LIFE. 00 : PROLOG

61 1 0
                                    


"Hei rasakan ini~"

"Ahaha! Tidak kenaa!! Ahaha!!"

Kurasa dunia ini cukup damai. Apa artinya kita sudah menjalankan tugas kita dengan sempurna? Lalu, untuk apa kita sekarang. Tak ada yang lebih kuinginkan dari pada mati. Mungkin memang begitu... dunia ini cukup damai... 'kurasa'. Tetapi mungkin juga tidak. Memang sejak awal ada yang aneh disini.

TI-

Aah... suara detik jam tertahan. Kurasa aku mulai terbiasa mendengarnya. Tidak aneh jika aku begini bukan? Setidaknya aku ingin mengemosikan kekosonganku saat ini. Rasanya mulai menyakitkan saat aku memikirkannya, lalu aku akan tak bisa berhenti memikirkannya.

TI-

Akhirnya aku hanya bisa mendengar suara detik jam yang tertahan itu. menunggu sampai suara detikkannya benar benar sempurna. Menunggunya, aku pun hanya menatap segerombolan anak sedang main kejar kejaran.

"Ahaha~ sekarang kau jaga!"

"Ceeh! Terima ini!!"

Mereka terus tertawa. Padahal disini adalah tempat kumuh. Tak terawat. Mereka hanya anak jalanan. Tetapi mereka tetap bisa bermain dan tertawa. Apa memang selalu begitu? Aku ingin memberitahu seseorang ada yang aneh disini.

"Hei anak anak! Berhenti bermain! Kalian harus membantu ibu membuat makanan, untuk kita makan dan jual lho. Semakin hari dagangan kita semakin menurun. Leih baik kalian bersemangat bukan hanya untuk bermain, tetapi untuk mencari uang juga."

Seorang ibu sedang membuat kue jajanan di dekat rumah gubuk dekat dengan tong sampah umum. Tak aneh jika baunya tak sedap. Anak anak itu segera selesai bermain dan mempertahankan senyumnya. Mereka pun membantu ibu itu membuat dagangannya.

TI-

"Baiklah! Kalau begitu aku akan berjuang. Aku ingin bersekolah, tidak hanya para bangsawan dan orang kaya saja yang bersekolah! Aku akan menunjukkan kepada mereka yang meledekku miskin bahwa aku ini bisa bersekolah! Dan aku akan menempati 'king of sword!'"

Seorang anak heboh membuat sebuah impian dan diberitahukannya kepada sekelilingnya. Dia berkata seakan itu akan terjadi satu jam lagi. Bodoh sekali. Tetapi anehnya anak disekitarnya malah ikut senang dengan impian itu, dan tak banyak yang membuat impian yang sama dengan anak itu.

"Ya... tapi banyak 'king of sword' jadi agak menakutkan ya. Bahkan 'Major Arcana' pun jadi menakutkan. Semuanya hanya berperang perang dan perang. Aku tak mau mati."

TI-

Ya.. semuanya hanya akan mati... tidak aneh. Karena kalian hidup, kalian harus mati. Itu peraturan yang mutlak. Bahkan aku pun tak bisa membantahnya.

TI-

"Tenang saja. Aku akan menjadi 'King of Sword' yang baik! Dan bahkan aku akan menjadi 'Major Arcana!' bagaimana! Kita harus banyak berusaha agar tidak diremehkan oleh yang lain!"

""Ya!""

TI-

Sungguh... mereka itu kekanak kanakan. Mereka memang anak anak sih. Tetapi aku muak melihatnya. Sudah berapa kali aku melihat anak laki laki bermimpi... semuanya... memuakkan. KALIAN PIKIR DUNIA INI DAMAI HAH!!

TIK!

Akhirnya... suara detik jantung itu sempurna berdengung di telingaku. Tak ada yang bisa kulakukan, selain mengekpresikan kemarahanku, kebencianku, kesedihanku, kesakitanku, keputus asaanku, keletihanku, kedendamanku. Semuanya mengalir begitu saja. Tanpa bisa kukontrol.

Tetapi entah kenapa rasanya begitu melegakan. Sangat lega. Akhirnya aku bisa melakukan apa yang biasanya tak bisa kulakukan, walau hal itu hal yang taboo. Hal ini ada baiknya kok. Seperti menangis, memang tak ada gunanya. Tetapi dapat menenangkan dirimu. Itu sangat baik untukmu. Jika tidak, tuhan pasti tak akan membuatkan sebuah tangisan di dunia ini.

Ketika aku menghela nafas. Mendapatkan kesadaranku lagi, semuanya sudah berakhir menjadi merah. Suara detik jam itu sudah hilang. Aku tahu darimana asal detik jam itu, yang membuat semuanya menjadi merah. Aku sangat tau apa itu. dan aku tak bisa menahannya.

Pemandangan darah di jalanan dengan berbagai macam kulit, organ, dan daging manusia berserakan begitu saja mengundang para gagak untuk bertamu. Bahkan tak kusadari para gagak itu sudah mengitari langit di atas kepalaku.

'Tidak apa apa, ini hal yang biasa terjadi'. Aku ingin menyangkal perkataan itu, tetapi tidak bisa. Memang ada yang salah disini. Tidak hanya aku, bahkan dunia dan semua isinya. Aku pun meninggalkan tempat itu dengan senyum hangat yang terlumuri darah.

Dunia ini, akan segera kuakhiri.

ENDLESS CARD WORLD : NEVER ENDINGWhere stories live. Discover now