LIFE. 06 : PERANG YANG DINANTIKAN (PART 1)

4 1 0
                                    

"Hei, bolehkah aku bertanya padamu, Erio."

"Silahkan." Sudah kuduga rasa ingin tahunya sangat besar, bukan artinya aku membencinya sih tapi jika ia terus memberikanku sebuah pertanyaan rasanya agak mengganggu.

"Kau ini, tidak berbohong bahwa kau ini adalah Major Arcana kan?" dia terdengar gemetaran. Tidak aneh jika kau ketakutan dengan sosok Major Arcana.

"Aku mengatakan sebuah kebenaran." Kembali menunduk ke semak semak, aku sedang mengamati sekitar. Suara gerumuh daun daun yang saling bertubrukan terdengar lembut di telingaku.

"Lalu... kenapa aku harus ada di sini?"

Ya? Jika aku mempunyai cara lain, aku tidak akan duduk duduk disini. Pandanganku gelap... kapan mulai pagi ya? Akhirnya aku meninggalkan Kota Luminalake, dan pergi ke sebuah perjalanan penuh dengan rumput yang bergoyang terkena angin. Karena banyak angin yang menghembus, aku harus membuat penghalang kembali agar tidak terbawa angin. Kutukan kartuku cukup membuatku kerepotan.

Setelah aku menyeret gelandangan ini di sisi gelap Luminalake, aku akan membuat rencana yang cukup hebat terlintas di kepalaku sehingga kurasa rencana itu akan sangat menguntungkan untukku. Hyaa... tapi sayang juga ya, Minor Arcana of Swordnya jelek... Three of Sword. Ya, lebih baik daripada menjadi orang yang pada umumnya yaitu Two of Sword.

Kuharap membawa gelandangan ini bersamaku adalah suatu hal yang benar. Aku akan memberikan kalian fakta yang baru saja kuketahui tadi tentang gelandangan ini. Ternyata dia sudah berumur 19 tahun! Muda sekali... katanya sudah menjadi gelandangan selama tiga tahun karena orang tuanya dihukum eksekusi oleh sang penguasa kerajaannya 'Jugement'. Tidak salah lagi, itu pasti Clarentin.

Sebenarnya dia adalah pemuda yang sederhana dan baik, Karena kehilangan orang tuanya itulah dia tidak lagi mempunyai tepat bernaung dan harus menjadi gelandangan dengan paksa. Lagi pula di dunia ini banyak yang terlahirkan, tentu saja kematian pun harus banyak. Tugas Major Arcana pun utamanya adalah membunuh, tidak aneh ditelingaku mendengar 'kematian'.

Rambut gelandangan ini berwarna hijau terang dan panjang gumpal tidak terawat terus sangat berminyak! Ew... jangankan orang lain, aku saja merasakan jijik padanya. Sudah berapa lama dia tidak membersihkan rambutnya, panjang rambutnya sepinggang tidak terurus dan kotor. Bahkan sempat kukira rambutnya yang berwarna hijau itu lumut, ternyata bukan.

Seperti gelandangan pada umumnya, dia jarang mandi. Karena itu tubuhnya sangat kotor bersama dengan jamur yang tumbuh. Baunya pun menyengat di hidungku sehingga sejak pertama kali aku bertemu dengannya, aku membuat sebuah hembusan angin yang menghembus bau tubuhnya menjauh dari hidungku. Berkat itu aku tidak merasa terganggu dengan keberadaan dirinya. Bahkan dia pun cukup heran kenapa aku bisa dekat dengannya, sepertinya dia tidak tahu aku memakai sedikit kekuatanku.

Bajunya memang sederhana seperti gelandangan pada umumnya yang dapat kau pikirkan. Aah... dia tidak mempunyai alas kaki mau pun pakaian dalam. Hanya dengan celananya yang besar dan bajunya yang kotor itu dia terus ia pakai untuk hidup sambil menggaruk kulitnya yang gatal terkena jamur. Aah... aku mengerti bagaimana rasa gatal itu, tenanglah.

Pendirian dan kepribadian dari pria ini cukup bagus, aku memujinya. Kita memang tidak boleh menilai sesuatu dari sampulnya. Mungkin itu adalah salah satu alasanku untuk membawanya bersamaku, tetapi sebenarnya ada alasan yang kebih penting. Saat ini alasanku itu, 'rahasia'.

Terus membuat senyum lembut yang membuat otot wajahku mengeras sendiri. Sebenarnya aku tersenyum seperti ini sudah kebiasaan, bisa dibilang juga bahwa aku tersenyum memang oleh ototku sendiri tanpa sadar membuat sebuah senyuman bukan oleh perintahku sendiri. Hebat bukan? Aku tersenyum dan membuat sebuah kebahagiaan untuk orang orang setiap saat.

ENDLESS CARD WORLD : NEVER ENDINGWhere stories live. Discover now