LIFE. 05 : BENTURAN CAHAYA DAN KEGELAPAN (part 3)

6 1 0
                                    

Kami sudah ada di markas para ksatria. Kuharap kami menemukan ksatria bajingan yang telah membuatku kesal tadi. Ya, saat ini kurasa aku akan membiarkannya mati. Aku tidak punya rasa empati lagi, apa karena malapetakanya sampai padaku.

Lagi pula manusia lain saling membunuh, mungkin tidak apa apa aku membunuh satu ksatria ini. Dia telah membuat Erio kesusahan dan abhkan aku jengkel juga padanya. Dia sudah memenuhi syarat untuk mati bagiku, itulah yang kupikirkan. Jahatnya... kenapa aku bisa berpikir seperti itu.

Kami sempat berargumen... kita akan kemana untuk mencari targetnya. Setelah mendapatkan keputusan, kami lebih memilih ke markas para ksatria dulu, tempatnya para ksatria dan induk ksatria yang dapat melahirkan ksatria lain... itu adalah di markas ksatria. Tempat ebrkumpulnya ksatria jadi mungkin dia akan ada di sini.

"Hei! Apa ksatria yang bagian punggung armournya yang penyok? Itukah ciri ciri orang yang kita cari selama ini?" berbisik dengan tenang Adiwijaya menempatkan mulutnya di telingaku.

Kami sudah berada di markas musuh, dan terdapat banyak penjaga disini dengan senjatanya yang memang berkualitas tinggi. Para ksatria dari Redgrand memang tidak bisa diremehkan. Mereka mempunyai pandai besi dan persenjataan yang kuat.

Para penjaga dengan wajah seriusnya pergi berlalu lalang di lorong ini. Mereka tetap tidak menyadari keberadaan kami. Hebat sekali sihir Adiwijaya. Aku harap aku bisa melakukan sihir ini juga, baiklah... saat ada waktu mungkin aku akan minta diajari cara memakai sihir ini.

Lorong yang cukup luas karena dibanjiri oleh para ksatria yang tengah berlalu lalang dan sempat berlarian di koridor ini. Mungkin karena ada sebuah malapetaka jadi mereka sedang menenangkan para masyarakat dan sempat kewalahan. Keributan di sana sini.

"Ya, carilah ksatria dengan punggung armourya yang penyok." Jelasku sambil berbisik agar tidak ketahuan oleh orang lain.

Di lorong bangunan ini, kami hanya lewat lewat begitu saja dengan santai. Terdapat banyak pintu dan ruangan yang berisikan ruangan ruangan yang mempunyai kegunaannya sendiri. Aku baru pertama kali melihat tempat seperti ini. Terdapat ruang senjata, istirahat, kantin, toilet, ruangan berlatih, ruangan untuk para pemimpin, dan lain lain. aku tidak terlalu memperhatikan ksatrianya.

Para ksatria disini terlihat sama dengan armour yang kuat dan seragam yang dipakai setiap ksatria yang ada di sini, tidak ada perbedaan di armour mereka. Sangat susah untuk mencari target kita disini. Hawanya pun disini agak menyeramkan dan mencengkam ya? Aku lebih memperhatikan bagaimana tempat ini.

"Kalau begitu, sebenarnya... di ruangan baru saja kita lewati beberapa menit yang lalu. Tempat ruangan khusus coordinator tadi, aku melihat ada seorang ksatria dengan armour yang penyok di bagian punggungnya." Dengan datar Adiwijaya menunggu respondku.

"Heh!!" kenapa dia tidak bilang dari tadi? Dengan datarnya dia tetap tidak bergeming dan hanya memperhatikanku saja.

Tergesa gesa aku berjalan menuju ruangan yang khusus untuk coordinator perang tadi yang sempat kulewati. Pintunya terbuka... aku bisa melihat isinya tanpa harus mengintip. Terdapat seorang penjaga di pintunya untuk menjaga keamanan. Ini karena aku kurang fokus mencari target yang kucari sehingga aku lengah dan tidak tahu dimana ksatria itu.

Benar saja, ada seorang ksatria dengan punggung penyok di armournya. Apa yang dia lakukan disini? Dengan raut wajah ketakutan, ksatria itu berbicara dengan lantang sambil berlutut di lantai dengan salah seorang pria tampan yang terlihat angkuh dan berwibawa dengan mengangkat kepalanya saat diajak berbicara. Siapa dia?

"Kumohon! Percayalah! Kita harus cepat cepat memberitahunya pada Raja bahwa terdapat seorang gadis yang tidak bisa dideteksi bahwa dia tidak mempunyai kartu. Tidak ada tanda Status Card atau pun tanda kartu remi! Dia ini monster!" dengan lagak mencoba meyakinkan, tergesa gesa dia terlihat panic. dia ini sedang membicarakanku bukan? Sialan... mengatakan aku ini monster padahal aku sudah seimut ini.

ENDLESS CARD WORLD : NEVER ENDINGWhere stories live. Discover now