ATMOSFER ANEH TERHIRUP OLEHKU (part 2)

10 1 0
                                    

Berdiam diri takut jatuh. Dengan rambut dan baju yang basah, aku memegang erat sisik naga itu dengan tegang. Aku takut jatuh atau mempermalukan diriku sendiri lagi seperti kemarin. Dan yang aneh adalah... aku sendirian disini di atas kepala naga, tetapi Erio dan Adiwijaya malah berdempetan menjauhi diriku tepat dibelakang agak jauh 5 meter. Kepala naga ini cukup luas juga.

"Kenapa kalian malah berjauhan seperti itu?" protesku dengan pipi mengembang aku kesal kepada laki laki yang ada di sini, semuanya sinting.

"Tenanglah Lola, kami hanya menghindari bajumu dan tubuhmu yang basah, jadi kami agak berjauhan." Adiwijaya menungkas pertanyaanku. Hei, Erio tadi jatuh di sungai, dia seharusnya basah juga. Kenapa dia bisa kering seketika?

"Yang benar saja, memangnya harus sampai berjauhan seperti ini ya? Jika ingin membuatku kering lebih baik diam dulu disini sebentar saja bisa kan?" mengeluh, kurasa aku mulai kedinginan. Aku tidak mau bepergian secara mendadak, setidaknya aku ingin berdandan dulu seperti gadis lainnya.

"Lola, kau tahu saat naik naga ini, angin akan meniupmu dengan sangat kencang. Kurasa itu itu yang akan mengeringkan tubuhmu lebih cepat, percayalah padaku." Erio tersenyum memberikanku penjelasannya. Aku tahu, tetapi yang ingin kuketahui adalah bagaimana kau bisa kering secepat itu sedangkan aku tidak.

"Apakah itu saja alasan kenapa kalian begitu sangat jauh dibelakangku? Kalian bahkan berdempetan!" meninggikan suara aku semakin jengkel kepada mereka berdua. Dasar! Homo! Gay! Pecinta sesame jenis! Ya... laki laki ganteng selalu melirik ke laki laki lagi. Menjijikan.

"Sebenarnya... aku ini Major Arcana Temperance." Agak pelan, Erio menatapku dengan ceria.

"Lalu?" apa dia memang selalu tersenyum kepada siapa saja, dalam kondisi apa saja. Memangnya apaan sih itu, apa aku harus kaget? Erio menatapku agak kaget, kok malah dia yang kaget ya?

"Aku punya resiko dalam tubuhku jika aku menjadi Major Arcana lho. Aku akan mendapatkan sebuah resiko yang semua 'Penjaga' rasakan. Aku tidak punya berat badan! Sungguh... tubuhku bagaikan selembar kertas. Jadi... jika ada sebuah angin yang menghembusku, aku langsung wuuusshh hanyut melayang, bukan terbang." Ooh... waktu saat melayang menuju ke rumah berkayu itu dari pohon besar itu, kami pun melayang. Tadi saat ia turun dari naga itu pun dia terlihat seperti... kertas yang dijatuhkan? Manusia kertas. Uugh, tetapi entah kenapa 'tidak mempunyai berat badan' terdengar menjengkelkan.

"Baiklah... akan kumaafkan kau, tetapi kenapa Adiwijaya pun ikut berada di dekatmu?"

"Aku hanya tidak ingin membuat rambut putihku atau bajuku tertimpa angin tidak karuan, tidak nyaman. Lebih baik aku mendekati Erio yang memasang penghalang angin jadi tidak akan ada yang tertiup angin begitu saja. Erio menetralkan angin di sekitarnya sehingga tidak ada yang mendekatinya dengan cara menghalau semua angin yang mendekatinya ke arah lain." jelas padat dan singkat dengan mengacungkan telunjuknya ke atas, dia menguliahiku.

"Cih, kalau begitu terbang saja sana Erio! Aku benci kamu! Nanti rambutku akan berantakan juga bukan..." membuang muka pada kedua pria itu, aku melipat tanganku dan mengangkat keatas daguku untuk mengartikan bahwa aku ini marah.

"Ahaha... tenanglah Lola. Saat kita sampai di kota Redgrand, kita akan jalan jalan berdua denganku. Bagaimana? Kita beli baju bagus~ kau bosan dengan pakaian pasien yang sedang sakit itu. kita pun akan pergi ke tempat kecantikan, jadi tidak apa apa. Sebut saja ini kencan!" dengan suara lantang dia menenangkanku, aku tetap tidak mau melihatnya. Eh? Dia menyebut kencan dengan lantang kan! Aku tak salah dengar.

"Kencan? Uum... mau bagaimana lagi, ini karena kau memintanya ya. Aku hanya mengikutimu saja." Kyaaah! Aku mau aku mauuu~ beli baju baru hah? Aku akan memilih baju yang imut untuk tubuhku! Dan aku ingin pita rambut!

ENDLESS CARD WORLD : NEVER ENDINGWhere stories live. Discover now