersang dan meretak yang sangat luas, dihiasi siang menjelang sore dengan langit berwarna oranye merah berawan dan kabut tipis.

Mazna X Adara [Air Dan Api] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang